Badan
Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menetapkan program bernama Agribusiness Market and Support Activity
(AMARTA II) sebagai bentuk komitmen AS terhadap Indonesia untuk memajukan
ketahanan pangan Indonesia.

Program senilai US $ 15 juta selama lima tahun ini akan menitikberatkan pada peningkatan
produksi komoditas bernilai tinggi seperti cokelat, kopi, dan tanaman
hortikultura, perluasan akses kredit bagi wilayah pedesaan, dan dukungan
reformasi peraturan yang memihak pada petani. Program AMARTA II akan lebih
memperluas jenis kegiatan dan kerja sama antara Amerika Serikat dan Indonesia
di bidang pertanian dan ketahanan pangan.

“Selain program AMARTA II, Pemerintah AS juga meningkatkan dukungan bagi
produksi pertanian dan perikanan yang berkesinambungan, mendorong investasi
sektor swasta sekaligus melestarikan sumber daya alam, mendekatkan hubungan
antara bidang pertanian dan perguruan tinggi, dan meningkatkan perdagangan
bilateral produk-produk pertanian. Upaya-upaya ini menjadi komponen inti dalam
kemitraan komprehensif
AS-Indonesia,” ungkap keterangan pers yang disampaikan Kedutaan Besar AS
untuk Indonesia, di Jakarta, minggu lalu.

AS juga bekerja sama dengan Indonesia untuk mengatasi ketahanan pangan melalui
perikanan. Laut memainkan peran yang sangat penting dalam ketahanan pangan Indonesia.
Program-program AS berfokus pada meningkatkan kesinambungan melalui perencanaan
dan pengelolaan kelautan yang bertanggung jawab pada tingkat lokal, menambah
persediaan pangan yang berasal dari perikanan Indonesia, dan meningkatkan
pemasukan bagi masyarakat miskin di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

“Prakarsa penelitian dan pendidikan pertanian di Indonesia mencakup
dukungan AS bagi pembentukan Pusat Penelitian Pertanian Lanjutan di Indonesia
yang akan terhubung dengan lembaga-lembaga penelitian pertanian di AS,”
tuturnya.

Di samping itu, program beasiswa pertanian dari USAID senilai USD 1 juta juga
akan memberikan kesempatan bagi warga Indonesia yang berbakat untuk belajar di
perguruan tinggi di AS dan memperoleh gelar tingkat lanjut di bidang ilmu
pertanian.

Program Bioteknologi Pertanian USAID
senilai USD1,5 juta selama tiga tahun membangun kemitraan antara
lembaga-lembaga AS dan Indonesia untuk memperkenalkan teknologi-teknologi baru
seperti varietas beras diperkaya beta
carotene
dan kentang dan tomat yang tahan virus. Program ini juga
mempromosikan teknik pengendalian hama terpadu berbiaya rendah untuk
meningkatkan produksi pertanian dan mata pencarian di pedesaan.

Program Cochran and Borlaug Fellowship
Departemen Pertanian AS terus mendukung pengembangan sumber daya manusia di
Indonesia di bidang pangan dan pertanian dengan memilih orang terbaik (fellows) untuk berangkat ke Amerika
Serikat dan mengikuti program-program pendidikan dan penelitian jangka pendek.
Sebuah program Departemen Luar Negeri AS akan terus mendukung sejumah pembicara
mengenai teknologi pertanian dan perikanan termasuk di bidang bioteknologi, dan
dilaksanakan bekerjasama dengan Winrock International dan para pakar dari Dewan
Pengembangan Pertanian Indonesia (A/D/C).

Perdagangan pertanian merupakan komponen yang sangat penting dalam ketahanan
pangan. “Amerika Serikat dan Indonesia telah menetapkan tujuan untuk
meraih USD10 miliar dari perdagangan pertanian, perikanan, dan produk-produk
kehutanan pada 2014. Dengan mencapai tujuan ini, maka kesempatan kerja dan
dukungan pemasukan bagi kedua negara akan semakin luas,” tuntasnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37867

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :