DSC_0493 KabariNews – Perhelatan Jakarta Fashion Week 2015 yang belum lama ini digelar merupakan ajang pembuktian yang dilakukannya dengan modal nekat. Bagaimana tidak? Baru setahun Felita Wirawan menginjakkan kakinya lagi di kota kelahirannya setelah menimba ilmu di negeri paman sam. Tentu, banyak perbedaanya yang dia jumpai di Jakarta. Contohnya soal source yang Felita temukan disini ternyata berbeda saat dirinya masih Amerika. Serikat.

Namun itu tak menghalangi derap langkah Felita untuk terus berkarya. Felita bertahan selama setahun setelah kepulangannya dan belajar memahami kondisi fashion yang berkembang disini. Alhasil, debut kali pertamanya ini dia menampilkan sederet koleksi yang terinsipirasi dari negeri Sakura di hari keempat Jakarta Fashion Week 2015. “Disini saya mengambil tema Age of Emancipation, emansipasi wanita di Jepang dimana di zaman itu mulai muncul pejuang perempuan wanita, yang dikemas ultra chic dengan jumpsuit prints untuk tampilan sehari-hari” katanya kepada Kabari di sela-sela acara beberapa waktu yang lalu.

Dunia fashion bagi Felita adalah dunia yang dia impikan sedari masih kanak-kanak. Felita mengatakan dari dulu dia memang punya hobi menggambar, walau hanya gambar orang saja tetapi lambat laun gambar berkembang menjadi rupa orang lengkap dengan baju yang dipakainya. Dari situlah Felita kemudian memantapkan keinginannya untuk serius terjun dalam bidang fashion. Terlebih lagi kedua orang tuanya mendukung langkah anaknya ini untuk berkecimpung total di bidang fashion.

DSC_0485Felita lalu mengembangkan kemampuan desain fashionnya dengan mengikuti beberapa kursus di ESMOD Jakarta di tahun 2008. Setelah itu di tahun 2009, Felita masuk ke Abineri Ang School of Fashion ketika masih duduk di kursi SMA. Kemudian untuk lebih memantapkan kemampuannya, Felita melanjutkan studinya dengan pindah ke San Francisco dan mengambil gelar sarjana di Fashion Design di Academy of Art University.

Pada 2013 dia pernah turut serta dalam Academy of Art Annual Spring Show dan pada saat yang sama menerima gelar sebagai Bachelor of Fine Arts. Felita bilang, dia mendapatkan banyak ilmu selama belajar di negeri Paman Sam. Seperti misalnya ilmu fashion yang diarahkan disana lebih kepada membuat baju yang dapat digunakan sehari-hari atau ready to wear. “Karena disana (Amerika, red) benar-benar menghargai lokal desainer sedangkan kalau di sini ( Indonesia, red) lebih ke baju pesta, gaun dan lainnya” katanya. Dan hal itu menjadi semacam tantangan tersendiri bagi Felita untuk terjun di bidang Fahion di Indonesia.

Ready to wear, bagi Felita dikedepannya akan lebih banyak desainer merancang busana ready to wear. Pasalnya, desainer yang dulunya berkecimpug di busana pesta, gaun dan sebagainya sekarang-sekarang ini sudah melihat kesempatan di busana ready to wear. Felita mencontohkan, desainer Ivan Gunawan, yang suka merancang busana long dress, kini mulai dipendekkan dan mulai ada celana. Menurut Felita, brand ready to wear Indonesia sudah menanjak. Terlebih lagi saat Toton Januar dengan koleksinya berani memacu ready to wear di Indonesia. Bisa dibilang, kata Felita, Toton ini merupakan salah satu pioneer busana ready to wear di Indonesia. “Dan saya ini termasuk pengagumnya Toton juga” imbuhnya

DSC_0488Selain busana ready to wear, sebagai seorang desainer, Felita melihat juga berbagai kemungkinan yang dapat dieksplorasi. Sebab baginya tujuannya mendesain adalah untuk menciptakan busana yang bagus dan sederhana dengan kain tertinggi dan kualitas material seraya menggabungkan beberapa inspirasi, sebagian besar sejarah dan budaya menjadi satu ide segar dan padat. Dan Felita mengatakan, sekarang ini dirinya sedang tertarik dengan kain tenun. Sebab, selain memang banyak desainer yang menggunakan, Felita berambisi mengolah tenun menjadi lebih modern. “Dan membuat orang merasa tak malu memakai pakaian tradisional” kata dia.

Dengan brand yang diambil dari namanya sendiri Felita, dia ingin memberikan keunikan sendiri dari busana rancangannya dengan memberikan siluet yang kuat dan bersih yang mewujudkan sedikit maskulinitas untuk wanita modern untuk memiliki kepribadian kuat. Felita menekankan pada penciptaan potongan high-end buatan tangan yang melibatkan seniman lokal dan pengrajin. Dengan labelnya ini dia bercita-cita untuk menciptakan keyakinan bahwa seni dan fashion adalah dua aspek yang dapat diikat menjadi satu. “Kedepannya brand ini akan lebih gencar berpromosi dan membuat studionya sendiri” kata Felita.

Akan halnya dengan keinginannya untuk mencoba merambah ke Amerika Serikat. Hanya saja, Felita bilang itu memerlukan waktu secara dia akan memantapkan terlebih dahulu lini clotihing-nya ini di dalam negeri. Lantas perlahan akan menjamah negeri-negeri tetangga seperti Singapura, dan barulah ke Amerika. “Tetapi jika bisa langsung ke Amerika itu lebih bagus lagi” pungkas Felita. (1009)

Klik disini untuk melihat Majalah Digital Kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72522

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

intero