Kepulangan 20 WNI awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia, disambut air mata kebahagiaan keluarga mereka. Penantian dan kecemasan keluarga selama satu bulan lebih berganti dengan kegembiraan. Tak terkecuali Slamet Juhari, 53, kapten kapal MV Sinar Kudus. Dia menyampaikan syukur karena bisa berkumpul kembali dengan keluarga tercinta setelah sekian lama berpisah.

Di rumahnya perumahan Griya Kencana, Ciledug, Kota Tangerang, Slamet menuturkan momen-momen yang menegangkan saat kapalnya dikuasai puluhan perompak bersenjata asal Somalia. Slamet dan 19 awak kapal MV Sinar Kudus tiba di Bandara Soekarno-Hatta Sabtu (7/5) malam setelah dibebaskan perompak. PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal memenuhi tuntutan perompak untuk membayar tebusan demi pembebasan awak kapal.

Namun apa yang diceritakan Slamet cukup mengagetkan. Kapal yang memuat bijih nikel itu ternyata akan dibajak lagi oleh kelompok perompak lain beberapa saat setelah dibebaskan oleh perompak. Bahkan kelompok perompak baru ini sudah siap memanjat naik ke kapal yang baru berjalan 4 mil setelah dibebaskan. “Kapal ini dibajak oleh perompak bernama Muhammad Salah. Pada saat saya akan dilepas karena dia sudah mendapat tebusan. Dia mengatakan kepada saya, Anda tenang saja.

Tidak akan dirompak lagi. Ternyata faktanya tidak. Empat mil setelah dilepas, pas di jalan dirampok lagi,” ujar Slamet. Melihat ketidakberesan itu, Slamet pun langsung menghubungi pihak TNI yang posisinya 14 mil dari lokasi kejadian. TNI bergerak cepat sehingga upaya perampokan untuk kali kedua berhasil digagalkan. “Mereka (TNI) menembak mati empat orang pembajak baru itu.

Saya tidak mengenali wajah pembajak yang tewas ini. Saya pikir ini adalah pembajak baru. Kami benar-benar diselamatkan oleh TNI, seperti di film-film. Mereka bisa bergerak lebih cepat dari pembajak,” terangnya.

Slamet mengaku senang bisa selamat dan kembali ke tanah air berkumpul bersama keluarga setelah mengalami masa-masa menegangkan selama lebih dari 1 bulan saat kapalnya dikuasai perompak Somalia. Dia berangkat berlayar sejak 29 Februari dan baru dibebaskan 1 Mei 2011.

“Saya dibajak pada 16 Maret, setelah sempat mengisi bahan bakar,” terangnya. Slamet kemudian menceritakan bagaimana MV Sinar Kudus dibajak oleh segerombolan perompak yang dipimpin Muhammad Salah. Sebetulnya Slamet sudah tahu akan terjadi pembajakan saat kapalnya dikuntit kapal lain yang mencurigakan dalam jarak 7 mil. Posisinya kapal perompak itu, menurut Slamet, berada di sebelah kiri. Begitu mendekat mereka kemudian menurunkan dua buah speedboat yang ditumpangi empat orang asal Somalia.

Keempat perompak ini membawa senjata otomatis AK-47 dan bazoka. “Saya sebenarnya tahu, tetapi mau bagaimana lagi. Kecepatan kita hanya 12 knot, mereka bisa sampai 30 knot. Saya sudah berusaha menghindar, tetapi mereka memutar dan menghadang. Begitu empat orang itu naik dengan tangga setinggi 12 meter, kami langsung menyerah,”kata Slamet. Slamet menceritakan, dari sekian banyak perompak berkulit hitam itu ada satu orang berkulit putih.

Dia mengaku hanya sebagai penerjemah.”Setelah empat orang itu naik,sekitar 30 orang lainnya ikut naik ke kapal. Saya bingung, padahal sudah sering melintasi Somalia ini. Saya sudah empat kali.Pertama kali 2007,”katanya. Slamet mengatakan,tujuan dirinya berlayar ke Roterdam untuk mengantar barang berupa nikel senilai Rp1,5 triliun.

Meski begitu, seluruh benda berharga milik Slamet pun dijarah para perompak, termasuk tiga telepon seluler dan gajinya. Pembebasan awak MV Sinar Kudus oleh para perompak,menurut Slamet tak hanya terkait dengan pemberian sejumlah uang.Tapi juga terkait dengan faktor-faktor lain.

Misalnya,saat salat berjamaah.“Bahkan tidak jarang mereka (perompak) ikut salat berjamaah,” ujar Slamet yang kemarin ditemani istri dan dua putrinya. “Kami biasa salat berjamaah, seluruh ABK ikut.Kalau kita izin salat,mereka (perompak) tersenyum.Mereka berkata, kita sama-sama muslim,saya sangat mengerti,”ujarnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36724

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :