Stem cell—disebut
sebagai sel tunas, sel punca atau sel batang—merupakan sel induk yang
dapat menghasilkan dua ratusan lebih sel lain yang dapat menggantikan,
memperbaiki atau memperbaharui beberapa bagian tubuh manusia yang
rusak. Sel ini belum terdiferensiasi, atau bahasa mudahnya sel murni
sehingga masih bisa menjadi sel yang membentuk organ apapun.

Kemampuan
bertransplantasi inilah yang menurut para peneliti sangat bermanfaat.
Penelitian sudah berjalan sejak tahun 1960 dan dilakukan oleh ilmuwan
asal Kanada, Ernest A. McCulloh dan James E. Till. Tujuan mereka,
selain untuk riset kesehatan sekaligus penemuan baru yang mereka harap
akan terus dikembangkan oleh generasi selanjutnya.

Secercah Harapan

Para peneliti percaya bahwa pengembangan stem cell
dapat mengobati beragam penyakit degeneratif, seperti kanker,
parkinson, alzheimer, kerusakan syaraf belakang, diabetes, stroke,
jantung dan ginjal. Serta luka bakar. Bahkan bisa lebih banyak lagi
penyakit yang dapat diupayakan penyembuhannya. Lepas dari pro dan
kontra, stem cell merupakan salah satu penemuan teknologi yang menurut para peneliti medis di Amerika akan terus dikembangkan.

Ramainya perkembangan riset stem cell dimulai awal tahun 90-an. Para ilmuwan medis berharap banyak pada kemajuan riset dan teknolgi pengembangan stem cell.
Apalagi berdasarkan penelitian, regenerasi sel ini tanpa efek samping.
Meski belum sepenuhnya berhasil karena beberapa sel memiliki kemampuan
regenerasi terbatas.

Pembuahan in vitro merupakan yang paling sukses untuk pengembangan stem cell ini tapi tentu saja dengan menggunakan embrio manusia. Para Ilmuwan mengungkapkan selain dari embrio, stem cell dapat diambil dari sumsum tulang belakang manusia dan kulit manusia.

Seperti
hasil penelitian tahun 2007 yang dilakukan dua ilmuwan dari Kyoto
University, Jepang, Shinya Yamanaka dan Kazutoshi Takahashi.
Berbarengan dengan James Thomson yang mengabarkan bahwa mereka telah
berhasil mengembangkan beragam sel somatik dari sel kulit manusia.
Kabar ini cukup menggembirakan karena diharapkan tidak lagi tergantung
pada pemanfaatan sel dari pembiakan embrio.

Sejauh ini
masih dipikirkan soal menggunakan sel kulit manusia untuk upaya
pengobatan sakit jantung, hati atau ginjal, karena belum tentu bisa
semua ditransplantasi dan tanpa penolakan sistem kekebalan tubuh
manusia.

Menurut David Scadden, peneliti dari Harvard
Medical School, Boston, ini merupakan terobosan baru yang diasumsikan
dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat. Sedangkan Ronald Green, ethicist
dari Dartmouth College, New Hampshire, berkomentar, “Teknik yang baru,
jika mudah beradaptasi ke sel manusia, akan menjadi salah satu cara
mengakhiri perdebatan.”

Namun Dr. Jaenisch dari UCLA, LA, yakin masalah tingkat penolakan tubuh terhadap stem cell akan terus berkurang dan pada waktunya tubuh mampu menerima seratus persen.

Belakangan ini semakin berkembang riset stem cell
dari gigi bayi yang sudah tanggal serta darah tali pusat bayi yang baru
lahir. Paling tidak, ini adalah suatu harapan, tidak hanya berpatokan
pada embrio saja.

Mendulang Sukses

Michael J. Fox adalah salah satu yang percaya akan kesuksesan stem cell.
“Barangkali saya akan terus hidup dari belas kasihan istri dan
anak-anak serta keluarga tanpa pengobatan dari stem cell ini,” komentar
aktor yang menderita parkinson selama belasan tahun ini. Bersama Nancy
Reagan, mereka termasuk aktivitis pendukung pengembangan teknologi stem cell untuk pengobatan manusia.

Claudio Castillo (31), berbulan-bulan menderita penyakit sesak nafas karena tubercolosis sampai akhirnya setuju melakukan transplantasi trakea dengan proses stem cell.
Tahun lalu, Claudia yang berasal Columbia, berhasil menjalani
transplantasi saluran nafas dari donor sel epitel pasien yang telah
meninggal yang kemudian dilapis oleh stem cell dewasa dari sumsum
tulang belakang milik Claudia sendiri. Tak ada masalah adaptasi dan
komplikasi. Dan kini Claudia hidup normal tanpa tergantung obat-obatan
lagi.

Begitu juga dengan Alex Kassorla, gadis kecil umur 7
tahun ini mengalami cedera syaraf tulang belakang pada umur 3 tahun.
Dia diperkirakan tak bisa lagi berjalan dan seumur hidupnya akan
menggunakan kursi roda. Tapi dengan cara medis ini, dirinya dapat
menggapai mimpinya menjalani kehidupan normal.

Dibukanya Bank Stem Cell

Dengan makin ramainya pengembangan teknologi ini, maka muncullah beberapa bank stem cell. Cryo-Cell International merupakan salah satu bank stem cell di Oldsmar, Florida. Selain itu ada StemLifeLine di California, NeoStem Inc. di New York, serta BioEden Inc. di Austin, Texas.

Mereka
tentunya telah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan, seperti
StemLifeLine yang diresmikan tahun 2005 dan pada tahun 2007 telah
menerima persetujuan untuk jaringan bank berlisensi dari California Department of Health Services.

Masing-masing menggunakan cara berbeda dalam pengembangan teknologi stem cell. StemLifeLine menggunakan sisa embrio dari klinik kesuburan, NeoStem menggunakan adult stem cell, BioEden menggunakan gigi bayi yang tanggal dan Cryo-Cell menggunakan tali pusat bayi.

Riset
di atas sampai sekarang masih terus dikembangkan agar lebih banyak lagi
penyakit yang dapat disembuhkan dan lebih merata lagi pengembangannya,
tidak hanya digunakan untuk kalangan terbatas, seperti pada teknologi stem cell dari gigi dan jaringan darah bayi. Teknologi itu hanya dapat ditransplantasikan antar keluarga saja.

Masalah
bagaimana prosesnya dan harga, sangat bervariasi. Prosesnya bisa
singkat atau bahkan berhari-hari untuk penelitian selnya, penyimpanan
serta transplantasi. Untuk harga, mulai dari $200 sampai $7.000-an
untuk biaya transplantasi.

Sedangkan biaya tahunan untuk penyimpanan stem cell
itu bisa mencapai $90-$700-an, tergantung banknya. Untuk biaya
pembayaran para pendonor, misalnya gigi bayi yang tanggal, tergantung
kondisi. Untuk pendonor gigi bayi, BioEden akan memberikan $100 per
gigi. Tapi sekali lagi, para ahli medis mengingatkan, harus berpikir
dua kali untuk menjalani teknologi stem cell, bukan hanya
karena biaya tapi juga bagaimana menggunakan teknologi ini secara tepat
agar hasilnya memuaskan dan benar-benar tanpa efek samping. (riana)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33124

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Main Story lainnya, Klik disini

Untuk Tanya Jawab tentang Artikel ini, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Kesehatan