KabariNews – Fenomena  alam yang langka terjadi kemarin malam, Senin (14/11), tepatnya pukul 20.09 GMT, yaitu Supermoon. Fenomena ini, terjadi setiap 69 tahun sekali dan yang pertama terjadi di abad 21. Supermoon akan terjadi lagi pada tahun 2034. Bulan tak akan berada di jarak sedekat itu hingga 25 November 2034.

“Fenomena alam supermoon akan terjadi lagi di tahun 2034, jadi sangat di sayangkan kalau dilewatkan,” kata Dr. Marel Kukula, Astronom Umum di Royal Observatory Greenwich, seperti yang dilangsir WittyFeed.com.

Lanjutnya, bulan akan berada di posisi paling dekat dengan bumi. Jarak bulan dengan bumi hanya sekitar 217.000 mil dan bulan akan terlihat mempesona. Fenomena ini, mirip dengan bulan purnama, namun supermoon akan lebih terang dan ukuran bulan lebih besar dari bulan purnama.

Yang lebih unik, fenomena supermoon tidak akan mempengaruhi kesehatan manusia. Karena supermoon bisa dilihat dengan mata telanjang dan bisa diabadikan menggunakan kamera handphone.

Supermoon akan tampak lebih istimewa lagi jika dilihat di tempat yang minim dengan cahaya. Untuk melihat pemandangan supermoon yang lebih sempurna, coba hindari dari polusi cahaya, karena kecerahan bulan dapat terhalang oleh lampu atau awan.

Namun di balik peristiwa keindahan supermoon ada fakta yang mengejutkan seperti yang dikutip dari www.Space.com.

supermoon 2Bulan tak terlihat begitu berbeda, Supermoon akan membuat bulan 15 persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dari bulan purnama biasa, rata-rata Astronom amatir tidak akan melihat banyak perbedaan. Namun ada kemungkinan bahwa bulan akan terlihat sangat besar jika dilihat di dekat ufuk atau kaki langit, dimana efek tersebut dikenal dengan nama ilusi bulan.

Ilmuwan berpendapat karena mereka yang melihat dapat dengan mudah membandingkan bulan dengan bangunan di dekatnya. Alasan lain adalah karena otak manusia memproses obyek di ufuk lebih besar dari pada obyek dengan ukuran serupa di langit.

Ombak akan lebih tinggi, bagi mereka yang tinggal di dekat laut akan melihat air laut akan mengalami pasang surut yang lebih besar dari biasanya, layaknya saat pasang di bulan purnama biasa yang terjadi saat fase bulan berada dalam fase baru atau penuh. Hal itu disebabkan, karena matahari, bumi, dan bulan akan berada dalam satu garis selaras. Dan tarikan gravitasi kedua benda angkasa luar, yaitu matahari dan bulan menyebabkan ombak laut di bumi akan lebih tinggi sekitar 5 cm saat terjadi supermoon.

Fenomena supermoon terjadi tiga kali di tahun 2016. Para pengamat langit beruntung bisa melihat tiga peristiwa supermoon sekaligus dalam tahun ini. Supermoon yang pertama kali terjadi di bulan Oktober 2016. Lalu pada 14 November 2016 dan yang terakhir akan terjadi pada 13 Desember 2016. Ini merupakan peristiwa langka di tahun 2016.

Meski bulan nampak begitu indah pada peristiwa supermoon, namun pengamat langit bisa mengalami kesulitan untuk melihat obyek seperti nobula, galaksi atau meteor karena terhalang oleh bulan yang bersinar terang.

Bulan purnama tak persis sejajar dengan bumi dan matahari, Bulan purnama terjadi ketika bulan, matahari, dan bumi berada dalam satu garis, dimana bumi terletak ditengah. Namun secara geometris, ketiganya tak berada sama persis dalam satu garis lurus. Bumi tidak sepenuhnya menghalangi sinarmatahari untuk dipantulkan oleh bulan.

Matahari, bulan, dan bumi sesekali akan berada di dalam garis lurus, dimana peristiwa tersebut akan menyebabkan gerhana bulan total yang akan terjadi pada tahun 2017. Namun pengamat di Amerika Serikat memperkirakan gerhana bulan total atau sebagian yang akan terjadi pada 21 Agustus 2017. (Yanuar/foto : infosekayu.com)