KabariNews – Penelitian Greenpeace dan Universitas Harvard terbaru mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Hasil penelitian itu memperkirakan sebanyak 15,600 jiwa /tahun akan mengalami kematian dini akibat terpapar polusi yang dikeluarkan oleh PLTU batubara.

Laporan penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspansi batubara yang direncanakan secara signifikan dapat meningkatkan tingkat polusi di seluruh Indonesia. Biaya kesehatan manusia dari meningkatnya polusi batubara ini harus dipertimbangkan ketika membuat pilihan tentang masa depan energi Indonesia. Alih-alih mengembangkan energi terbarukan, Pemerintah Indonesia meluncurkan proyek 35 GW dimana 60% diantaranya adalah PLTU Batubara.

“Indonesia berada di persimpangan jalan. Presiden Jokowi memiliki pilihan, tetap dengan pendekatan bisnis seperti biasa untuk menghasilkan listrik dan mengambil  kehidupan ribuan orang Indonesia, atau memimpin perubahan dan melakukan ekspansi yang cepat untuk mengembangkan energi yang aman, bersih, yaitu energi terbarukan,” kata Dian Elviana, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia seperti dikutip dari siaran pers Greenpeace Indonesia, Sabtu, (26/9).

Dian menambahklan kami mengajak seluruh unsur masyarakat untuk mendesak pemerintah Indonesia agar mengakhiri era bahan bakar fosil dan menghentikan deforestasi. Peralihan menuju  energi terbarukan dan perlindungan hutan harus segera dipercepat, dengan itu Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penyelamatan iklim global

“Ada kebutuhan mendesak, saat ini, untuk mengambil jalur pembangunan rendah karbon dengan mengembangkan energi terbarukan sebagai solusi.  Ini adalah momen harapan, dan menunjukkan bahwa kita dapat memanfaatkan kekuatan alam, seperti matahari dan angin, untuk mengubah krisis iklim,” pungkasnya. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/80119

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Hosana

 

 

 

 

 

kabari store pic 1