Jika pada suatu kali anda berkesempatan ke Yogyakarta, jangan
kaget bila melihat kuda berpopok di jalan Malioboro. Usaha yang
dilakukan pemilik andong dan Pemerintah Daerah Yogyakarta ini ditujukan
semata untuk kenyamanan bersama.

Sudah lama pemerintah daerah mewacanakan popok bagi andong yang
beroperasi di jalan Malioboro. Pemikiran ini berangkat dari keluhan
karena bau kencing kuda yang tak sedap di sepanjang jalan yang dipenuhi
wisatawan dalam dan luar negeri ini. Karena itulah muncul gagasan untuk
memberi popok menampung kencing kuda andong Malioboro.

“Hampir setahun kami membahas wacana pemberian popok untuk kuda
penarik andong ini dengan dinas terkait, seperti Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan,” kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Kimpraswil) Kota Yogyakarta, Toto Suroto.

Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran
Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan
poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Banyak simbol Yogyakarta terdapat di Malioboro. Beberapa obyek
bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogya, Gedung
Agung, Stasiun Tugu, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen
Serangan Oemoem 1 Maret, maupun pusat oleh-oleh Mirota.

Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang
menjajakan kerajinan khas Yogya dan warung-warung lesehan di malam hari
yang menjual makanan gudeg. Jalan ini juga terkenal sebagai tempat
berkumpulnya para seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan
mereka seperti bermain musik, melukis dan lain-lain. Sehingga banyak
wisatawan yang tak melewatkan mengunjunginya. Dan menikmati jalan ini
dengan andong menimbulkan sensasi tersendiri.

Popok untuk kuda tersebut merupakan pengembangan dari program memberi
tempat penampung kotoran kuda yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Sebelumnya Pemerintah Daerah telah melakukan program itu. Tempat
penampung kotoran kuda yang diberikan tersebut belum efektif untuk
menampung kencing kuda, dan baru efektif untuk menampung kotoran padat
kuda.

Para pemilik dan kusir andong di Malioboro mengaku tak masalah dengan
kegiatan pemberian popok ini. Selama ini yang mereka miliki hanya bisa
menampung kotoran padat kuda. Sedangkan kencing kuda memang masih
menjadi masalah. “Kalau kotoran padat sudah bisa tertampung di tempat
penampungan kotoran yang dipasang di belakang kuda, tetapi untuk kencing
belum bisa,” kata Edi Broto, seorang kusir andong Malioboro.

Kotoran padat kuda yang tertampung dalam penampung akan dibawa pulang
untuk menjadi pupuk. “Biasanya pemilik kuda juga memiliki lahan
pertanian,”kata Edi.

Namun pemberian popok untuk kuda ini hanya bisa dilakukan pada kuda
betina saja dan bukan pada kuda jantan. Untuk kuda jantan sang pemilik
biasanya sudah bisa mengetahui bila sang kuda akan kencing, sehingga
dapat menyiapkan tempat khusus. Tak ada perbedaan kekuatan antara kuda
betina dan kuda jantan dalam menarik andong.
(Indah)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37379

Untuk

melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________

Supported

by :