KabariNews – Setiap orang ingin sehat. Meski begitu kesibukan pekerjaan membuat kita kadang lalai memperhatikan kesehatan. Tantangan terbesar menciptakan gaya hidup sehat datang dari diri sendiri. Jansen Ongko, Konsultan Gizi mengedukasi pentingnya menciptakan gaya hidup sehat.

Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Pola hidup sehat ini juga bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol, dan ragam penyakit lainnya.

ATUR POLA

Dalam menciptakan gaya hidup, bukan hanya mengatur pola makan saja, melainkan juga perlu mengatur pola olahraga dan istirahat.

Menurut Jansen Ongko, MSc,RD, Konsultan Gizi bahwa untuk pola makan bukan hanya seberapa banyak (kuantitas) makanan yang dikonsumsi, melainkan juga kualitas makanan. “Dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur, minimal 3-5 porsi dalam sehari. Selain itu makanlah sayur dan buah yang berwarna-warni,” terang Jansen yang ditemui Kabari di Fitness Embassy, Cibulan, Jakarta Selatan.

Lanjut Jansen, dengan mengonsumsi makanan yang berwarna-warni, semakin banyak vitamin dan mineral yang diperoleh. Bukan hanya itu saja, kandungan fitonutrisi juga semakin banyak yang diperoleh tubuh. Hal ini dikarenakan setiap warna pada buah dan sayur memiliki kandungan yang berbeda-beda.

Selain meningkatkan mengonsumsi buah dan sayur, membatasi konsumsi makanan olahan/makanan instan serta lemak trans/lemak terhidrogenasi juga sangat penting dalam menjalankan diet sehat.

Untuk menjalani pola hidup sehat, bukan hanya dengan pengaturan pola makan saja, melainkan juga harus rutin melakukan olahraga. “Titik beratnya bukan pada jenis olahraga tertentu, namun pada kontinuitas. Olahraga yang dianjurkan adalah 3 kali dalam seminggu, selama 30 menit,” kata Jansen yang saat ditemui Kabari tampil rapi dengan setelan jas warna hitam ini.

Hal penting lainnya untuk menciptakan pola hidup sehat adalah istirahat. Istirahat yang dianjurkan adalah 6-8 jam dalam sehari dengan kualitas yang baik. “Yang utama adalah kualitas tidur. Contohnya lebih baik tidur dari jam 10 sampai 4 pagi, dibanding tidur dari jam 3 sampai 10 pagi,” ucap pria yang meraih Magister Ilmu Keolahragaan ini.

Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dibutuhkan asupan yang cukup secara berkala untuk mengganti cairan tubuh yang terus berkurang setiap waktu. Walau belum ada penelitian yang dapat memastikan berapa asupan cairan tubuh, setidaknya penuhi asupan air dengan cara mengalikan bobot badan dalam kilogram dengan 30.

“Sebagai contoh, Anda dengan bobot badan 70 kg disarankan memenuhi 2,1 liter air dalam sehari. Bagi yang aktif berolahraga sebaiknya memperoleh asupan cairan lebih banyak agar terhindar dari dehidrasi,” ucap Jansen.

TERENDAH

Jansen mengatakan bahwa konsumsi daging sapi orang Indonesia hanya 2,2 kg per kapita/tahun. Termasuk masih rendah dibandingkan dengan negara-negara serumpun. “Singapura dan Malaysia sebanyak 15 kg per kapita/tahun,” terangnya.

Tak hanya daging, konsumsi buah dan sayuran per kapita orang Indonesia hanya sebesar 34,55 kg/tahun dan 40,35 kg/tahun. Jauh di bawah rekomendasi Food Agriculture Organization (FAO) sebesar 73 kg/kapita/tahun.

Dalam Jurnal Gizi dan Pangan terungkap bahwa anak Indonesia hanya mengonsumsi setengah dari porsi serat yang dianjurkan, dan konsumsi serat anak di kota lebih rendah daripada di pedesaan.

World Health Organization (WHO) juga memperlihatkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur hanya sebanyak 2,5 porsi per hari, dimana anjuran konsumsi serat 5 porsi sehari.

Fakta kurangnya konsumsi yang merata pada anak-anak maupun orang dewasa di Indonesia ini menunjukkan pada kebiasaan kurang konsumsi serat yang dimulai sejak usia dini. Padahal pengenalan buah dan sayur pada usia dini akan memberikan manfaat positif bagi perilaku konsumsi buah dan sayur pada usia dewasa.

Diakui Jansen, tantangan utama dalam menciptakan pola hidup sehat adalah komitmen diri dan wawasan yang baik. “Diperlukan komitmen yang tinggi dari diri sendiri. Komitmen ini meliputi komitmen untuk melakukan perubahan pola makan, komitmen untuk rutin melakukan olahraga dan komitmen untuk istirahat secara teratur. Selain komitmen, wawasan juga wajib untuk terus ditingkatkan agar tidak termakan informasi yang salah,” pungkasnya. (Kabari 1009)