Indonesia sudah memasuki musim hujan, ancaman banjir selalu mengintip. Di Jakarta banjir bahkan terjadi setiap musim hujan. Di lima wilayah Jakarta, semuanya dipastikan memiliki titik-titik banjir yang mengkhawatirkan. Hampir tidak ada satu kotadmaya pun yang bebas banjir.  Setiap musim hujan tiba, masyarakat selalu diperingatkan mengenai bahaya banjir. Tapi bencana banjir tetap saja terjadi dan memakan korban.

Ditilik dari penyebabnya, banjir terjadi karena 3 aspek :

 

1. Lingkungan

 

Kerusakan lingkungan amat mempengaruhi terjadinya banjir. Jenis-jenis kerusakan lingkungan dapat bermacam-macam seperti kali atau sungai yang seharusnya menjadi tempat mengalir air dipenuhi sampah, daerah aliran sungai yang seharusnya steril, banyak didiami oleh gubuk-gubuk liar, kemudian lahan terbuka hijau tempat menangkap air hujan keberadaannya sudah kurang.

 

2. Pola Hidup

Pola hidup berkaitan langsung dengan kerusakan lingkungan yang terjadi, kerusakan lingkungan terjadi karena pola hidup masyarakat yang tidak bersih atau tidak pro lingkungan. Prilaku membuang sampah atau menebang pohon salah satu contohnya.

 

3. Sistem

Kadangkala meski pola hidup dan lingkungan yang sudah baik tetapi tidak ditunjang denagan sistem yang baik pula akan menjadi sia-sia. Misalnya sistem drainase, sistem pemantuan debit air, sistem kelola air, sistem manajemen menghadapi banjir. Sistem ini memegang peranan cukup penting dalam mengatasi banjir. Hukuman bagi mereka merusak lingkungan  juga termasuk dari sistem tersebut. Jika sistem ini dilaksanakan dengan baik, tentu pola hidup masayarkat lebih tertib dan lingkungan dapat dijaga.

 

 Berikut ini ada tips-tips menghadapi banjir :

1. Pada saat banjir kita harus segera mungkin mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
2. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena banjir.
3. Mencoba mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan masih memungkinkan untuk di seberangi.
4. Hindari berjalan didekat sluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
5. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor kepala desa, Lurah maupun Camat (sumber:bakornas).