Saat rentetan bencana menguncang Indonesia, slogan “Pray for
Indonesia” mendadak seperti menjadi slogan nasional. Padahal ini bukan
slogan pemerintah. Slogan ini ciptaan dua anak muda asal Solo yang
hobinya desain.

Adalah Arthur Garincha Arsono dan Indria Ratu Patimasang, kedua
pemuda tersebut merupakan penggagas ide munculnya slogan tersebut Pada
Mei 2010. Arthur adalah mahasiswa semester III Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosil dan Politik Universitas Sebelas Maret, Solo, yang aktif dalam komunitas breakdance. Sedangkan Ratu adalah seorang Public Relation
(PR) di sebuah perusahaan balon udara di Bali.

“Awalnya, kami hanya
membuat desain kaos dengan slogan tersebut hanya karena semata-mata hobi
kami yang suka mendesain. Ternyata lama-kelamaan slogan tersebut kami
rasa bermakna, maka kami mulai mengumpulkan teman-teman untuk menbuat
sebuah gerakan,” ungkap Arthur kepada wartawan awal November lalu.

Kemudian fanspage di situs jejaring sosial Facebook pun mulai
dibuat. Saat awal-awal pembentukannya, baru ada sekitar 600-an anggota.
Sejak adanya kejadian alam tsunami di Mentawai dan meletusnya Gunung
Merapi, anggota meningkat drastis menjadi 18 ribuan.

Ada pula account
di Twitter yang mengatasnamakan “Pray for Indonesia”. Namun ia mengaku
bukan admin yang membuat. Banyak pihak juga yang kemudian menggunakan
nama tersebut. Menanggapi tentang banyak pihak yang mengklaim nama ini,
Arthur mengaku tidak mengambil pusing. Sebab ia dan Ratu Patimasang
memang hanya berniat membantu, bukan mencari royalti. “Asalkan memiliki
niat baik, saya rasa hal itu tidak masalah. Karena kami memang fokus
untuk bersosial saja,” ujarnya.

“Pray For Indonesia”yang sebelumnya hanyalah bentuk keprihatinan
Arthur dan Ratu, kini menjadi sebuah gerakan sosial yang cukup masif.
Sejumlah media, baik cetak maupun elekronik seringkali menggunakan
slogan “Pray For Indonesia” dalam menayangkan liputan bencana.

Alhasil, slogan “Pray For Indonesia”bergaung ke berbagai penjuru Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.

Saat ini, logo “Pray For Indonesia” ada beberapa versi, termasuk
salah satu versi yang cukup dikenal orang, yakni bergambar Burung Garuda
dengan pita hitam. Arthur mengaku bukan ia yang membuatnya, karena logo
yang selama ini ia buat adalah siluet orang sedang berdoa dengan
tulisan “Pray For Better Indonesia”. Soal itu, ia juga tak mau
mempersoalkan mengenai hak cipta, “Sebenarnya saya ingin mengetahui
siapa kreatornya karena ia secara tidak langsung telah turut peduli
dengan “Pray for Indonesia”.Yang saya maksud peduli di sini bukan pada
komunitas ini melainkan pada orang-orang yang yang ingin kita kasihi
bersama,” paparnya.

Bagi Arthur “Pray For Indonesia” ternyata memiliki makna yang
dalam. Arthur menuturkan, saat sesuatu menimpa sesama kita, hal pertama
yang paling bisa dan paling sederhana kita lakukan adalah berdoa.
Ungkapan lewat doa dapat dikirimkan kepada siapa saja tanpa mengenal
waktu dan latar belakang. ( Yayat )

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35901

Untuk
melihat artikel Utama lainnya, Klik
di sini

Klik
di sini
untuk Forum Tanya Jawab


Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported
by :