KabariNews – Sejak marak berita tentang praktek pengobatan dukun cilik di media massa, jumlah pasien yang datang ke rumah Ponari (9) di Dusun Kedongsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, terus bertambah.

Menurut pantauan tim Kabari beberapa waktu lalu, setidaknya hampir 20.000 pasien datang setiap harinya.

Praktek pengobatan dukun cilik Ponari, dalam beberapa pekan terakhir memang terus menggemparkan warga Jombang dan sekitarnya, praktek pengobatan dengan cara mencelupkan batu kedalam air putih untuk diminum oleh pasien terus mendapat perhatian masyarakat.

Jumlah pasien yang mencapai 20.000 orang perhari ini terbilang wajar, karena dalam prakteknya, Ponari hanya mencelupkan batu yang didapatkannya, tidak lebih dari 3 detik batu tersebut dicelupkan ke dalam air putih yang dibawa pasiennya yang mengantri.

Panjang antrian pasien yang menunggu giliran bisa mencapai ratusan meter. Polres Jombang setiap harinya mengawasi praktek pengobatan ini dengan menerjunkan sedikitnya 1000 personil tiap harinya.

Dengan jumlah pasien yang ribuan setiap harinya tak hayal mengundang tanda tanya, berapa uang yang terkumpul dari sumbangan para pasien tersebut.

Sebelumnya Ponari memang tidak pernah meminta uang kepada para pasiennya, kalau pun ingin memberi, Ponari meminta pasiennya agar tidak memberi lebih dari 2000 rupiah.

Dengan terus bertambahnya pasien yang datang, akhirnya pihak keluarga berinisiatif membuat wadah untuk menampung sumbangan yang diberi oleh pasiennya, karena Ponari sendiri harus digendong sang paman untuk berkeliling menemui pasiennya yang mengantri.

Kakek Ponari, Senen (70), menuturkan bahwa jumlah uang yang terkumpul sejak 17 Januari sudah mencapai dari 400 juta lebih.
Keluarga Ponari juga tidak memaksakan kepada pasien yang datang untuk menyumbang, “Bagi yang memiliki uang dipersilahkan menyumbang, dan yang tidak pun tetap diperbolehkan untuk berobat.” Ucap Senen.

Rejeki lebih pun dirasakan masyarakat sekitar yang membantu kelancaran praktek pengobatan ini. Banyak warga yang membuka lahan parkir dadakan untuk kendaraan bermotor. Mulai dari biaya 1000 rupiah untuk kendaraan roda dua sampai 5000 rupiah untuk roda empat.

Uang yang didapat Ponari digunakan untuk kebutuhan praktek, mulai untuk pemasangan terpal, penghalusan jalan yang rusak, serta untuk konsumsi panitia yang mengurus praktek tersebut.