KabariNews – Memiliki tekad yang tinggi dan siap berkompetisi. Dua hal ini yang menjadi pegangan Eugene Suwandhi untuk sukses meraih keinginannya menjadi seorang dokter di Amerika Serikat.

Dokter spesialis anak kelahiran Jakarta tahun 1976 ini menuntut ilmu di sekolah Katolik sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Kemudian masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus tahun 2001. Saat kuliah, Eugene aktif beraktivitas. Menjabat sebagai Presiden Catholic Medical Student Bodies dari tahun 1995 sampai tahun 1998 dan Ketua Koordinator Community Week for Low Income Families di Jakarta tahun 1999. Eugene juga meraih penghargaan Medical Student of the year tahun 1996, 2000 dan 2001. Lulus kuliah dengan predikat Cum Laude.

Segera setelah lulus, Eugene berimigrasi ke Amerika untuk mewujudkan keinginannya menjadi seorang Medical Doctor di Amerika. Hanya dalam dua tahun, Eugene mampu menyelesaikan semua persyaratan tes dan sertifikasi untuk memenuhi syarat mengajukan pendidikan program dokter spesialis. Itu bukan hal yang mudah karena tahun itu tidak terlalu banyak orang Indonesia yang dapat pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya di bidang kedokteran. Tapi dengan niat dan usaha, akhirnya dapat tercapai.

Di Amerika, Eugene di terima di Long Island College Hospital Pediatric Residency Program di New York. Diselesaikan dalam tiga tahun lalu menetap setahun berikutnya untuk menjalani sebagai Chief Resident. Kemudian mengambil pendidikan di Carnegie Mellon University – John Heinz III College, Pittsburgh, Pennsylvania.

Pengalamannya dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Shands Lake Shore Hospital, Lake City, Florida menjadi anggota Medical Executive Committee, Hospital Treasurer serta Chair of Pediatrics. Setelah menyelesaikan komitmen di Florida, Eugene kemudian memilih menetap di Washington DC metro area dan mendapat posisi kepemimpinan di Universitas of Maryland Medical System.

Pria yang menyukai olahraga tenis, basket, bola voli, renang dan lari ini berbagi saran bagi yang ingin melanjutkan pendidikan di dunia kedokteran di Amerika. Menurutnya siapkan mental karena tidak mudah. Harus memiliki tekad yang tinggi serta memahami bagaimana prosesnya. Selain itu jangan kaget jika mendapat ketidakpastian sekaligus rasa cemas. Satu lagi, masalah biaya tentunya tidak murah. “Persaingan sengit, karena salah satu harus bersaing dengan lulusan medis dari Amerika dan seluruh dunia. Jujur saja, saya merasa pendidikan kedokteran di Indonesia pada umumnya tidak dilengkapi untuk terlibat dalam jenis kompetisi seperti ini,” terang Eugene. Tapi kerja keras jelas akan membuahkan hasil yaitu mendapat penghargaan dan kepuasan yang luar biasa.

Menurut pria yang pernah mendapatkan penghargaan Saul Blatman Award in Pediatrics Excellence, Beth Israel Medical Center tahun 2006 ini, bahwa dimanapun kita berada pasti menemukan hal-hal yang baik dan buruk. “Dimana pun kita tinggal, hal yang paling penting adalah perasaan merasa dihargai dan kemampuan untuk memenuhi aspirasi karier yang kita pilih. Meski banyak aral rintangan selama perjalanan saya, saya tidak pernah menyesal dengan jalan yang saya pilih ini untuk keluarga saya dan saya sendiri,” aku dokter spesialis anak yang profesinya saat ini juga sebagai Medical Director of Pediatric Hospitalist Program with MDICS di University of Maryland Charles Regional Medical Center, La Plata, MD serta Chairman of Pediatrics, Medical Director of Pediatric Hospitalist University of Maryland Charles Regional Medical Center, La Plata, MD. (Kabari1004/ foto: dok. pribadi)