KabariNews – ‘Mozaik kain batik yang terbakar, kenangan dan harapan Anne dari sisa kain batik Pasar Klewer’

Kebakaran yang terjadi di Pasar Klewer, Solo pada akhir tahun 2014 lalu tak hanya meninggalkan kepedihan bagi para pedagang dan pengerajin batik saja, tapi juga desainer kebaya kenamaan Indonesia Anne Avantie, yang mengaku terpukul dan sedih. Bagi Anne Avantie Pasar Klewer adalah saksi sejarah dimana ia membangun karir sekaligus embiro yang menjadikan Anne Avantie seperti sekarang ini.

“Pasar Klewer adalah masa kecil, embrio dari Anne Avantie sendiri. Sehingga pada saat itu ketika terbakar saya juga merasa ikut memiliki,” ujar Anne pekan lalu di perhelatan Indonesia Fashion Week 2015, Jakarta.

Malam itu, Anne mengungkapkan keprihatinannya melalui peragaan busana yang diberi tajuk ‘Pasar Klewer Riwayatmoe Kini’. Perancang yang kerap tampil dengan sanggul dan bunga kamboja itu ingin menampilkan sisi lain dari karya ciptaannya. “Karya saya kali ini sebagai wujud keprihatinan dan membawa makna betapa Pasar Klewer bermakna besar dalam kehidupan saya” paparnya.

DSC_0826Awalnya, Anne meminta para pemulung untuk mengambil sisa-sisa potongan kain batik yang terbakar di Pasar Klewer, bahkan dia pun ikut terjun langsung menyusuri pasar. “Saya terjun langsung ke Pasar Klewer, saya melihat bagaimana sisa kain-kain yang terbakar itu. Saya bertemu dengan para pedagangnya langsung. Melangkahkan kaki menuju puing-puing, menemukan banyak kain-kain batik menangis terbakar. Saya merasakan detak jantung dan getar kalbu. Merasakan kesedihan yang mendalam atas kebakaran yang menimpa Pasar Klewer” ungkapnya sedih.

Lewat tangan dingin Anne Avantie terciptalah puluhan koleksi dari kain-kain sisa kebakaran Pasar Klewer. Dari puing kain-kain batik, Anne menyulapnya menjadi busana yang luar biasa indah. Meski dibuat dari sisa kain yang rusak serta motif dan potongan yang berbeda-beda, Anne tetap menampilkan busana elegan pada material bahan tule sehingga nampak mewah dan bernilai seni tinggi. “Saya menemukan inspirasi dan semangat dari potongan-potongan kain batik yang terbakar di bawah puing-puing reruntuhan. Ini persembahan saya untuk Indonesia” kata wanita kelahiran Solo 20 Mei 1969 itu.

DSCF7099Menampilkan 20 koleksi dari kain sisa kebakaran, Anne memukau para pengunjung IFW 2015 dengan karyanya yang indah dan original. Diakui Anne, karyanya kali ini agak berbeda dari biasanya. Untuk warna pun Anne tidak terlalu banyak merubahnya. Batik dibiarkan tetap seperti aslinya. “Ini karya yang berbeda, ada aura seksi ready to wear. Berbeda dari Anne Avantie biasanya. Mozaik kain batik yang terbakar. Warnanya murni dari batik yang terbakar, sogan cokelat merah,” ungkapnya.

Menurut Anne, koleksinya kali ini adalah wujudnya membangun citra dan keteladanan untuk dunia fashion nasional. Karenanya, koleksinya kali ini bukan untuk dijual, melainkan untuk membangun citra dan berupaya menginspirasi publik melalui karyanya. “Ini sebuah bahasa cinta melalui seni. Sehingga, tidak bisa ditangkap ketika kita tidak punya cinta dan tidak punya seni,” ungkap perancang kebaya yang telah 25 tahun berkarya untuk Indonesia ini.

Pagelaran busana tersebut berlangsung cukup spektakuler dibalut dengan tata lampu yang dramatis dan videografi yang bercerita tentang kilas balik Pasar Klewer. Pada akhir pertunjukan, sang perancang disambut meriah oleh para penonton. Peragaan busana Anne Avantie diakhiri dengan lantunan lagu “Badai Pasti Berlalu”, seiring membawa harapan bagi keberlangsungan Pasar Klewer pada masa mendatang.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/75512

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

intero

 

 

 

 

kabari store pic 1