Dansa berderet atau yang lebih populer dengan sebutan line dance menjadi salah satu cara untuk mempromosikan budaya Indonesia di mancanegara.

Line Dance merupakan tarian yang melibatkan banyak orang dan ditata dengan formasi berderet atau melingkar. Semua penarinya bergerak ke arah yang sama dan melangkah dengan gerakan yang sama sesuai dengan alunan musik. Contoh tarian ini di antaranya adalah tari poco-poco atau sajojo.

Pembina Dansa Berderet, Triesna Jero Wacik mengatakan, meskipun tarian ini berkesan modern, budaya Nusantara yang diangkat melalui penggunaan lagu-lagu daerah lebih bisa meresap dan dinikmati masyarakat. Line dance juga merupakan bentuk ekspresi budaya, olah raga dan seni yang bisa menambah kesehatan, menghambat kepikunan sekaligus sarana refreshing untuk melepas penat.

The Universal Line Dance (dULD) sebagai organisasi yang fokus dalam seni tari tersebut berencana mengadakan Regional Line Dance dan Kompetisi Line Dance Nasional untuk memperebutkan Piala Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

“Kelompok ini juga pernah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara pertama di kompetisi Line Dance se-Asia Pasific tahun lalu. Begitu Bendera Indonesia dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan, kami semua sangat terharu, “ujar Triesna.

Triesna yang juga merupakan istri dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, line dance telah berhasil membangun landasan yang kuat untuk berkembang di Indonesia. Pihaknya akan terus mempopulerkan tarian dansa berderet di Indonesia hingga ke mancanegara.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37019

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________


Supported by :