Hari Minggu seperti biasanya, Grace Lilyana bersiap ke gereja Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo. Grace warga kampung Gondang, kelurahan Manahan memilih kebaktian kedua di hari minggu itu. Kebaktian kedua berlangsung pukul 09.00 – pukul 11.00 . Sedangkan kebaktian pertama adalah pukul 07.00 sampai pukul 09.00. Grace merupakan jemaat aktif di gereja tersebut.

Tak ada yang istimewa dengan hari itu. Grace tidak merasakan firasat apa-apa sebelum kejadian tersebut. Hanya saja dia sempat mengalami mimpi yang aneh pada malam sebelum kejadian. “Saya sempat bermimpi aneh. Dalam mimpi itu saya naik kereta lalu kereta tersebut mengalami kecelakaan dan saya berada di dalam kereta tersebut,” ujar perempuan muda 18 tahun ini. Kerena mimpi diyakini hanya kembang tidur dia tak terlalu memikirkannya. “Paginya saya ke gereja dengan dua sahabat saya,” ujarnya.

Sesaat usai pendeta memberi doa berkat dan jemaat menyambutnya dengan lagu pendek ‘amin-amin’, dia bergegas keluar. Biasanya pendeta mempersilakan berdoa saat teduh setelah lagu amin. Namun karena ada suatu keperluan, dia tak menyempatkan diri saat teduh. “ Malah saya meninggalkan dua sahabat dan keluar dari ruang gereja duluan,” katanya.

Ketika masih 2,5 meter keluar dari pintu gereja, dia mendengar ledakan. Posisinya hanya empat langkah di depan pelaku. Saking kerasnya ledakan dan karena posisinya yang dekat itu, telinga Grace sempat tak bisa mendengar apa-apa. “Saya mengira itu suara ledakan trafo. Ternyata bom bunuh diri,” katanya.

Menurut informasi yang dia terima kemudian, beberapa orang melihat pelaku berdiri di pintu gereja dan kemudian berada di tengah-tengah orang yang bubar. Pelaku sempat berhenti seperti akan bersiap-siap untuk meledakkan bom tersebut. Ciri-ciri pelaku menurut saksi adalah seorang pria, menggunakan kemeja putih. Dia layaknya jemaat gereja yang ikut kebaktian.

Menurut saksi mata, tampak seperti bola api keluar dari salah satu barang bawaannya. Kemudian asap hitam segera keluar mengepul di seluruh penjuru gereja. Para jemaat yang panik segera berlarian menyelamatkan diri.

Karena posisinya yang dekat dengan pelaku, dia terluka cukup parah. Lukanya terdapat di punggung kanan dan harus dijahit. Bukan hanya itu. Kaki kiri terluka, tangan sedikit melepuh, serta rambutnya terbakar karena terkena percikan api dari ledakan tersebut. “Bagian kaki juga terkena serpihan logam, namun hanya luka ringan,” katanya.

Menurutnya ada darah yang cukup banyak di sekitar kakinya. “Saya kira darah yang ada di kaki saya itu dari luka yang saya alami. Ternyata darah tersebut entah dari mana asalnya dan terciprat di kaki saya,”kata siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sahid Surakarta ini.

Karena panik dan takut ada bom susulan, Grace pulang diantar becak dengan tubuh penuh luka. Tukang becak pun bergegas mengantarkan Grace ke rumahnya. “Tak ada yang bisa dimintai tolong karena semua orang menyelamatkan diri mereka masing-masing,”katanya.

Ambulans memang datang setengah jam berselang setelah kejadian berlangsung. Setiba di rumah, dia menceritakan yang dia alami kepada keluarga. Karena lukanya cukup parah, oleh keluarga dia dibawa ke RS Brayat Minulya. Beberapa orang korban lain dibawa ke RS Oen.

Kedua sahabat Grace yang sama-sama berada di gereja tersebut juga mengalami syok, namun justru mereka tidak mengalami luka apa-apa. Hanya telinga yang sakit akibat suara dentuman bom tersebut. Senin pagi, Grace masih terlihat syok dan kesakitan di bagian punggungnya. Dengan mata menerawang dia berkata “ Sementara, saya mungkin akan pindah gereja. Saya trauma”

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37350

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :