Heboh. Begitulah suasana yang dirasakan oleh para panitia dan pengisi acara. Hiruk-pikuk dan teriakan beserta dentuman speaker datang dari suara penari dan penyanyi yang sedang beraksi di panggung, serta gemuruh tawa dan tepungan tangan penonton, membuat semua pihak yang bersangkutan di belakang panggung bertambah sibuk. Acara penyambutan perayaan kemerdekaan RI melalui atraksi-atraksi tarian dan nyanyian yang diadakan di pusat perbelanjaan kota San Francisco Union Square ini cukup sukses dan seru. Dari tarian anak-anak dan orangtua grup PADI BaRea, pencak silat yang dilakukan oleh orang bule, grup gamelan yang terdiri dari orang-orang bule, nyanyian musik pop grup anak muda, sampai sajian beberapa tarian Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat yang dibawakan oleh penari-penari Indonesia profesional di Bay Area seperti I Made Moja, Kompyang, Mbak Nini, dan Mbak Debbi. Dan yang paling ditunggu penonton masyarakat Indonesia adalah puncak acara, yaitu suguhan lagu-lagu pop Indonesia dari penyanyi ternama Katon Bagaskara yang ditemani sang istri Ira Wibowo. Selain itu juga, antrean panjang warung-warung makanan dari beberapa restoran Indonesia di Bay Area dan kios-kios seni batik, kerajinan tangan, dan lukisan membikin suasana meriah.

Sebagai salah satu pengisi acara dan menari bersama grup PADI BaRea, membuat saya lebih lama bersibuk ria di belakang panggung dan melihat para panitia dan pengisi acara yang lain berlalu-lalang beranjak dari panggung, memasuki panggung. Juga mondar-mandir ruang ganti dan ruang istirahat. Tua-muda, pria-wanita, dan para anak-anak dari tim pengisi acara dan panitia semua sibuk seperti tak ada hentinya. Mulai dari merias wajah dan rambut oleh para penari, grup pop wanita sedang melatih vokal dan gaya tari, serta para panitia yang terus menerus berteriak dan memberi aba-aba kepada seluruh pihak tim acara. Tidak ada satu pun yang bersantai ria dan berleha-leha selama acara berlangsung. Bahkan, jarang sekali saya melihat tim panita dan tim pengisi acara beristirahat sambil menikmati makanan lebih dari sepuluh menit. Sepertinya selalu ada saja yang harus dikerjakan. Dan terus terang saja, walaupun acara berjalan lancar di atas panggung, di belakang panggung tidak begitu mulus. Ada saja hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi pada tim panitia atau sesama tim pengisi acara. Contohnya seperti lupa membawa aksesoris, datang terlambat, alat rias tidak lengkap, kesalahan teknis seperti suara speaker tidak jelas atau musik dipasang terlalu cepat, bahkan perselisihan di antara tim panitia dan tim pengisi acara karena terjadi kesalahpahaman. Akan tetapi semua hambatan ini tidak mematahkan semangat para tim panitia dan tim pengisi acara, walau bagaimana pun mereka harus mencari jalan untuk memperbaiki dan menyelesaikan segala macam tantangan karena acara harus tetap berjalan. Dan ini terbukti dengan kesuksesan acara seni kebudayaan Indonesia ini. Di akhir acara, para panitia memberi setiap individu dari tim pengisi acara sebuah penghargaan berupa sertifikat, menandakan bahwa mereka telah berpartisipasi untuk membantu merayakan kemerdekaan Indonesia lewat kesenian budaya Nusantara. Tetapi menurut saya penghargaan yang sesungguhnya adalah pengalaman beraksi di atas panggung membawakan tarian daerah di depan para penonton dari berbagai kota Amerika dan berasal dari manca negara yang tertarik dengan budaya Tanah Air.(inna)

Jangan lupa klik Gallery di Kabarinews.com untuk melihat foto2 yang lebih banyak