Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Tjuk Basuki
menegaskan, pembakaran ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan
Affandi, Gejayan, Mrican, Sleman, Jumat dinihari (7/10), bukan aksi
terorisme, melainkan aksi perampokan.

“Pembakaran dan ledakan yang terjadi di ATM tersebut bukanlah
dipicu oleh bom molotov,” kata Brigjen Tjuk Basuki.
Menurutnya, dari hasil penyelidikan sementara dan pemeriksaan
intensif terhadap seorang yang diduga sebagai pelaku pembakaran
diperoleh kesimpulan sementara kejadian tersebut bukan aksi teror
berupa ledakan bom molotov.

“Suara ledakan yang terjadi memang masih diselidiki, apakah
dari dalam mesin ATM yang terbakar atau pintu kaca ruang ATM.
Kejadian ini terbakar dulu baru meledak. Pelaku juga kaget, setelah
membakar kok ada yang meledak. Makanya langsung kabur sebelum
berhasil membawa uangnya,” katanya.

Diduga aksi ini merupakan percobaan pembobolan ATM BRI dengan
modus baru yakni dengan membakar mesin ATM. Polisi masih melakukan
pengejaran terhadap Rn yang berhasil kabur,” katanya.

Ia mengatakan, ditemukannya selebaran ancaman aksi teror yang
tersebar di lokasi, tidak berkaitan dengan aksi pembakaran ATM BRI.
“Selebaran itu juga kami dalami. Itu kan komitmen dari suatu
kelompok atas eksistensi mereka. Memang ada nada-nada yang benci
terhadap pemerintah,” katanya.

Selebaran mengatasnamakan “International Revolutionary Front
– FAI” itu menyatakan, sasaran aksi mereka bukan orang per
orang, tapi institusi seperti korporasi dan lembaga keuangan. Selain
itu, mereka menyebut, aksi ini untuk “penindasan di Papua Barat,
Makassar, Bima, dan Kulonprogo.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37403

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :