KabariNewsTransparency International (TI) meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) pada 1995. Sejak itu CPI digunakan oleh banyak negara sebagai referensi tentang situasi korupsi di dunia.

Pada 2014 ini, secara global terdapat 5 negara dengan skor tertinggi, yang berarti rendah insiden korupsinya, yakni Denmark (92), Selandia Baru (91), Finlandia (89), Swedia (87), dan Swiss (86). Sedangkan 5 negara yang korup dan memiliki skor terendah adalah Somalia (8), Korea Utara (8), Sudan (11), Afghanistan (12), dan Sudan Selatan (15).

Skor korupsi yang turun tajam dalam CPI 2014 adalah negara China (dengan skor 36), Turki (45) dan Angola (19). Ketiga negara ini mengalami skor turun yang sangat tajam, sekitar 4-5 poin (dalam skala 100). Meskipun diketahui bahwa China dan Turki mengalami pertumbuhan ekonomi lebih dari 4% dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Pada tahun 2014 ini, skor CPI Indonesia sebesar 34 dan menempati urutan 107 dari 175 negara yang diukur. Skor CPI Indonesia 2014 naik 2 poin, sementara peringkat naik 7 peringkat dari tahun sebelumnya. Kenaikan skor dan peringkat CPI 2014 ini patut diapresiasi sebagai kerja bersama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan pebisnis dalam upayanya mencegah dan memberantas korupsi.

“Selama ini kinerja pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dengan hasil CPI tahun 2014 ini. Hal yang sama juga dengan masyarakat sipil yang aktif dalam ikut serta memberikan pendidikan politik bagi warga negara tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi.” kata Dadang Trisasongko, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia di Jakarta, Rabu, (3/12).

Bagi Indonesia, tahun 2014 adalah tahun politik di mana gelaran pesta demokrasi terbesar digelar. Pemilu kali ini merupakan momentum bagi para politisi dan warga untuk berdemokrasi. Survei Persepsi Masyarakat terhadap Integritas Pemilu yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2013, menghasilkan 71% responden paham bahwa praktik politik uang dalam pemilu merupakan hal yang acap ditemukan.

Bahkan nyaris seluruh responden (92%) menyatakan, bahwa pemimpin dan politisi yang tersangkut kasus korupsi merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia. Informasi lain, seperti Global Corruption Barrometer 2013, yang dikeluarkan oleh TI mengafirmasi dengan menyebutkan, Parpol dan Parlemen sebagai salah satu institusi demokrasi sebagai lembaga yang sarat dengan korupsi, menurut persepsi masyarakat.

“Artinya, problem korupsi politik merupakan akar dari masalah korupsi yang terjadi di Indonesia. Korupsi politik telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan akses kesejahteraan bagi warga negara di Indonesia,” tambah Dadang. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?73262

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

Allan Samson

Kabaristore150x100-2