KabariNews –  International Organization for Standartdization (ISO) Sepertinya menangkap Kenyataan dan kegelisahan perbaikan proses, para pelaku bisnis, serta konsultan ISO. Pada kenyataannya banyak permintaan dari pelaku bisnis dan beberapa pelaku yang mempunyai kepentingan, melakukan upaya-upaya guna memperbaiki kinerja dan tata laksana untuk mencapai standarisasi.

Seperti yang dilakukan oleh Proxsis, Corporate University yang bergerak dalam konsultan ISO yang memberikan kesempatan kepada pelaku bisnis untuk memahami ISO dengan kemasan seminar, diskusi dan paparan kontek ISO 9001:2015 dan 14001:2015 pada tanggal 16 Desember 2015 di Hotel Alana Surabaya.

ISO 9001:2015, adalah sebuah lompatan progresif dalam sistem standarisasi. Seperti yang telah di ketahui, bahwa di Indonesia banyak bermunculan lembaga-lembaga yang mengeluarkan berbagai seri standarisasi , hal itu dilihat karena adanya pengaruh kemajuan teknologi dan multimedia, sehingga dalam fersi 2015 mengganti kata seperti document, manual dan report menjadi documented information. Ini adalah sebuah sinyal yang mendorong para perusahaan untuk fokus pada subtansi proses (process approach) dalam memuaskan konsumen (custumer fokus) sesuai dengan konteks bisnis lanskap kompetisi masing-masing perusahaan.

Dengan kata lain, Standart Operating Procedures (SOP) dan proses bisnis harus membuat produktivitas yang semakin tinggi dan mampu menjadi competitive advantage, bukan untuk menjadi beban. Disamping itu, ISO 9001:2015 sangatlah mendorong inovas, dimana SOP bisa dibuat dalam format atau media apapun yang paling cocok dengan konteks sebuah organisasi.

Zulfikar Mustafa,  Business Manager Proxsis mengatakan banyak karyawan dan pimpinan perusahaan saat ini jika mendengar kata SOP membayangkan sebuah dokumen tebal yang susah dipahami ataupun diagram alir (flow chart) yang susah dipahami Banyak perusahaan sering kali menemui permasalahan yang terjadi karena kesenjangan antara SOP dan tindakan dilapangan.

Selain itu Zulfikar menegaskan, karena  banyak perusahaan yang membutuhkan kami dalam pengertian untuk memahami SOP, karena SOP exsis but not followed. Apalagi jika SOP ditempatkan dalam konteks ISO 9001:2015 (quality management system) pandangan tentang dokumentasi yang diperlukan bertambah rumit bagi para pimpinan perusahaan. Akibat tuntutan sertifikasi untuk kebutuhan eksport atau pun tender. Kadang kala perusahaan mengambil jalan pintas untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001 secara cepat dengan konsekuensi dilapangan tidak terlalu sesuai  dengan apa yang didokumentasikan. Akhirnya dalam perjalanan waktu baik SOP maupun ISO lebih dipandang sebagai formalitas dalam sebuah organisasi, bukan merupakan kunci strategi.

Rudy Maulana, Founder dan Chairman Proxsis mengatakan diharapkan dengan adanya forum ISO Indonesia 2015 dapat membuat proses bisnis dan SOP menjadi competitive edge yang bermanfaat. Momemtum ini dijadikan titik tolak sebuah konsulidasi para praktisi dan konsultan ISO di Indonesia untuk melakukan penyegaran paradigma terhadap pelaksanaan ISO ,

“Momentum ISO 9001:2015, harus di gunakan sebaik-baiknya oleh pelaku bisnis di Indonesiauntuk memajukan perusahaannya,. Jika ISO 9001;2015 digunakan dengan efektif, dapat membantu perusahaan  dalam mengelola biaya dan produktivitas jauh lebih baik. Ini jika manajemen perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa membuat SOP benar-benar mudah dipahami dan dilakukan”katanya. (1011)