“Janji kemerdekaan kita jelas tertulis dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945: mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Pendidikan bukan sekedar program yang dijalankan oleh pemerintah, sekolah dan para guru. Pendidikan adalah gerakan mencerdaskan saudara sebangsa yang harus melibatkan semua orang, karena mendidik adalah tugas setiap orang terdidik. Diinspirasi oleh janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Indonesia Mengajar yang berdiri sejak tahun 2010, mengajak para pemuda terbaik Indonesia untuk mengabdi menjadi guru selama setahun di berbagai pelosok Nusantara.

Kota dengan segala kemapanan fasilitasnya tidak menyurutkan langkah para Pengajar Muda untuk mengabdikan diri di berbagai sudut negeri. Dengan tagline “Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi”, para Pengajar Muda hadir untuk mengajar, mendidik, menginspirasi dan menjadi jembatan bagi masyarakat di pelosok tanah air dengan pusat-pusat kemajuan. Mereka terpanggil untuk mendidik anak bangsa agar mendapatkan pendidikan yang memadai. Mereka juga hadir untuk menularkan optimisme, menebar inspirasi dan menjadi jendela kemajuan di tingkat akar rumput.

Mereka bukan hanya menginspirasi, melainkan para Pengajar Muda itu juga terinspirasi. Selama setahun di daerah penempatan, mereka akan jauh dari kenyamanan rumah mereka, tetapi mereka mendapat pengalaman hidup yang sangat berharga. Karena pada saat bersamaan, mereka juga belajar untuk peka dan peduli pada realitas kehidupan bangsanya. Di sudut-sudut Indonesia itu, mereka memiliki sahabat, saudara, rumah bahkan keluarga baru. Desa di mana mereka ditempatkan akan selalu menjadi bagian kehidupan mereka. Kehadiran dan kehidupan para Pengajar Muda tersebut di sekolah, desa dan keluarga baru mereka di sana akan merajut tenun kebangsaan yang lebih kokoh.

Keterangan Foto: Pengajar Muda Adeline melepas kesempatan beasiswa S2 di Belanda untuk menjadi Pengajar Muda di Kab. Majene, Sulawesi Barat

Kelak, Indonesia akan dipenuhi pemimpin baru yang memiliki kompetensi kelas dunia dengan pemahaman akar rumput. Bayangkan bila beberapa tahun lagi banyak alumni Pengajar Muda yang sudah menduduki posisi-posisi penting di berbagai sektor di Indonesia, mereka diharapkan akan terus peduli pendidikan dan perbaikan kualitas sumber daya manusia. Mereka akan menjadi pemimpin yang memahami saudara sebangsanya. Mereka telah berjuang merajut tenun kebangsaan sejak masih muda.

Para pemimpin itu lahir dari anak-anak muda terbaik pada generasinya yang diberi kesempatan untuk hidup, tinggal, bekerja, dan berinteraksi di dunia pendidikan bersama rakyat di segala penjuru, termasuk di daerah terpencil. Kita saksikan, para Pengajar Muda itu meninggalkan ilmu, inspirasi dan kenangan di masyarakat desa di pelosok negeri. Tanda pahala para Pengajar Muda itu akan membekas di setiap prestasi anak-anak dan di setiap kemajuan di desa-desa.

“Hingga saat ini, 170 sarjana terbaik telah terpilih dari 19.518 pendaftar untuk ikut membagi inspirasi dengan lebih dari 19.000 siswa di 140 SD di 16 kabupaten/propinsi di seluruh Indonesia.”

Hadirnya Pengajar Muda di berbagai pelosok Indonesia, merangsang anak-anak di sana untuk memiliki cita-cita dan mimpi yang tinggi, dimana mimpi adalah energi mereka untuk masa depan. Keterbatasan tidak menghalangi semangat mereka untuk belajar. Pengajar Muda hadir di sana, di desa mereka, untuk turut membukakan pintu menuju masa depan yang lebih baik. Pengajar Muda hadir memberikan harapan. Pengajar Muda hadir mendekatkan jarak mereka dengan pusat kemajuan, membuat anak-anak SD di pelosok negeri memiliki mimpi dan meraihnya, serta membuat para orangtua di desa-desa terpencil ingin memiliki anak yang terdidik seperti para Pengajar Muda.

Diastry Satriantini, biasa dipanggil Dissa, adalah salah satu contoh bagaimana Pengajar Muda membantu mengasah potensi siswanya. Ditempatkan di Lumasebu, Maluku Tenggara Barat, Dissa telah berhasil menyemangati seorang siswa didiknya untuk mengikuti dan terpilih menjadi salah satu dari 36 delegasi Konferensi Anak Bobo 2011 di Jakarta, pada bulan November 2011 yang lalu. Alfonsina Melsasail atau yang akrab disapa Foni, adalah nama siswa Dissa. Ia bersekolah di SD Kristen Lumasebu, Maluku Tenggara Barat, Maluku. Sebelumnya, ia belum pernah keluar jauh dari tempat tinggalnya Tapi ia bisa terinspirasi: belajar dan berjuang sehingga akhirnya terpilih untuk bisa hadir final ke Jakarta. Ini akan jadi pengalaman berharga dalam hidupnya bahwa Indonesia itu besar dan harus maju karena sumber daya manusianya.


Keterangan Foto: Pengajar Muda bersama-sama siswa di pantai (Karas, Fakfak – Papua Barat)

Hal yang sama dilakukan oleh Dimas Sandya, Pengajar Muda penempatan di Aceh Utara. Ia memberi semangat kepada 20 anak didiknya untuk berani menuliskan surat kepada ibu gubernur Aceh. Pada awalnya, anak-anak tersebut merasa sangat pesimis, “Mana mungkin Ibu gubernur mau bertemu kami”. Namun, akhirnya Dimas berhasil memberikan suntikan semangat dan keberanian bagi anak-anak. Hingga akhirnya surat mereka pun terkirim, dan mendapat balasan dari ibu gubernur (surat balasan tersebut berjudul: “Membalas Surat untuk Darwati”.

*** 

Indonesia Mengajar tidak berpretensi untuk menyelesaikan seluruh persoalan pendidikan di Indonesia. Tetapi Indonesia Mengajar sepenuhnya percaya bahwa hadirnya putra-putri terbaik Indonesia sebagai guru mendorong peningkatan kualitas pendidikan kita. Indonesia Mengajar optimis bahwa negeri kita akan melangkah semakin baik. Kita perlu semakin banyak orang yang berbuat positif karena sekedar mengecam kegelapan tidak akan menyelesaikan permasalahan. Kita perlu semakin banyak calon pemimpin masa depan yang memilih menyalakan cahaya.

Adanya semangat pemuda dan anak didik di pelosok negeri yang besar tersebut, membuktikan bahwa negeri ini masih memiliki harapan, semangat untuk maju dan mampu untuk turut serta dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa mereka masih mempunyai semangat untuk maju dan mampu untuk turut serta dalam membangun masa depan bangsa Indonesia. Dari kisah-kisah para Pengajar Muda tersebut, kita masih boleh yakin bahwa masa depan republik ini masih cerah.

“Berhenti mengeluh tentang dunia yang gelap, mari nyalakan pelita”

Informasi lebih lanjut:

Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
Jln. Galuh II No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, INDONESIA 12110
Phone : +62-21-7221570
Fax : +62-21-7231430
Email : info@indonesiamengajar.org
Web : http://indonesiamengajar.org
Twitter : @pengajarmuda
Facebook: Indonesia Mengajar

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?38104

Untuk melihat artikel Special lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :