KabariNews – Dalam bahasa Inggris ‘babysitter’ berarti seorang yang mengasuh/bertanggung jawab sementara terhadap anak sewaktu orang tuanya tidak berada ditempat. Sedangkan seorang preschool teacher adalah seorang pendidik yang terus menerus mengamati perkembangan psikis dan motorik anak. Perkembangan motorik mencakup berlari atau melompat. Sementara psikis meliputi kemampuan keterampilan seperti memotong, menggambar, dan menulis. Di dalamnya juga termasuk intelektualitas dan socio-emotional anak tersebut Pengamatan terhadap anak dicatat dan dievaluasi. Setiap tiga bulan si pendidik melakukan temu wicara dengan orang tua si anak untuk membahas berbagai masalah. Dengan demikian orang tua dan pendidik sepakat akan pertumbuhan anak tersebut sesuai dengan umurnya. Apabila terdapat kelainan dalam perkembangan anak itu, pendidik akan menganjurkan orangtua untuk berkonsultasi dengan seorang ahli.

Pendidik harus sudah menyelesaikan di perguruan tinggi pelajaran-pelajaran berikut:

  1. Ilmu Perkembangan Anak yang mencakup perkembangan fisik, intelektual dan sosio-emotional anak dari konsepsi sampai anak berumur delapan tahun.
  2. Kurikulum yang berbasis tentang lingkungan dan kegiatan anak. Lingkungan adalah tempat dimana anak bermain, berfantasi, bergurau, bertanya, bereksplorasi dan belajar. Lingkungan harus bersih, nyaman, aman dan khusus untuk anak. Lingkungan harus memiliki perabotan dan alat yang mudah dipakai dan dicapai oleh anak tanpa pertolongan orang dewasa. Isi kegiatan anak harus direncanakan dan harus cocok dengan umur dan perkembangannya. Dengan demikian bagi si anak, ia akan mudah menerima instruksi dan berkembang.
  3. Hubungan Keluarga, kondisi keluarga dapat menjadi gambaran kebiasaan anak. Kebiasaan keluarga berbeda-beda, apalagi di masyarakat majemuk seperti sekarang. Pendidik harus paham situasi ini supaya tidak ada ‘bias’. Tanyalah keluarga tentang kebiasaan anak setiap hari. Anak akan merasa nyaman dikelasnya apabila dia sudah terbiasa dengan lingkungan itu. Contoh, seorang anak India berusia tiga tahun menangis terus menerus ketika ibunya meninggalkannya di kelas. Begitu sang guru memutar lagu-lagu India, anak itu berhenti menangis dan mulai menyelidiki lingkunganya.
  4. Ilmu komunikasi, ilmu ini mengajarkan pendidik untuk memilih kata dan kalimat yang dapat dipahami anak. Setelah mendapat kepercayaan anak, pendidik memupuk hubungan baik dengan anak itu dengan komunikasi yang positif. Komunikasi positif memakai kata kata yang mendorong seperti, “Peganglah tangan temanmu baik baik”. Bukan “Jangan sorong menyorong”. Dalam memberi perintah, Sebaiknya kata ’Jangan’ tidak dipakai. Pilihlah kalimat singkat dengan kata yang sederhana. Karena anak berumur tiga sampai dengan lima tahun memahami hanya apa yang dilihat dan didengar, maka yang dibicarakan bukanlah hal hal yang abstrak dan berbelit-belit. Anak juga senang dengan kalimat dengan kata kata yang bersamaan bunyi atau kata-kata yang diulang. Seperti nyanyian ini: Kamu bernyanyi; aku bernyanyi; kita bernyanyi bersama. Aku bersiul;kamu bersiul;kita bersiul bersama. Sedangkan apabila seorang anak karena sesuatu hal tidak mau mendengarkan kata apapun, maka pendidik harus menempatkan anak tersebut ke sudut yang nyaman, jauh dari temannya agar dia dapat ketenangan. Berilah penjelasan, alasan dan akibat dari perbuatannya. Dengan demikian anak diberi kesempatan untuk berpikir dan memilih. Di usia yang sangat muda janganlah anak dipermalukan. Karena hal ini akan menghilangkan rasa harga dirinya. Setiap kata harus menopang, mendorong dan menghormati.
  5. Pendidik juga harus mendapat latihan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) dan Pertolongan Pertama. Latihan untuk ini dilakukan dua tahun sekali karena sertifikat berlaku hanya untuk waktu tersebut. Anak-anak berumur dua setengah sampai dengan lima tahun dimasukkan ke Prasekolah karena kedua orang tuanya bekerja atau perlu sedikit waktu luang untuk dirinya sendiri. Sekolah ini mempunyai tenaga pendidik yang berdedikasi terhadap perkembang anak. Perbandingan guru anak ialah 1: 6 sehingga kebutuhan setiap anak diketahui. Sekolah menyediakan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan anak. Ada tempat bermain, membaca, menulis, menggambar, berfantasi, memasak, mengeekplorasi dan berkreasi. Dalam melakukan aktivitas ini anak tersebut berhubungan dengan teman seumurnya. Mereka berasosiasi dan belajar menjalin hubungan. Menguasai emosi diri dan memakai strategi yang menghasilkan persahabatan, adalah basis untuk perkembangan kehidupan bermasyarakat anak kelak. Prasekolah adalah jembatan ke Taman Kanak-kanak dan sekolah dasar. Anak Prasekolah sudah dilatih untuk menghadapi hal-hal disekolah berikutnya sehingga persentase anak ini putus sekolah dikemudian hari sangat rendah. Dia senang sekolah dan tidak canggung lagi menghadapi pelajarannya.