Kabari News – Wabah Ebola mengguncang beberapa negara di Afrika Barat akhir-akhir ini. Presiden Internasional Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) dr Joanne Liu  melalui emailnya kepada kabarinews.com (17/8),  dibutuhkan Strategi Baru Kendalikan Wabah Ebola dan bekerja turun tangan langsung menangani epidemik ini. “Wabah saat ini berada dalam tahap yang berbeda-beda di tiga negara: situasi di Guinea kurang lebih stabil, sementara di Sierra Leone dan Liberia wabah masih bergerak di luar kendali” kata Liu.

Secara keseluruhan, melihat kenyataan yang sama sekali berbeda dengan apa yang disaksikannya di wabah terdahulu. dr Liu mengatakan ini adalah wabah yang terbuka, bukan hanya terisolasi di beberapa desa melainkan menjangkau wilayah urban, ini berbeda dengan wabah-wabah sebelumnya. Masalahnya kini lebih besar daripada hanya sekadar persoalan ebola, (wabah) ini menghancurkan sistem layanan kesehatan di berbagai daerah di Liberia dan Sierra Leone. Kami sangat memerlukan strategi-strategi baru yang sesuai dengan kenyataan saat ini.

“Petugas kesehatan ada yang tertular, ada pula yang ketakutan dan pergi. Di beberapa daerah, banyak orang menghampiri fasilitas kami, dalam keadaan sangat memerlukan layanan kesehatan. Tanpa layanan kesehatan dasar, kematian akibat penyakit umum seperti malaria dan diare bisa terjadi” kata dr Liu. Di Monrovia, misalnya, beberapa perempuan datang kepada kami mencari bantuan untuk melahirkan karena sebagian besar fasilitas kesehatan di Monrovia tutup. Enam perempuan hamil yang membutuhkan layanan kebidanan kehilangan bayi mereka. Sementara itu, timnya di pusat medis Ebola di Sierra Leone dan Liberia terus bekerja hingga batas kemampuan mereka.

“Di Kailahun, Sierra Leone, kini ada 2.000 orang yang perlu ditindaklanjuti setelah melakukan kontak dengan pasien yang terkena Ebola. Mereka semua harus ditindak lanjuti. Namun, kami baru bisa menindaklanjuti sekitar 200 dari mereka. Kami mendengar kabar kematian di masyarakat, namun kami tidak punya kapasitas untuk memverifikasi semua kabar ini”tutur dr Liu.

Di Foya, Liberia, kemarin (Kamis, 14/8) ada 137 pasien terduga Ebola di fasilitas yang kapasitasnya hanya 40 ranjang. Bukan hanya tim medis yang kewalahan, di laboratorium juga ada banyak tes kasus terduga (Ebola) yang belum sempat dikerjakan. Di Monrovia, ibukota Liberia, timnya sedang dalam proses mendirikan pusat layanan Ebola dengan kapasitas 120 ranjang. Ini adalah catatan baru dalam penanganan Ebola dan dirinya belum pernah mengelola atau mendirikan pusat (layanan Ebola) sebesar ini.

“Kami juga mengimplementasikan strategi baru, beradaptasi dengan situasi. Contohnya, kami mencari cara agar pasien Ebola di bangsal isolasi tetap bisa berinteraksi dengan keluarga agar mereka tidak sepenuhnya terputus dari orang-orang yang mereka cintai. Kami juga bekerja dengan keluarga mereka, membantu mereka saat jenazah akan dimakamkan, ini penting untuk dilakukan dengan aman dan tetap menghormati martabat mereka”kata dr Liu  Semua upaya ini sangat penting karena ada sisi manusia dalam krisis ini yang perlu dipertimbangkan dalam membantu pasien, membantu keluarga mereka, dan membangun kepercayaan dan dukungan masyarakat.

Namun kapasitas Dokter Lintas Batas (MSF) juga terbatas. Lebih banyak bantuan dibutuhkan di negara-negara ini untuk meningkatkan upaya menjangkau warga, melakukan pengawasan epidemiologi, dan melayani pasien. Hal yang penting adalah adanya lebih banyak petugas yang memiliki kapasitas untuk turun tangan secara langsung, untuk membantu mengimplementasikan dan mengembangkan pendekatan-pendekatan dan strategi baru.

Tidak hanya ahli epidemiologi, dokter, dan spesialis Ebola yang dibutuhkan, tetapi juga orang-orang yang memiliki pengalaman di bidang bencana dan respons darurat, meskipun mereka hanya punya sedikit pengalaman dengan Ebola atau tidak ada sama sekali. Mereka sangat diperlukan untuk mengisi kekosongan di berbagai aspek, seperti menyediakan bantuan umum di rumah sakit (RS), mendukung upaya mengendalikan penularan, menjangkau masyarakat dan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti alat disinfeksi rumah tangga.

dr Liu mengatakan badan Kesehatan Dunia (WHO), dan komunitas internasional secara umum, serta organisasi bantuan non-pemerintah harus cepat meningkatkan respons mereka dan mengirim tim lebih banyak lagi. Manajemen dan koordinasi harus diperbaiki, namun yang juga penting adalah strategi-strategi yang sudah dibuat harus diimplementasikan untuk menjangkau semua wilayah yang terkena dampak dan untuk membantu memperbaiki akses mendapat layanan kesehatan di daerah-daerah di mana sistem kesehatannya sudah hancur.

Semua upaya yang dilakukan – mulai dari pemakaman dengan cara aman, mendorong warga agar tidak menyembunyikan anggota keluarga yang sakit, melacak orang-orang (yang telah berinteraksi dengan orang yang terkena Ebola) – sangat membutuhkan penerimaan dan pengertian masyarakat agar berhasil.  Berbeda dengan wabah Ebola terdahulu yang belangsung hanya sekitar delapan minggu, respons kali ini membutuhkan setidaknya komitmen jangka sedang selama beberapa bulan mendatang untuk membantu mengendalikan wabah. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?68940

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan

 

 

 

Kabaristore150x100-3