KabariNews – Indonesia kembali berpartisipasi dalam pameran fesyen terbesar di Amerika Serikat, Sourcing at Magic Show, yang akan digelar pada tanggal 17-20 Agustus 2014, di Las Vegas, AS.  Amerika merupakan tujuan ekspor utama tekstil Indonesia dengan pangsa 45.17% dan nilai lebih dari USD 4 miliar. “Nilai ini masih terus dapat ditingkatkan dengan melakukan marketing dan branding kepada targeted buyers” jelas Ni Made Ayu Marthini, Atase Perdagangan Indonesia di Washington D.C seperti dilansir embassyofindonesia.org (16/8)

Indonesia yang saat ini merupakan negara importir tekstil keempat terbesar di AS setelah China, Vietnam dan Bangladesh, akan membawa 23 perusahaan ke Sourcing at Magic Show. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah BNV Indonesia, PT. Indosports Jaya, Chevalier (Chevalier and Cannes), PT. Jaba Garmindo, PT. Ginza Cipta Indah, Obs! Clothes, PT. Dwiprastama Paramita, PT. Indo Emerald Implex, Nushock International Clothing Company, PT. Angelina Kartika Timur Cemerlang, PT. Excellence Qualities Yarn, PT. Ramagloria Sakti Tekstil Industri, PT. Bali Nirwana Garments, Lenan Pearl of Silk, PT. Putri Ayu Bali (Koi-Koi Silver), Mo En Da, Praja Indogama Sew (Kalyana), Toraja Melo, PT. Baguda Wear Banyuwangi, PT. Graha Cendana Abadi Mitra, Lukita Jewellery, Batik Sosro, dan Elhaus.

Dengan menggunakan tagline ‘Remarkable Indonesia‘, Indonesia akan menampilkan produk-produk dari 23 perusahaan tersebut di Paviliun Indonesia yang berlokasi di booth nomor 91812. Produk-produk yang akan dipromosikan antara lain tekstil dan produk tekstil, kulit dan produk kulit, sepatu dan aksesoris.

Menurut Made Marthini, untuk produk tekstil, Indonesia cukup kompetitif di AS. Menurut Sourcing Journal Online, Jawa Tengah khususnya sangat menarik sebagai tujuan investasi di sektor tekstil dan garmen. Alasannya karena wilayah ini memiliki iklim investasi yang kondusif, infrastruktur yang sudah terbangun dengan baik sehingga dapat diakses dengan mudah oleh sarana angkutan darat, udara dan laut.

Selain itu, tenaga kerja di sektor ini juga terkonsentrasi di Jawa Tengah. Setidaknya negara-negara seperti AS, Uni Eropa, China, Korea Selatan dan Vietnam sedang melihat kemungkinan untuk merelokasi produksinya ke Jawa Tengah. “Walaupun dari sisi harga, produk Indonesia mungkin saja lebih tinggi dari produk setara dari negara pesaing lain, namun dari sisi kualitas, produk Indonesia rata-rata memiliki kualitas yang lebih baik,” kata Made.(1009)