KabariNews – Hari ini, rakyat Amerika Serikat merayakan pesta demokrasi empat tahunan yang ke-58 melalui ajang pemilihan umum. Pemilihan Presiden AS kali ini menyajikan 4 pasang kandidat, yakni Donald Trump – Mike Pence (Partai Republik), Hillary Clinton – Tim Kaine (Partai Demokrat), Gary Johnson – William Weld (Partai Libertarian), dan Jill Stein – Ajamu Baraka (Partai Hijau). Pemilihan umum kali ini juga merupakan kontestasi politik bagi 34 Senator, 435 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Kongres), dan 12 Gubernur negara bagian.

Hasil perhitungan suara per 23:53 PST menunjukkan kandidat Partai Republik Donald Trump berhasil memenangkan 276 electoral votes. Adapun 270 merupakan angka minimum untuk memenangkan pilpres di AS. Menurut hasil sementara popular votes, Trump mengalahkan Clinton dengan meraih 948.376 lebih banyak suara. Persaingan keduanya tergolong yang paling ketat dalam sejarah pilpres di Negeri Paman Sam.

Untuk pertama kalinya di abad ke-21, kedua kandidat partai besar (Demokrat dan Republik) memantau hasil pemilihan umum di negara bagian New York. Baik Clinton maupun Trump memantau hasil pesta demokrasi ini di Manhattan (New York), dengan tim Trump akan berada di Hotel Hilton dan tim Clinton di Jacob K. Javits Convention Center. Adapun jarak kedua tempat tersebut terpaut kurang lebih 1 km. Terakhir kali kedua calon presiden berasal dari New York adalah pada tahun 1944, ketika Franklin D. Roosevelt (D) melawan Thomas Dewey (R).

Meskipun seringkali melontarkan pernyataan-pernyataan yang banyak dinilai kontroversial selama kampanyenya, Trump berhasil memenangkan pilpres AS kali ini. Unggulnya Trump di banyak negara bagian yang dulunya dikuasai oleh Presiden Obama di pemilu 2012 mengejutkan banyak pihak. Dengan demikian, Donald Trump merupakan Presiden AS pertama yang berasal dari luar lingkar Washington, pemerintahan dan militer. Ia akan secara resmi menggantikan Presiden Obama dan dilantik pada tanggal 20 Januari 2017 di Washington, D.C.