Dua bocah dengan kondisi memprihatinkan kini tengah dirawat di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta
pusat karena menderita penyakit langka, yaitu Gullain Barre Syndrome (GBS). Shafa Azalia (4 tahun 7 bulan) dan Muhammad
Azka Arriziq (4 tahun 2 bulan) dua balita yang menderita penyakit mematikan itu
masih terbaring di ruang ICU dengan alat-alat bantu pengobatan yang menempel di
tubuhnya.

Untuk biaya pengobatan sebelum dirujuk ke RSCM, keluarga mengaku telah
menghabiskan ratusan juta rupiah untuk perawatan. Wina Amelia (38) ibunda Shafa
mengaku pasrah dengan kondisi anaknya. Sebelum dirujuk ke RSCM, Shafa lebih
dulu dirawat di RS Kramat 128 dan RS St Caroulus. Dan untuk biaya pengobatan
Wina mengaku mencicil di tiga rumah sakit tersebut.

“Tanggal 1 Agustus kemarin baru dirawat di RSCM. Selama dirawat di tiga
rumah sakit, saya sudah menghabiskan sekitar Rp 600 juta. Itu berlum termasuk
uang muka biaya rumah sakit,” papar Wina.

Kondisi sama pun dirasakan keluarga Azka. Anto Arianto (42) juga mengaku
sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 100 juta untuk perawatan putra semata
wayangnya. Sebelum satu ruangan dengan Shafa di ruang ICU RSCM, Azka dirawat di
RS Azra, Bogor.

“Sebelum di RSCM, Azka dirawat di RS Azra, Bogor. Selama perawatan saya sudah
mengeluarkan uang sekitar Rp 100 juta. Untuk di RSCM ini, saya ingin
mengusahakan Asuransi Kesehatan (Askes), karena saya pegawai negeri,” jelas
Anton

Dua bocah malang
ini kini tengah mendapat perawatan intensif sejak awal Agustus. Berharap bisa
kembali ceria seperti semula, para orangtua mempercayakan perawatan dan
pengobatan kepada dokter ahli.

Penggalangan dana Rp.1.000 peduli Shafa dan Akza

Merasa perduli dengan kondisi balita yang menderita penyakit langka, pada
Minggu (7/8) dideklarasikan Gerakan Seribu Rupiah Peduli (GRP) Shafa dan Azka. Penggalangan
dana tersebut bertujuan untuk menghimpun dana kemanusiaan untuk membantu biaya
pengobatan dua balita yang mahal.

Drg Sylvia Wahyuni, selaku ketua GSR membuka deklarasi sebagai upaya peduli
kemanusiaan. Ia menjelaskan aksi sosial ini dibuka setelah para orangtua kedua
bocah malang
tersebut mengaku tidak sanggup membayar biaya pengobatan yang mencapai ratusan
juta rupiah.

“Gerakan ini untuk menghimpun dana kemanusiaan masyarakat luas untuk
meringankan biaya pengobatan dan perawatan Shafa dan Azka. Dan dengan adanya
gerakan ini juga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya
pungutan-pungutan liar yang mengatasnamakan Azka dan Shafa,” kata Sylvia di Jakarta.seperti
dikutip Kompas (8/8).

Gerakan ini bukan hanya untuk penggalangan dana saja tapi sekaligus sebagai
wadah untuk mensosialisasikan penyakit GBS kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan begitu masyarakat lebih mengenal penyakit langka ini dan langsung bisa mengatisipasi
ketika mengalami keluhan yang mengarah pada penyakit tersebut.

“Ini juga untuk menyosialisasikan penyakit GBS kepada masyarakat,
keluhannya, klinis, sampai tindakan medis berdasarkan pengalaman,” tegasnya.

Deklarasi gerakan seribu rupiah ini berlangsung di Kayumanis X No 67 RT 009
RW 009 Matraman, Jakarta Timur. Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan
bantuannya untuk Shafa dan Azka. Posko penerima bantuan pun disebar dibeberapa
wilayah yaitu :

1. Korwil 1, Perum Taman Kota
Blok A3 No 35, Bekasi

2. Korwil 2, Klinik drg M Ikhsan Hsb. Jalan Raya Mustika Jaya No 3, Kota
Legenda, Bekasi.

3. Jalan Pepaya No 16, Kampung Utan, Ciputat.

4. Jalan Kelapa Hijau No 26, Utan Kayu, Matraman.

5. Universitas Jayabaya (Mapussi Jayabaya)

6. Jalan H Yahya No 4, Pondok Cina, Depok

7. Kampung Dongeng, Jalan Musyawarah No 26, Kampung Sawah, Ciputat.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37116

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________

Supported by :