Mencari pasangan hidup bisa dengan berbagai cara. Salah satunya melalui internet, entah lewat messenger,
situs pertemanan atau situs kencan (web dating). Dengan beragam situs
yang ada serta pengalaman sukses teman-teman yang bertemu pujaan hati
di internet, makin membuat para wanita tertarik untuk mencobanya. Bukan
berarti pria tidak tertarik untuk mencoba, tapi presentase wanita yang
menjadi anggota situs pertemanan atau kencan lebih berlipat. Menurut
survei salah satu web dating di Amerika, setiap tahun
anggotanya bertambah ribuan dari berbagai negara dan 70% adalah wanita.
Inilah yang jadi salah satu sebab maraknya internet love scam, karena
anggota wanitalah yang menjadi korban.

Siapa sih yang tidak tergoda melihat beberapa teman hidup bahagia
dengan pasangan dari negeri seberang. Dan itu merupakan hasil dari
situs kencan macam match.com, date.com, ataupun situs pertemanan macam myspace.com.
Menikah dengan pria asing dan tinggal di Amerika atau Eropa jadi
semacam daya tarik tersendiri. Situs kencan juga satu pengharapan bagi
wanita usia 30 tahun ke atas untuk bertemu pasangan hidupnya. Meski ada
juga mereka yang berusia 20 tahunan dan mencoba peruntungan bisa
bertemu cowok bule idaman mereka. Tapi hati-hati, bukan hanya bisa
bertemu dengan cowok bule, tapi juga dengan internet love scam atau penipuan yang mengandalkan rayuan gombal untuk meraup uang dari si korban!

Para pria ini melempar jerat kepada para wanita terutama usia 30 tahun ke atas yang memasang status tidak lagi sekedar friendship atau networking, tapi serius mencari pasangan hidup. Jeratnya adalah mengirim message
perkenalan dengam kalimat manis, merayu dan memuji kecantikan si wanita
serta menceritakan kehidupannya yang terlihat sempurna. Kerjaan yang
mapan, dari keluarga baik-baik, dan latar belakang pendidikan yang
mengagumkan. Dan tak segan mencantumkan nomor telepon dan kontak yahoo
messanger agar mudah bekomunikasi. Sederet foto yang menawan pun
tercantum di profilnya. Wanita mana sih yang tak tertarik dan percaya
dengan kalimat manis dan tata bahasa yang tersusun rapi.

Setelah gayung bersambut, maka mereka pun makin gencar merayu, ingin
bertemu dan meminta alamat si wanita untuk mengirimkan tanda cintanya,
yaitu beragam barang serta uang. Alasannya adalah agar uang itu dapat
digunakan untuk persiapan menginap, mengontrak rumah atau bahkan untuk
persiapan pernikahan! “Saya heran kenapa dia semangat banget mengirim
uang. Padahal bertemu aja belum pernah. Anehnya lagi, dia nggak mau
lewat moneygram atau Western Union, maunya lewat paket dan ditutupin
barang-barang agar tak ketahuan. Katanya ribet kalau mengirim dalam
jumlah banyak lewat bank atau moneygram,” cerita seorang wanita yang
nyaris terjerat, sebut saja Mica, tinggal di Jakarta.

Barulah ketahuan, memang itu modus operandinya. Mica diharap
membayar sejumlah uang untuk menebus paket itu. Dan tentu saja, paket,
biro pengiriman, profil cowok bule itu, semua fiktif belaka. “Sejak
awal saya sudah curiga, tapi saya ladenin dulu, dan bodohnya saya kok
mau memberikan alamat rumah dan nomor telepon ke cowok itu. Untung
setelah itu saya mulai waspada dan tak mau membayar uang paket
pengambilan meski sang kurir dan cowok itu menelpon saya terus
menerus,” lanjut Mica. Setelah tahu bahwa Mica bukan tipe wanita yang
mudah terjerat, maka sang kurir dari jasa pengiriman barang itu pun
menghilang. Begitu pula sang pria, lenyap seketika bersama profilnya di
situs kencan itu.

Ingin tahu pengalaman yang pernah dan nyaris terjerat, cobalah buka
internet-love-scams.org, maka dapat dipastikan Mica tidak sendirian,
dan bukan hanya wanita Asia saja yang jadi korban tapi juga dari benua
Eropa. Intinya sama, meraup uang dari korban dengan alasan sama.
Kemudian cerita akan terus berkembang dengan mengatasnamakan musibah,
entah musibah yang dialaminya atau musibah yang menimpa keluarganya
sehingga si wanita tersentuh dan rela mengeluarkan uang. Modus operandi
sungguh serupa. Dan biasanya paket yang terkirim dari Amerika atau
Eropa akan tertunda di Malaysia, dari sanalah kurir dari jasa
pengiriman itu mulai menelpon dan mengirimkan surat bukti pengambilan.
“Kalau kita tidak cermat memperhatikan, maka segalanya terlihat rapi
dan profesional,” tutur Mica lagi. Itu merupakan pelajaran berharga
bagi Mica dan wanita-wanita lain yang berbagi pengalaman di situs internet-love-scams.org. Bahwa tidak boleh terlena dengan cowok bule yang menawan dan menawarkan rayuan gombal untuk menikahinya.

Sebenarnya modus operandi mereka sangatlah terbaca, seperti template atau copy paste
untuk pesan yang mereka kirimkan ke wanita-wanita calon korbannya,
dengan mengganti nama dan foto-foto di profil. Mereka memberikan
gambaran lengkap tentang pekerjaan, keluarga, dan kehidupan yang sangat
mapan untuk seorang pria lajang. Mereka sangat serius mencari pasangan
dan akan menikahi wanita yang dipilihnya itu. Biasanya mereka mengaku
pekerja asing di negara itu, misalnya mengaku warganegara Amerika tapi
tinggal dan bekerja di London. Di pesan atau email kedua, pria ini
memberikan nomor telepon dan kontak yahoo messanger agar bisa chating setiap saat. Tapi gampang diingat, pria ini tidak akan pernah mau chatting
lewat webcam, ada-ada saja alasannya. Dan perhatikan aksennya saat
menelpon. Biasanya pria ini akan menelpon saat memaksa untuk membayar
biaya paket itu. Seperti diceritakan Mica, dia makin curiga karena
aksen pria itu bukan American tapi Singlish!

Di pesan atau email ketiga atau keempat, mulailah melempar jerat,
memaksa mengirim uang dan barang untuk wanita yang disebutnya sebagai
calon istri. Jika menerima pesan seperti itu, cobalah perhatikan tata
bahasanya. Pada pesan pertama, tata bahasa Inggrisnya begitu sempurna,
setelah pesan kedua dan seterusnya, berantakan! Bahkan surat bukti
pengambilan paket itu pun terlihat cukup berantakan untuk sebuah surat
resmi dari jasa pengiriman profesional. Saat Mica mengecek situs jasa
pengirimannya, memang terlihat cukup profesional, tapi setelah diteliti
email yang mereka pakai adalah free email.

Jadi jangan ragu untuk merasa curiga dengan message yang penuh
rayuan yang diterima dari situs pertemanan atau situs kencan. Yang
perlu diperhatikan adalah tata bahasanya, karena bahasa dapat dikatakan
mencerminkan kepribadian. Sangat aneh kalau mengaku British atau American
tapi bahasanya sendiri kacau. Kemudian jangan ragu untuk selalu mencoba
googling alamat atau nomor telepon yang diberikan. Contohnya Diska,
wanita asal Jawa Tengah yang juga nyaris terkena jerat love scam.
Saat Diska mendapat pesan dari pria bernama Peter lengkap dengan nomor
teleponnya, langsung Diska cari ke google dan keluarlah tautan internet-love-scams.org.
Ternyata nomor telepon berawal +44 itu sering digunakan oleh para pria
itu. Terbukti dari cerita dari beberapa wanita yang berbagi pengalaman
di situs itu. Satu lagi yang terpenting, jangan terpancing untuk
mengumbar alamat rumah, nomor telepon serta tanggal dan tahun lahir
terhadap pria asing apalagi belum pernah bertemu muka. “Kalau menemukan
pria yang memaksa meminta macam-macam sebelum bertemu muka, hapus saja
dari inbox, tak perlu menyesal meninggalkannya,” satu tips dari Diska.
Memang benar, sesungguhnya kencan yang sehat adalah melalui proses dan
berlanjut bertemu muka sebelum melangkah ke jenjang yang serius.(riana)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?34626

Untuk
melihat Berita Amerika / Amerika / Hobby lainnya, Klik
disini

Klik disini
untuk Forum Tanya Jawa

Mohon Beri Nilai dan Komentar di
bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :