Jakarta, KabariNews.com – Penyebaran bakteri Escherichia
coli (E. coli) yang dalam beberapa pekan terakhir melanda beberapa negara di
Eropa cukup mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia.

Terkait hal tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menghimbau
kepada seluruh masyarakat dan jajaran kesehatan di seluruh Tanah Air agar lebih meningkatkan
kewaspadaan terhadap penyebaran bakteri tersebut, dan meminta masyarakat untuk
terus meningkatkan gaya hidup bersih.

Dalam siaran pers yang dilansir dalam situs resmi
Kementerian Kesehatan
, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, sejak pertengahan bulan Mei 2011 hingga tanggal 2 Juni 2011
sudah tercatat 520 kasus terjadi akibat bakteri E.Coli yang menyebar di
Jerman.

Berikut ini isi lengkap siaran pers Kementerian Kesehatan
menyangkut penyebaran bakteri E.Coli.

Kementerian Kesehatan RI terus memantau perkembangan penyakit
akibat bakteri Escherichia coli (E. coli) yang saat ini melanda beberapa negara
di Eropa. Kementerian Kesehatan telah menyampaikan surat edaran kewaspadaan
kepada seluruh jajaran kesehatan di tanah air. Hal itu disampaikan Prof.
dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan sehubungan kejadian
luar biasa (KLB) penyakit akibat bakteri E. Coli yang melanda beberapa negara
Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut Dirjen P2PL, peningkatan kasus mulai terjadi di Jerman pada pertengahan
Mei 2011. Sampai 2 Juni 2011, Jerman menemukan 520 kasus haemolytic
uraemic syndrome (HUS) dengan 11 kematian. Selain itu terdapat 1.213 kasus
“enterohaemorrhagic Escherichia coli” (EHEC), 6 diantaranya
meninggal. Artinya, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian
.

Selain Jerman, ujar Prof. Tjandra, ada 11 negara lain yang
menemukan kasus ini yaitu Austria, HUS 0, EHEC 2 kasus, Czech
Republic (0, 1), Denmark (7, 10), France (0, 6), Netherlands (4, 4), Norway (0,
1), Spain (1, 0), Sweden (15, 28), Switzerland (0, 2), United Kingdom (3, 4)
dan Amerika Serikat (2, 0).

“Bakteri E.coli dapat ditemukan pada usus manusia dan binatang
berdarah panas, sebagian besar strainnya tidaklah berbahaya, tetapi strain
tertentu “enterohaemorrhagic E. coli (EHEC)” akan dapat menimbulkan
penyakit berbahaya dan mematikan, seperti yang terjadi di Eropa sekarang ini”,
ujar Prof. Tjandra.

Gejala penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare yang pada
sebagian kasus bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis).
Juga dapat timbul demam dan muntah. Masa inkubasi berkisar antara tiga
sampai delapan hari, rata-rata empat hari. Sebagian besar pasien dapat sembuh
dalam 10 hari, tapi pada keadaan khusus yang kini juga terjadi pada
sebagian kasus di Eropa, penyakit dapat berlanjut menjadi gawat dan
berat, yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).

HUS ditandai dengan kegalalan ginjal akut, anemia dan kekurangan trombosit (
acute renal failure, haemolytic anaemia and thrombocytopenia ) dan juga
gangguan neurologis sampai stroke dan koma. Diperkirakan sampai sekitar 10
persen pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut menjadi HUS yang angka
kematiannya berkisar antara 3 – 5 persen.

Untuk mencegah EHEC dan HUS yaitu dengan berperilaku hidup bersih
dan sehat antara lain mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar
(BAB) dan sebelum makan. “Seseorang yang diare disertai pendarahan dan jika
menderita sakit setelah bepergian dari Jerman dan kontak dengan penderita
segera konsultasi kepada dokter atau petugas kesehatan. Sedangkan WHO,
menganjurkan lima kunci untuk keamanan pangan yaitu jaga kebersihan, pisahkan bahan
mentah dengan makanan matang, masak makanan sampai matang, jaga makanan pada
suhu aman dan gunakan air bersih untuk mencuci bahan pangan.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36849

Untuk melihat artikel Kesehatan lainnya, Klik di sini.

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :