Kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam Aceh, yang menimpa sejumlah bangunan publik dan rumah penduduk rusak. Sementara itu 160 toko di beberapa lokasi terbakar karena arus pendek listrik yang terjadi akibat guncangan gempa.
Hingga saat ini baru tercatat satu korban luka-luka akibat tertimpa puing-puing bangunan. Suasana sempat panik ketika gempa terjadi sekitar pukul 01.00 WIB yang merupakan gempa terbesar yang pernah dirasakan warga.
“Tapi sekitar 20 menit setelah itu, orang-orang sudah tenang kembali dan masuk ke rumah,” tambah Menteri Sosial. Kegiatan sehari-hari di Kota Subulusalam Selasa (06/09), sudah berjalan seperti biasanya, baik perkantoran maupun bisnis.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa terjadi di daratan sekitar 59 km dari Singkil Baru NAD, dengan kedalaman 78 KM.
Getaran gempa sempat dirasakan di Kutacane, Tapaktuan NAD dan sampai ke Medan, Sumatera Utara. Meski menurut pantauan BMKG gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun sebagian besar warga Aceh masih trauma akan gempa besar yang disusul dengan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh pada tahun 2004 silam. Kejadian itu hingga kini masih menjadi kenangan buruk masyarakat Aceh. Terlebih lagi dalam musibah itu sedikitnya tercatat 230.000 orang tewas, yang sebagian besar penduduk NAD.
Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37256
Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________
Supported by :