Setelah menunggu lima hari sejak insiden penghadangan kapal
dan penangkapan tiga staf Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Polisi Diraja
Malaysia Jumat pekan lalu di perairan Batam, pemerintah Indonesia akhirnya
melayangkan nota protes kepada Pemerintah Malaysia, kemarin.



’’Kami, dari Kemenlu sudah dapat menetapkan bahwa insiden
dimaksud terjadi di wilayah Indonesia.
Jadi, kali ini ada alasan kuat untuk melayangkan nota protes dan bisa
dipertanggungjawabkan,’’ kata Menteri Luar Negeri Marty Natalagewa dalam jumpa
pers di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
 Rabu (18/8). 

Menurut Marty, nota protes dikirim setelah pemerintah Indonesia memastikan
bahwa peristiwa tersebut terjadi dalam wilayah RI. “Kita harus akurat, tidak
bisa melayangkan nota protes begitu saja, semua data harus akurat, apalagi
masalah perbatasan di wilayah itu belum ada persetujuan antara Indonesia dan Malaysia,’’ jelasnya ’’Jadi tidak
asal main protes, agar protes ini ada bobotnya,’’

Selain protes soal  pelanggaran
wilayah, pemerintah Indonesia
juga juga mengecam tindakan Malaysia
atas penahanan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia.
’’Kita menyatakan prihatin karena ini bertentangan dengan hukum internasional
yang berlaku. Langkah Malaysia
tidak dibenarkan. Jadi kita sampaikan ini keprihatinan kita bahwa kita tidak
bisa menerima,’’ kata Marty.

Delapan Kali

Hal yang mengejutkan,  nota protes kali ini ternyata bukan yang pertama
kali di tahun 2010. Marty mengatakan, sepanjang tahun 2010, pemerintah RI sedikitnya
telah mengirimkan delapan nota protes ke Malaysia
karena melanggar wilayah Indonesia.

Namun diakui oleh Marty, persoalan  perbatasan di Asia Tenggara bukanlah persoalan
yang mudah, terutama perbatasan perairan. Apalagi kawasan ini relatif  berdekat-dekatan, seperti perairan luar Pulau
Bintan dan Batam, yang melibatkan Indonesia,
Malaysia
dan Singapura.

Marty mengungkapkan pemerintah Indonesia
siap berunding dengan negara kawasan untuk membahas soal perbatasan, “Dengan Malaysia kita
sudah siap, hari ini, besok, kita siap, tapi  mereka yang
belum siap, karenanya kita terus dorong mereka ke meja perundingan,”  kata Marty.

Untuk Share Artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35391

Untuk

melihat artikel Utama lainnya, Klik

di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri
nilai dan komentar
di bawah artikel ini

________________________________________________________________

Supported by :