Jakarta, KabariNews.com-
Diterima di universitas negeri memang menjadi impian hampir semua pelajar Indonesia,
sehingga kadangkala cara-cara curang pun dilakukan demi tercapainya keinginan
itu.

Baru–baru dilaporkan 10 orang joki yang tertangkap tangan
diserahkan Panitia  Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Hasanuddin, Makasar kepada
Kepolian Wilayah Kota besar Makassar, Rabu (2/07).

Peserta bayar 135
Juta Rupiah

Praktik curang ini terungkap setelah dua anggota Tim
Monitoring dan Evaluasi SMNPTN memergoki seorang joki berinisial IS memberikan
jawaban kepada salah satu peserta ketika ujian seleksi sedang berlangsung.

Panitia mengungkapkan modus operandi sang joki adalah dengan
cara mendaftar dan mengikuti ujian tersebut sebagi perserta biasa. Tapi jejak
sang joki sudah terendus oleh tim evaluasi karena tahun lalu dia juga ikut
seleksi masuk ke fakultas teknik univeritas yang sama.

“Karena curiga, kami mengawasi dia dan benar saja, kami
memergoki dia sedang mengoper jawaban ke peserta lain.” kata salah satu anggota
Tim Evaluasi. Setelah tertangkap tangan sang joki lalu mengaku ada sembilan
joki lainnya yang berkeliaran di universitas ternama di Makassar
itu. Dari pengakuan tersangka, jaringan joki ini mengenakan tarif 135 juta
rupiah jika pengguna jasa joki lulus seleksi.

Katanya harga jasa joki bervariasi tergantung fakultas yang
diambil, kata sang Joki yang masih tercatat sebagai mahasiswa Institut
teknologi Bandung
tersebut. Harga 135 juta itu dikenakan untuk masuk ke fakultas kedokteran.

Makin Canggih

Sementara di Bandung, Jawa Barat, panita SMNPTN juga
menangkap dua pelaku kecurangan.   
Praktik curang ini malah lebih canggih, dua pelaku menggunakan alat
komunikasi mutakhir berupa microchip, transmitter, lengkap dengan kabel yang
warnanya sama dengan warna kulit.

Modusnya pelaku menempelkan microchip di dalam salah satu
anggota tubuh yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan jawaban
dari orang di luar ruangan. Microchip tu berukuran kecil, tak lebih besar dari
koin Rp 100. Panitia juga mensinyalir bahwa praktik perjokian ini dilakukan jaringan  nasional yang terorganisir.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33336

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket