Tak terbayangkan sebelumnya pertumbuhan internet begitu pesat seperti sekarang. Sistem komputer yang bekerja pada basis jaringan ini memang menjadi penemuan paling spektakuler di abad 20. Dilaporkan bahwa pertumbuhan internet dalam dekade terakhir mencapai 1,2 miliar pengguna sampai tahun 2007. Saat ini  jumlah server  mencapai 489 juta (Kompas/24/10/2007). Jumlah pengguna internet sendiri sudah mencapai milyaran pengguna.

Dampaknya pesatnya perkembangan internet ini adalah memudahkan orang mendapatkan informasi. Informasi yang tersedia begitu beragam. Ini dimungkinkan karena setiap orang juga bisa meng-upload informasi di internet. Informasi itu bisa apa saja, mulai dari informasi sepele, merekrut calon karyawan, sampai menjual produk. 

Internet ternyata berpengaruh pada stagnasi industri rekaman dunia saat ini. Sejak teknologi P2P (peer to peer) ditemukan, download   lagu  menjadi begitu marak. Tanpa perlu datang ke toko kaset, setiap orang tinggal duduk dan menekan tombol keyboard maka file lagu dapat ditransfer kapanpun dan dimanapun.

Selain soal kemudahan akses, pukulan yang amat terasa juga pada sektor harga. Harga membeli atau dowload lagu di internet jauh lebih murah. I tunes, situs hiburan terkenal yang menyediakan lebih 6 juta lagu, hanya menjual dengan harga 0.99 dollar per lagu. Di situs Amazon,  satu lagu MP3 dilepas hanya bekisar 3 sampai 6 dollar tergantung kepopuleran lagu, tapi biasanya  tidak lebih dari 15 dollar saja. Bandingkan bila membeli di gerai kaset, dapat harga 10 dollar saja termasuk lumayan. Apalagi kalau lagunya agak susah dicari, harganya pasti selangit. Itu juga belum termasuk biaya dan waktu yang keluar saat mengunjungi toko kaset.

Melihat gejala ini, industri rekaman dunia yang didominasi Sony, EMI, Universal,  dan Warner Music, langsung melakukan langkah-langkah antisipasi yakni dengan melayangkan somasi dan tuntutan hukum kepada situs-situs yang menjual lagu-lagu produksi mereka tanpa ijin atau membayar royalti. Salah satu situs yang menyediakan layanan dowload lagu gratis, Napster yang pernah ngetop dan di hits ribuan orang setiap harinya, akhirnya ditutup karena menjual lagu secara ilegal.

Tutupnya Napster ternyata tidak menyurutkan minat masyarakat untuk mendapat lagu-lagu secara gratis atau minimal murah. Tetapi justru memicu munculnya situs-situs baru  yang menjual lagu secara illegal. Sementara, Usaha-usaha untuk menghentikan pergerakan situs-situs tersebut terus dilakukan.

Sekarang meski masih banyak situs-situs model begitu, ternyata muncul juga kesadaran bahwa akhirnya jalan legal menjadi pilihan yang bijak bagi usaha mereka. Dengan menjual lagu secara legal, relatif mereka tenang menjalankan usaha karena dilindungi undang-undang. Buah simalakama bagi industri rekaman konvensional, di saat situs-situs tersebut beralih menjadi penjual lagu secara legal, perusahaan rekaman konvensional mendapat tantangan berat, yakni kalah bersaing di sektor harga.

Internet menggila, bukanlah komentar yang nyinyir, tetapi kenyataan. Betapa internet meraih pencapaian yang luar biasa. Salah seorang pencipta internet dalam sebuah jurnal internasional bahkan memprediksikan bahwa internet kelak akan merambah antariksa. Ini mungkin prediksi dini, tapi kalau diruntut kebelakang saat pertama kali Arpanet muncul yang kala itu diprediksikan akan mewabah dunia, tentu merambah antariksa hanyalah soal waktu(yayat/berbagai sumber/photo:flickr)