Semburan lumpur gas di Serang, Banten di perkirakan akan berhenti
setelah enam bulan. Hal itu disampaikan Rum Budi, peneliti dari Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, usai meneliti semburan lumpur di Kampung Astana Agung, Desa Walikukun, Kecamatan Pontang, Kabupaten
Serang, Banten.

“ Kemungkinan enam bulan kedepan, lumpur sudah berhenti,”ujarnya.

Kemungkinan ini didasarkan dari pengalaman yang pernah terjadi pada tahun
2003 di Kecamaan Pontang, Kabupaten Serang. ketika itu lumpur berhenti menyembur dengan sendirinya setelah enam bulan.

Di Pontang dan Astana Agung memiliki
struktur geologi yang sama, yaitu sama-sama berada didaerah pesisir dan
memiliki kandungan gas, hanya saja terpisah.

Kandungan lumpur yang terkandung tidak berbahaya, dan tidak beracun hal ini
tidak lupa disampaikan Rum.” Semburan Lumpur Astana Agung tidak berbahaya.
Airnya tidak beracun, saya sudah mencobanya tadi.” pungkasnya.

Saat ini semburan lumpur menjadi tontonan warga. Volume semburan lumpur tersebut berkisar 5,7 liter per detik dengan tinggi semburan 60 cm dan diameter 2 meter, sehingga pihaknya menyatakan lumpur tidak akan meluap ke pemukiman warga.

Lumpur tersebut mengandung gas metan sekitar 14 persen dengan status  low explosive limit dan gas CO2 47 persen.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33274

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket