Jakarta, KabariNews.com-Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan
laporan tahunan Trafficking in Persons (TIP),  disertai dengan
pemberian penghargaan kepada sembilan orang dari seluruh dunia yang berupaya
mengakiri praktek perdagangan manusia (trafficking),  dengan menamai
mereka “Pahlawan yang Berjasa untuk Mengakhiri Perbudakan Era-Modern.” pada Selasa (16/06) di Gedung Putih, Washington.

Dalam
konferensi pers, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, memberi penghargaan
kepada  Elly Anita dari Indonesia yang pernah menjadi korban perdagangan
manusia, sebagai salah satu pahlawan tersebut.

 

Pada tahun 2006, Elly menerima tawaran kerja sebagai
sekretaris di Dubai, Uni Emirat Arab, namun karirnya berujung di wilayah Kurdistan, Irak. Agen pengerah tenaga kerja yang
membawanya justru menyiksa, tidak memberi makan, menahan dan kerap menodongkan
senjata ke kepalanya.

Anita kemudian mendapatkan peluang untuk meloloskan diri,
dan menggunakan internet untuk mengkontak Kedutaan Indonesia di Amman,
Jordania, serta LSM yang bergiat menangani buruh migrant. Dengan bantuan lembaga 
International Organization for Migration, Anita meloloskan diri ke Irak, dan
kembali ke Indonesia.

 

Sejak kembali ke Indonesia, Anita menggunakan
pengalamannya untuk membantu pihak lain. Dia memulai dengan bekerja di lembaga
yang menangani buruh migrant, membantu menyelamatkan enam perempuan yang
menjadi korban perdagangan manusia. Salah satu ancaman terbesar bagi korban
trafficking dari Indonesia
adalah menjadi buruh paksa di Timur Tengah dan Negara Asia yang maju.

Arab
Saudi dan Malaysia
adalah tempat tujuan utama para buruh migran, di dua negara itu para korban
terpaksa menjadi pembantu rumah tangga dan diekploitasi secara seksual.

 

Sejak tahun 2001, Departemen Luar Negeri AS menerbitkan
laporan tahunan Trafficking in Persons menyangkut upaya pemerintah untuk
menghentikan trafficking. Meskipun banyak Negara berupaya mengurangi kejahatan
ini, praktek perbudakan era-modern ini terus terjadi di dunia dan telah
menyengsarakan hidup jutaan orang.

Diperkirakan 800.000 laki-laki, perempuan,
dan anak-anak diperjualkan-belikan di berbagai wilayah perbatasan antar-negara
setiap tahunnya. Jutaan orang juga diperdagangkan dalam batas wilayah Negara
bersangkutan. demikian seprti dikutip siaran pers Kedutaan Besar Amerika di Jakarta.(foto: Migrant Care)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33248

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Gihan Law Office