KabariNews – Busana pria rancangan Musa cukup unik dan berbeda. Namun, satu yang dapat dipastikan, seluruh kemejanya detail dan dibuat eksklusif, hasil kreativitas tangan-tangan yang terampil.

Setelah 24 tahun menggeluti dunia fashion design di Indonesia, Musa Widyatmodjo meluncurkan lini baru busana pria yang memperkaya koleksi rancangannya dengan label “Musa Widyatmodjo”. Musa Widyatmodjo Menswear ini berusaha menjawab kebutuhan para pria. Garis rancangannya tergambar halus, namun berkarakter, sekaligus unik.

“Puluhan tahun silam, pria masih konvensional dan konservatif. Belakangan mereka memiliki keinginan tampil lebih baik. Hal tersebutlah yang membawa pengaruh berupa perubahan positif ketika para pria mencapai usia matang,” katanya

Dipicu oleh perubahan tren di kalangan pria, serta keinginan untuk mengembangkan kreativitas dalam mengolah busana pria telah mendorong Musa menciptakan hal baru pada busana pria. Dalam proses pembuatannya, kata Musa, bukanlah hal mudah, sebab selama puluhan tahun ia dikenal sebagai desainer busana wanita. Untuk itu dibutuhkan waktu lama dalam mempersiapkannya, termasuk melakukan uji pasar.

“Prosesnya selama lima tahun, mulai dari trial, error, laku atau tidak, bahannya luntur dan lainnya. Itu semua proses, sampai pada akhirnya saya berani untuk bikin fashion show full busana pria,” paparnya.

Menandai hadirnya Musa Widyatmodjo Menswear, sebuah fashion show digelar dan menampilkan puluhan koleksi pada 21 Mei lalu, bersamaan dengan acara Jakarta Fashion & Food Festival di Mal Kelapa Gading. Tahun ini merupakan keduabelas kalinya diselenggarakan dan momentum tersebut digunakan Musa untuk pertama kalinya menggelar fashion show yang berbeda setelah sebelas tahun ia melekat dengan fashion show untuk wanita.

Aneka Motif, Tetapi Tetap Maskulin

Busana Musa WidyatmodjoUntuk rancangan khusus pria ini, Musa memadukan lurik dengan batik, lurik dengan tenun NTT, batik dengan tenun, bahkan ada ‘tabrak’ motif antara lurik, batik dan tenun. Hasilnya, terlihat lebih ekslusif karena padu padan motif dan aplikasinya menghasilkan karya yang eksklusif. Tidak ada yang seragam atau sama antara satu dan kemeja yang lain.

“Tidak perlu takut akan tampil kembaran dengan orang lain saat menghadiri pesta. Saya menciptakan satu dari sekian banyak motif,” katanya.

Pada koleksi pria, Musa memberi aksen tambahan, baik berupa kerah yang dilapis dan diberi sentuhan sulaman pada tepinya, atau pada bagian ujung kemeja. Ia juga bermain dengan olahan padu padan motif serta aplikasi dan hasilnya adalah sebuah karya yang tidak sama antara satu kemeja dengan kemeja lainnya.

Pengolahan material bahan menjadi kekuatan Musa. Ia merancang sedemikian rupa, sehingga meski memanfaatkan aneka motif, kemeja tersebut tetap menonjolkan garis maskulin. “Pengolahan material bahan menjadi kekuatan rancangan. Aneka motif tampil, hasilnya meski terdapat aneka motif, kemeja rancangan saya tetap menonjolkan garis maskulin. Karena pria adalah maskulin,” ungkapnya.

Rancangan pada jas setelan pun dibuat eksklusif. Busana resmi ini dirancang unik pada beberapa bagian, seperti bagian lengan, bahu, kerah dan saku. Musa bereksperimen dengan menambahkan kain tradisional pada suit, sehingga hasilnya cukup unik dan elegan. Untuk celana panjang formal, Musa merancang agak berbeda dengan celana panjang konvensional yang selama ini dikoleksi kaum pria.

“Musa Widyatmodjo menswear ini merupakan dedikasi saya untuk memajukan fashion di Indonesia. Jika Indonesia ingin menjadi kiblat fashion di Asia Tenggara, kita harus mewujudkannya menjadi sebuah karya. Bila kita ditanya dan diminta oleh pelaku industri kreatif untuk menunjukkan karya Anda, nah brand ini kelak yang akan menjawabnya. Saya tahu bahwa saya harus memulainya, dan momen ini bagi saya merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan kepada masyarakat,” ungkap pria kelahiran 13 November 1965 itu.

Harapan Musa, kelak tak hanya wanita yang mengenakan busana eksklusif, tetapi para pria di Indonesia pun dapat memakai busana rancangannya. Lengkap dengan segala kemewahan, namun tetap menikmati kekayaan budaya. Indonesia memiliki kekayaan luhur budaya berupa kain tenun dan batik yang tidak pernah kering untuk dieksplorasi.

Bukti Cinta Musa Terhadap Kain Nusantara

Bukti Cinta Musa Terhadap Kain NusantaraMemilih menggunakan kain tradisional untuk busana-busana yang dibuat ternyata merupakan salah satu bentuk kecintaan Musa Widyatmodjo terhadap budaya bangsa.

“Ini bukti saya tidak main-main dalam budaya. Saya terus membawa ke dalam industri komersial,” tegasnya.

Penggunaan kain tradisional oleh Musa tak mau dilakukan sembarangan. Ia ingin kain yang digunakan benar-benar berkualitas, karena itu ia langsung memesan dari pengerajin aslinya. Pria berkacamata itu juga sangat selektif dalam memilih kain-kain Nusantara yang akan diolah. Ia pun memilih pengerajin tidak hanya dari hasil karyanya, tapi juga latar belakangnya.

“Saya harus tahu latar belakang sejarahnya, kenapa dia buat kain, kenapa mereka menenun, dari mana asalnya,” ungkap pria lulusan Drexel University Philadephia, Amerika Serikat itu.

Tak hanya satu daerah, Musa pun terjun langsung, berkeliling mencari pengerajin berkualitas ke berbagai pelosok Tanah Air. Jika cocok dengan pengerajin tertentu, Musa tidak serta merta mengubah motif sesuai keinginannya, melainkan tetap mempertahankan keaslian karyanya.

Musa dikenal konsisten dalam mengangkat kekayaan wastra Nusantara dalam berkarya. Kali ini juga ia menunjukkan keseriusannya dalam mempromosikan warisan budaya asli Indonesia lewat deretan busana rancangannya. Ia ingin menggugah minat masyarakat terhadap mode karyanya yang berselera internasional, tetapi berbasis budaya lokal. Tak heran bila sejumlah produk mode serupa itu, seperti tenun NTT, tenun Lombok, tenun Jepara, atau batik memiliki nilai jual cukup tinggi.

“Mengomersilkan idealisme itu berat, makanya butuh banyak riset dan pengetahuan dalam membuat sepotong busana. Apalagi jika material dasarnya wastra Nusantara yang tidak boleh sembarangan. Saya bukan desainer etnik, tapi saya ingin dikenal sebagai desainer yang mengolah kain Nusantara untuk dipakai secara global dan modern,” tandas Musa, optimis. (1001)


Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/77602

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

intero

 

 

 

 

kabari store pic 1