KabariNews – Indonesia berada di jalur tepat untuk menjadi negara ekonomi triliun dolar berikutnya di Asia dalam dua tahun dan bergabung dengan jajaran negara lainnya seperti  China, Jepang, India, Australia dan Korea Selatan.

Seperti dikutip dari cnbc.com, Kamis, (23/4), Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia-Pasifik di HIS mengatakan perekonomian Indonesia memiliki kapasitas untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang kuat dari sekitar 5,4 persen per tahun selama 2016-2020.

“Ini akan membawa perekonomian terbesar di Asia Tenggara dari produk bruto domestik saat ini (PDB) dari  870 milyar dollar. Setelah itu, PDB diproyeksikan meningkat dua kali lipat lagi oleh 2023 menjadi sekitar  2.1 trilliun dolar  melebihi Australia, yang saat ini sebesar 1.5 trilliun dollar. Pada perbandingan global, perekonomian Indonesia juga akan lebih besar dari Rusia, Spanyol atau Belanda pada 2023,” kata Biswas.

Ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen pada tahun 2015 dengan proyeksi pertumbuhan untuk mempercepat pada tahun 2015 dan 2016, didorong oleh pemulihan ekspor dibantu oleh nilai tukar yang lebih rendah dan  investasi pemerintah. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dekade berikutnya memiliki implikasi geopolitik yang signifikan”, kata Biswas.

Indonesia  akan memiliki suara yang jauh lebih besar dalam lembaga-lembaga politik dan ekonomi internasional sebagai akibat dari meningkatnya kekuatan ekonomi, termasuk di G-20, IMF, Bank Dunia dan PBB. “Kenaikan PDB Indonesia juga akan membuat berkembang pesat perdagangan dan investasi bilateral peluang di berbagai segmen pasar di banyak industri, termasuk sumber daya, manufaktur dan jasa,” katanya.

PDB per kapita Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 8.700 dollar pada tahun 2025 dari  3.400 dollar. Meskipun kinerja ekonomi yang menguntungkan di Indonesia selama dekade terakhir, namun negeri ini masih perlu  mengatasi tantangan pembangunan ekonomi utama, termasuk memperbaiki iklim usaha dan menciptakan lapangan kerja bagi sejumlah besar pekerja memasuki pasar kerja setiap tahun.

“Struktur demografi muda Indonesia berarti bahwa sekitar 2,4 juta orang akan bergabung dengan penduduk usia kerja setiap tahun selama dekade berikutnya, membutuhkan pertumbuhan pekerjaan yang cepat berkelanjutan untuk memenuhi harapan para pencari kerja muda dan untuk menghindari potensi risiko ketidakpuasan sosial atau kerusuhan, “kata Biswas.

Pemerintah juga perlu bekerja pada diversifikasi ekonomi jauh dari ketergantungan pada ekspor komoditas. “Penurunan besar dalam harga komoditas ekspor utama Indonesia sejak 2011, terutama untuk batubara termal, telah mengakibatkan penurunan pada defisit neraca Indonesia saat ini, dengan prospek jangka pendek untuk thermal harga batubara masih lemah,” katanya. “Oleh karena itu prioritas utama bagi Indonesia akan melakukan diversifikasi basis ekspor ke arah manufaktur, yang juga akan membantu  menghasilkan pertumbuhan lapangan kerja yang signifikan di bidang manufaktur dan rantai pasokan domestik terkait.” (1009)