KabariNews – Berbekal kreatifitas serta ilmu pendidikan yang didapatnya dari bangku kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Desain Produk, radio kayu buatan Singgih Susilo Kartono (40) telah menembus pangsa pasar di luar negeri.

Mulai dari Jepang, daratan Eropa, hingga Amerika, radio kayu buatan pria asal Temanggung, Jawa Tengah, ini dipasarkan.

Selain menembus pasaran luar negeri, radio kayu yang diberi merek Magno ini juga mendapatkan berbagai penghargaan internasional.

Penghargaan yang telah diterima Singgih atas hasil karyanya tersebut diantaranya adalah penghargaan Brit Insurance Design of the Year 2009 di London, penghargaan dari The Design Museum untuk kategori Architecture, Fashion, Furniture, Graphics, Interactive, dan Transport.

Selain itu, radio kayu Magno karya Singgih ini juga telah mengantongi penghargaan sebagai desain terbaik dalam kontes Good Design Award 2008 di Jepang untuk kategori Innovation/Pioneering & Experimental Design, serta segudang penghargaan lainnya telah diraih Singgih dengan radio kayunya tersebut.

Bila dilihat sepintas, radio kayu Magno buatan Singgih mungkin terlihat kuno dan tidak modern. Namun sisi ini lah yang menjadi daya tariknya.

Kerajinan tangan yang biasanya selalu berkutat dengan seni tradisional kini sudah tidak lagi, ditangan Singgih, kerajinan tangan kini telah masuk dalam skala industri elektronik.

Ide Singgih yang dimulai pada tahun 1995 ini juga sekaligus telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga di sekitar bengkel kerjanya.

Di Amerika Serikat saja, dalam sebulannya minimal 250 unit radio buatan Singgih ini terjual. Serta sedikitnya 50 unit radio per bulannya terjual di Jepang dan puluhan lainnya di Eropa.

Menurut Singgih, harga radio buatannya tersebut mencapai US$ 47,5 hingga US$ 80 untuk penjualan di Amerika, 17.500 yen harga jual di Jepang, serta 160-240 euro untuk harga pasaran di Eropa.

Selain penjualan secara langsung, Singgih juga menuturkan, bahwa pada situs-situs penjualan online, harga radio buatannya tersebut dapat dibandrol dengan harga minimal US$ 200 per unitnya.

Dibengkel kerjanya yang diberi nama studio Piranti Works, di Desa Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Singgih kini memperkerjakan  50 orang karyawan dengan jumlah produksi 300 unit per bulan.

Omset yang dihasilkan pun tidak main-main, minimal Rp 750 juta setiap bulannya dapat dikantongi Singgih.

Radio kayu Magno ini dapat digunakan dengan sinyal FM dan AM, serta menggunakan tiga tombol analog dan menggunakan baterai A3 untuk sumber dayanya.

Bahkan di Jepang saja, radio ini dapat menerima saluran TV Analog dari chanel 1 sampai 3.

Keberhasilan Singgih ini pun tidak putus sampai di sini, saat ini radio kayu Magno buatannya tengah ikut berkompetisi untuk memenangkan penghargaan Index Award.

Index Award merupakan salah satu penghargaan bergengsi yang diberikan dari sebuah organisasi di Denmark dibawah naungan HRH The Crown Prince.

Index Award pada awalnya di buat oleh seorang desainer bernama Johan Adam Lindeballe dan Danish.

Tujuannya untuk merek Denmark yang menggunakan desain tradisional untuk menarik wisatawan dan investasi ke Denmark, serta meluncurkan kegiatan budaya utama di Kopenhagen. Belakangan awrd ini menjadi ajang pemilihan desain prestisius tingkat dunia.

Pemilihan pemenang pada Index Award ini akan berlangsung mulai dari 21 Agustus hingga 13 September 2009 mendatang.

Dengan motto Index saat ini adalah dunia Index, yakni Desain untuk meningkatkan hidup. Dari Denmark, Oleh Dunia dan Untuk Dunia.