KabariNews – Beberapa perusahaan AS khawatir kalau iklim politik yang berubah-ubah di negara ini akan membatasi visa H1-B dan L-1, yang pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap beberapa bisnis. Perusahaan-perusahaan dengan ketergantungan tinggi pada pekerja asing dan perusahaan-perusahaan yang memiliki persentase tinggi karyawan pemegang visa H1-B telah memperingatkan investor bahwa administrasi politik yang berubah dapat berdampak buruk terhadap profit. Banyak bisnis tidak yakin bagaimana administrasi yang baru akan mempengaruhi diterbitkannya visa, tetapi perusahaan-perusahana outsourcing tetap merasa waspada dengan legislasi yang akan melakukan pembatasan pekerja asing di Amerika Serikat. Oleh karena janji Presiden Obama untuk menghentikan diskon pajak untuk perusahaan-perusahaan yang “mengirim pekerjaan ke luar negeri” dan mengusulkan rencana untuk membantu menahan pekerjaan di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan yang sangat bergantung pada tenaga kerja outsourcing khawatir dengan naiknya pembatasan pada H1-B dan visa-visa terkait kerja lain. Tetapi, Presiden Obama telah mencalonkan para anggota kabinet yang sudah terang-terangan menyatakan arti penting ekonomis dari peningkatan batas atas visa H1-B. Jumlah maksimal per tahun untuk H1-B visa adalah 85000.