Nenek moyangku seorang pelaut

Gemar mengayuh di tepi pantai

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa

Demikian lirik lagu yang sering kita dengar dan nyanyikan saat kecil.

Bukan lantaran punya nenek moyang seorang pelaut, atau lantaran banyaknya laut di negara kita, hingga membuat banyak warga Indonesia yang bekerja di kapal-kapal pesiar di Amerika. Melainkan sulitnya mendapatkan pekerjaan di tanah air, yang angka lapangan kerja tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja setiap tahunnya.

Para pekerja di kapal pesiar punya berbagai macam alasan yang membawa mereka merantau hingga ke negeri Paman Sam ini. Antara lain karena tergiur gaji besar, ingin mengumpulkan modal, hingga mencoba mencari peruntungan lainnya (seperti jodoh).

Berbeda dengan mereka yang bekerja di darat, para pekerja di kapal pesiar hanya memiliki ijin di darat beberapa hari. Lantaran visa kerjanya hanya berlaku di laut. Mereka juga setiap 3 bulan sekali harus lapor ke pihak imigrasi yang umumnya datang ke kapal untuk mendapat cap pada I-95 nya.

Para pekerja hanya dibekali kartu identitas dan I-95 saja. Sedang paspor ditahan oleh perusahaan sebagai jaminan.

Kapal Pesiar

Tingkatan/Kasta

Tidak hanya di Hindu yang mengenal kasta, tapi di kapal pesiar juga mempunyai struktur kasta. Kasta terendah adalah crew. Umumnya mereka yang termasuk di tingkatan ini mendapat gaji yang kecil, namun mereka bisa mendapat tips yang jauh lebih besar dari gajinya. Tips ini mereka dapat pada setiap cruise.

Sistem tips ini bergantung pada pelayanan mereka terhadap penumpang kapal dan juga para staf kapal. Mereka yang termasuk dalam crew mendapat kebijakan-kebijakan yang berbeda dengan tingkatan lainnya. Seperti ruang makan yang berbeda, kabin yang berbeda (1 kamar mandi untuk beberapa kabin alias kamar mandi luar). Mereka juga umumnya harus membeli seragam untuk kerja mereka dari kocek mereka sendiri.

Sedang di atas crew adalah staf. Berbeda dengan crew, staf memiliki fasilitas lebih. Mulai dari kamar mandi di dalam kabin, punya crew yang setiap hari membersihkan kamar dan mencuci seragam, gaji tetap (di atas $1,000) plus bonus, ruang makan yang berbeda, hingga seragam kerja gratis (tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan).

Lalu tingkat paling atas adalah staff captain. Mereka punya kabin yang langit-langitnya lebih tinggi dan lebih luas, fasilitas bathtub, gaji yang sangat tinggi, crew yang setiap hari membersihkan kamar dan mencuci seragam, ruang makan yang berbeda, hingga seragam kerja gratis dan bergengsi.

Kapal Pesiar

Tenaga Kerja Indonesia

Kebanyakan para pekerja asal Indonesia paling tinggi di tingkat staf dan paling banyak di tingkat crew. Tingkat staf captain umumnya hanya orang-orang Eropa (mayoritas asal Italia).

Pada tingkat crew, pekerja kita bersaing dengan pekerja asal Filipina & India yang menjadi mayoritas pekerja di kapal pesiar.

Kalau boleh jujur, para pekerja kita sangat bisa diandalkan dari segi kejujuran dan pekerja keras. Tapi sayangnya, entah mengapa, jarang sekali yang dipromosi untuk naik ke tingkat staf. Hingga kebanyakan kepala departemennya adalah asal Filipina atau India.

Padahal beberapa dari mereka pernah menjabat posisi lebih menarik saat bekerja di tanah air. Mereka juga lulusan D3 Perhotelan, umumnya. Namun, pengalaman kerja dan ijazah bukan jaminan mendapat posisi yang baik di kapal pesiar.

Ragam Pekerjaan

Di dalam kapal pesiar, segala fasilitas yang bisa memanjakan para penumpangnya disediakan. Mulai dari pelayanan kabin penumpang (dua kali dibersihkan setiap hari), laundry, bar, kasino, kolam renang, restoran, diskotik, arcade, ruang pertemuan, toko suvenir, perpustakaan, klinik kesehatan & kecantikan, fitness, kolam renang, spa & sauna, lapangan basket, driving court, dan lain lain.

Sehingga tak heran bila jumlah pekerjanya bisa mencapai 200 lebih, sedang penumpangnya bisa mencapai 2000 lebih.

Setiap pekerja di kapal harus melewati beberapa training khusus. Mulai dari training sesuai posisinya di kapal, hingga harus lulus kelas dasar keselamatan, dan training-training lainnya. Setiap kali lulus training, para pekerja mendapat sertifikat.

Bila kita melihat film Titanic yang diperankan oleh Mas Leonardo Dicaprio dan Mbak Kate Winslet, terlihat rumitnya ruangan-ruangan di sebuah kapal pesiar. Belum lagi tangga darurat, lorong-lorong, dan sebagainya. Demikian juga dengan kapal pesiar saat ini. Setiap pekerja harus mengenal semua itu dengan baik. Terutama tempat para penumpang berkumpul yang dibagi berdasar sesinya dan tangga-tangga darurat.

Para pekerja juga harus tahu ruangan-ruangan agar bila sewaktu-waktu ditanya tamu, mereka bisa menunjukkan jalan dan mengantar tamu ke sana.

Kapal Pesiar

Kecelakaan

Bencana yang paling ditakutkan bila Aanda sedang berlayar dengan kapal pesiar adalah kebakaran. Sejak ada sistem navigasi yang semakin canggih, kecelakaan macam menabrak karang/bongkahan es macam di Titanic sangat kecil. Oleh sebab itu setiap kapal pesiar mempunyai aturan-aturan khusus yang dapat menjamin penekanan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran.

Mulai dari menyediakan area khusus bagi mereka (penumpang dan pekerja) yang merokok, juga menyediakan tim pemadam kebakaran & tim penyelamat yang dilatih.

Setiap kali kapal sampai di pelabuhan, para pekerja dan penumpang harus melalui pelatihan keselamatan ini alias boat drill. Setiap bulan pun para pekerja harus mengikuti pelatihan keselamatan tanpa mengikutsertakan penumpang. Mengikuti boat drill adalah wajib. Hal ini sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan laut secara internasional.

Penumpang

Kebanyakan penumpang sebuah kapal pesiar adalah orang Amerika. Namun tak jarang pula penumpangnya asal Eropa hingga Asia. Beberapa dari mereka tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik. Hal ini yang membuat para pekerja diambil dari berbagai negara. Agar bisa membantu mereka yang tidak bisa berbahasa Inggris.

Boleh dibilang penumpang asal Indonesia jarang sekali dibanding penumpang asal Filipina dan India yang setiap cruise pasti ada. Itu juga barangkali yang menyebabkan jumlah pekerja asal Filipina dan India lebih banyak di setiap perusahaan kapal pesiar.

Tak jarang penumpang sakit akibat goyangan ombak atau kecelakaan akibat kelalaian (jatuh, terkilir, mabuk), hingga terkena serangan jantung. Namun jangan khawatir, karena setiap kapal pesiar mempunyai fasilitas infirmary. Obat untuk mabuk laut hingga aspirin disediakan 24 jam secara gratis.

Pekerja

Selain acara-acara yang dibuat untuk aktifitas para penumpang, acara juga dibuat untuk para crew kapal. Mulai dari crew monthly party hingga kompetisi antar crew, seperti pertandingan bola, catur, dan lain-lain.

Hal ini dibuat agar para crew bisa lebih mengenal satu sama lain. Acara-acara ini juga tak jarang menjadi ajang cari jodoh. Maklum, peraturan perusahaan melarang crew mempunyai hubungan khusus dengan tamu, namun tidak menutup kemungkinan mendapat jodoh sesama crew member.

Kapal Pesiar

Tak jarang yang akhirnya menikah dan sama-sama bekerja di kapal. Perusahaan biasanya memberikan fasilitas berupa potongan harga khusus untuk crew mereka yang menikah di kapal. Pasangan juga bisa meminta couple cabin. Bahkan disediakan alat kontrasepsi bagi pasangan/pekerja dalam keadaan darurat secara gratis.

Berbeda dengan bekerja di darat, para pekerja di laut harus terbiasa dengan ombak. Sehingga saat mereka harus membawa peralatan/perlengkapan berat maupun ringan harus lebih berhati-hati. Terutama bagi mereka yang berhubungan dengan barang pecah belah, panas, hingga listrik.

Bila Anda tertarik bekerja di kapal pesiar, selain harus terbiasa dengan ombak, juga harus terbiasa dengan berbagi. Maklum, untuk tingkat crew dan staf harus berbagi kabin (1 kabin umumnya untuk 2 orang). Sehingga privasi semakin menyempit. Bila Anda butuh waktu untuk menyendiri, sebaiknya ditahan hingga mendapat liburan.

Berhubung bekerja di kapal pesiar berarti tidak ada libur. Waktu pengangkutan dan penurunan penumpang tidak lebih dari 6 jam. Umumnya waktu senggang saat di pelabuhan dipakai untuk belanja bulanan atau mencari makanan.

Jenis kontrak kerja pun berbeda-beda, sesuai dengan musim. Umumnya 6 bulan kerja. Namun tak jarang pula yang bekerja hingga 8 bulan bila kontrak habis saat liburan tiba (high season), atau berhubung banyak pekerja yang belum kembali dari liburannya, dll. Tak jarang pula yang minta lebih dari 8 bulan. Namun, sesungguhnya masa kerja yang paling ideal adalah 6 bulan.

Seperti yang dikatakan oleh beberapa pekerja di sebuah kapal pesiar, jangan pernah takabur saat bekerja di kapal. Maklum, banyak cobaan. Tak jarang dari pekerja yang boros membelanjakan gajinya hingga mereka terus menerus terikat bekerja di kapal tanpa hasil yang pasti.

Sesungguhnya, apapun dan dimana pun kita bekerja, asalkan bisa membawa diri dan tidak lupa pada tujuan awal, maka keberhasilan ada digenggaman tangan kita. Sebagian besar pekerja di kapal pesiar bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun tak sedikit pula yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya. Semua tergantung pada diri kita masing-masing. (Teks & Foto:StefannyImelda

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32352

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket