KabariNews -Bagi sebagian anak, gymnastic atau senam bisa jadi hanya sekadar satu aktivitas pilihan setelah belajar di sekolah. Tapi bagi remaja kelahiran 15 September 2003 ini, senam merupakan satu kegiatan yang ditekuni bahkan nantinya akan berlanjut menjadi profesional. Ini dibuktikan dengan selalu semangat untuk latihan dan mengikuti berbagai kompetisi. Menurutnya, “Gymnastic itu fun.”

Karena baginya senam itu menyenangkan, maka tak ada rasa keterpaksaan untuk terus berlatih. Semakin ditekuni, semakin jatuh cinta. Ketekunannya berlatih berbuah hasil dan meraih beberapa prestasi. Saat umur sepuluh tahun,
Gwyneth meraih juara ke-4 all around di Cape Cod Classic 2013. Dan prestasi yang paling membanggakan adalah juara pertama all around All Star Xcel Silver Regional 6. “Karena saya di situ berkompetisi dengan mereka yang terpilih dari tujuh negara bagian yang berbeda.” Prestasi terbarunya adalah juara 2 all around Xcel Gold State
Competition 2017.

Putri sulung dari pasangan Mutiara Kartini dan Stephen MacDonough ini merupakan anak yang pintar. Ibunya bercerita bahwa dia hampir tidak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Selain pintar, Gwyneth juga perfeksionis. Ingin menyelesaikan apapun tepat waktu. Waktu kelas 6 sekolah dasar, pernah menangis hanya karena pekerjaan rumahnya belum selesai sedangkan dia harus segera pergi latihan senam. Sebelum latihan pun, pengidola pesenam Ragan Smith ini selalu berlatih lebih dulu di basement rumah. Padahal mereka tidak memiliki fasilitasnya.

Pelajar 8th Grade Mountview Middle School ini mengaku tidak ada persiapan khusus sebelum berkompetisi meski pasti ada rasa gugup. Saat itu yang ada dalam pikirannya hanyalah fokus, melakukan gerakan yang terbaik, dan segera menuntaskannya. Gwyneth juga sangat kompetitif. Kedua orang tuanya sangat mendukung pilihannya. “Mereka hanya takut saya terluka,” kata penggemar bacaan buku fantasi seri Harry Potter, petualangan Percy
Jackson, dan seri Land of Stories yang tinggal di Holden, Massachusetts ini. Masalah cemas kalau Gwyneth terluka ini juga diakui oleh ibunya, “Saya menyesal terlambat daftarin Gwyneth ke team competition karena takut terluka. Saya berharap dapat menyewa seorang pelatih privat sehingga dia bisa jadi seorang pesenam yang profesional.”

Bagi yang belum kenal Gwyneth, pasti melihat dirinya seorang yang pemalu dan tak banyak bicara. Tapi bagi yang sudah kenal dekat, akan menyebut Gwyneth sebagai anak yang lucu, berwawasan luas, ingatannya tajam, selain pintar. Remaja yang berbicara dua bahasa, Inggris dan Indonesia, ini memiliki bakat seni yang alami sejak kecil.
Waktu umur empat tahun memiliki boneka kecil yang kalau dipencet terdengarlah suara musik. Gwyneth kecil tahu kapan musik itu akan berhenti dan bisa langsung menari mengikuti suara musik itu seperti sudah berkali-kali mendengarnya. Bakat seni inilah yang turut mendukung kemampuan senamnya. Komentar orang-orang saat melihat dia melakukan floor routine (salah satu gerakan senam) adalah, “She has natural talent!” Saat ini selain latihan dan ikut berbagai kompetisi senam, pelajar yang menurut guru-gurunya fast learner ini bergabung
di National Junior Honor Society selain juga menjadi sukarelawan di Special Olympic, di nursery Sunday School di gereja serta di Be Like Brit Foundation. (Kabari1004, foto: kol. pribadi)