One Man Searches For The Truth, One Man fight For Justice. Demikian tagline
film Balibo karya sutradara Robert Connolly. Film produksi Australia
ini dipastikan tak lulus sensor di Indonesia karena dinilai bisa
membuka ‘luka’ lama dan dapat mencederai hubungan bilateral
Indonesia-Australia.

Lantaran tak lulus sensor, film Balibo menjadi film yang hangat
diperbincangkan hangat pada awal Desember lalu. Lembaga Sensor Film
sendiri tak menutup pintu bahwa film itu masih bisa diputar, dengan
catatan diputar di kalangan terbatas.

Pencarian Seorang Wartawan Senior

Film Balibo adalah film thriller politik. Rangkaian peristiwa di dalamnya menurut sutradara Robert Connolly dikonsultasikan kepada sejarawan Dr. Clinton Fernandes. Tentu saja, karena ini sebuah karya film, ada sejumlah penafsiran dari sutradara terhadap fakta sejarah yang ada. Dalam sebuah karya seni, penafsiran sah-sah saja, apalagi jika bisa memperkuat dramaturgi cerita itu sendiri.

Film ini menceritakan perjalanan seorang wartawan senior Australia bernama Roger East ketika mencari keberadaan lima wartawan asing yang hilang saat bertugas di East Timor tahun 1975.

Sebelumnya Roger tak pernah mau tahu soal itu. Tapi seorang pemuda bernama Ramos Horta, pejuang kemerdekaan East Timor, datang padanya dan meminta Roger menjadi Kepala Kantor Berita Timor Leste. Keadaan Timor Leste sendiri saat itu di ambang kehancuran setelah ditinggalkan Portugis. Sementara di sisi lain Indonesia berniat menguasainya.

Roger tak bisa menolak permintaan Ramos ketika diberitahu bahwa ada lima orang wartawan televisi Australia berkebangsaan Australia, Inggris, dan Selandia Baru hilang di East Timor. Insting jurnalis Roger segera terkulik, dia lalu memutuskan melakukan pencarian ke East  Timor.

Misi pencarian ternyata tak berjalan mulus, apalagi Roger berada di daerah konflik. Selain harus tetap fokus pada tujuan misi, dia juga harus bisa melindungi nyawanya sendiri. Situasi East Timor saat itu memang tidak aman, perang atau kerusuhan sosial bisa meletup kapanpun, meski sepanjang perjalanan dia ditemani Ramos Horta bersama sejumlah pasukan milisi.

Detik demi detik menjadi begitu berarti. Sembari berharap kelima wartawan muda itu masih hidup, Roger harus melewati berbagai rintangan yang berat, termasuk ketika diberondong peluru oleh helikopter TNI di sebuah hutan.

Dalam cerita itu, Roger juga melihat langsung kekejaman TNI saat membungihanguskan sebuah Desa. Mayat-mayat bergelimpangan. Darah berceceran. Roger tak tahan, dan nyaris menghentikan misinya. Namun kekecewaannya pada pemerintah Australia yang bersikap bungkam atas kesewenang-wenangan di East Timor, mendorongnya kembali mencari kebenaran.

Film ini juga mencoba menarasikan kepingan peristiwa apa yang sesungguhnya terjadi pada lima wartawan asing itu. Ketika Roger menemukan sebuah fakta atau titik terang, segera narasi film beralih ke peristiwa sesuai pada waktu kejadian.

Dari narasi yang ditampilkan, kelima wartawan muda masing-masing tiga orang dari Channel 9 dan dua orang Channel 7 televisi Australia, sedang mencari berita seputar peralihan kekuasaan di East Timor. Mereka nekat tetap berada di East Timor justru ketika keadaan semakin genting karena kapal-kapal perang Indonesia sudah mendarat di Pelabuhan Timor.

Untuk mendapatkan gambar eksklusif pendaratan tentara-tentara Indonesia di pelabuhan itu, hanya bisa dilakukan di Balibo, sebuah daerah di pinggiran East Timor di mana menjadi titik tolak infiltrasi TNI. Kelimanya nekat berangkat ke Balibo meski pasukan milisi telah  menyarankan agar menghindari daerah rawan itu.

Nasib mereka akhirnya memang harus berakhir di sana. Kelimanya tewas mengenaskan. Dari narasi film digambarkan, Roger hanya menemukan sisa darah kering yang muncrat dari tubuh kelima pemuda yang tak berdosa. Darah itu masih menempel di tembok dan lantai sebuah rumah saat mereka terkepung oleh pasukan TNI.

Tewasnya lima wartawan Australia yang bernama Greg Shackleton, Gary Cunningham, Tony Stewart, Malcolm Rennie, dan Brian Peters, di Balibo pada 16 Oktober 1975 itu kemudian dikenal sebagai  peristiwa “Balibo Five”.

Kontroversi

Film ini dinilai kontroversial, terutama pada adegan proses tewasnya lima wartawan televisi Asutralia itu. Ada beberapa versi bagaimana mereka tewas. Menurut Pemerintah Australia, berdasarkan laporan Tom Sherman, kelimanya gugur dalam suatu konflik bersenjata di Balibo antara Fretilin (kelompok milisi prokemerdekaan) melawan kelompok milisi prointegrasi yang didukung TNI.

Insiden tersebut sempat membuat hubungan Indonesia dengan Australia retak. Pada tahun 2007, Pengadilan Negara Bagian Koroner New South Wales, Australia, memutuskan bahwa TNI terlibat dalam tewasnya wartawan Australia di Balibo pada Oktober 1975.

Sementara Indonesia melalui Departemen Luar Negeri mengatakan lima jurnalis asing tersebut merupakan korban jiwa dalam insiden baku tembak pada 1975. Artinya, tidak ada unsur kesengajaan dari militer Indonesia.

Menurut informasi, Kolonel (Pur) Gatot Purwanto, salah satu saksi sejarah yang ikut bertempur di Balibo saat itu, mengatakan jenazah mereka dibakar jadi abu. Sementara Hendro Subroto, wartawan TVRI yang meliput di sana, menambahkan bahwa abu jenazah itu dibawa ke Jakarta dan dimakamkan di Tanah Kusir, 5 Desember 1975. Pemakaman ini dihadiri Dubes Australia untuk Indonesia  Richard Woolcott.

Gatot juga membantah adegan penyerbuan ke pelabuhan Dili, 7 Desember 1975, yang banyak memakan korban. Dalam film ini, pasukan TNI digambarkan berlaku brutal. Mereka menembaki serta mengeksekusi warga sipil. Gatot mengatakan kejadiannya tidak demikian, pasukan TNI tidak menembaki warga sipil.

Sejak tayang Agustus lalu di Australia, film ini cukup mendapat sambutan masyarakat Australia. Sejumlah penghargaan juga berhasil disabet, salah satunya penghargaan AFI Awards (semacam Academy Awards-nya Australia) yang diraih Anthony LaPaglia lewat aktingnya sebagai Roger East. (yayat)

Sutradara: Robert Connoly
Pemain: Anthony LaPaglia, Oscar Isaac, Damon Gamaeu, Mark
winter, Nathan Phillips, Thomas Wright
Produksi: Film Victoria

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34274

Untuk melihat artikel Film lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :