184007_253958944632141_1139308_nAda salah satu hal yang ditekankan oleh Sylvia Sartje kepada kabarinews.com saat akan mewawancarai. “Ini penting soal tahun kelahiran saya, dulu memang ada banyak ditulis oleh media bahwa tahun kelahiran saya itu tahun  1957, tetapi yang benar adalah tahun 1956” katanya. Tahun 2014 ini, Sylvia Saartje berusia 58 tahun. Bukan usia yang muda lagi bagi seorang musisi wanita, namun apalah artinya usia baginya. Rocker  yang sudah malang melintang di jagad hiburan tanah air selama beberapa dekade ini seperti tak pernah kehabisan tenaga menghembuskan nafas musik rock.

Lahir di Arnhem ( GolfLinks ) – Belanda, Sylvia Saartje merupakan salah satu Lady Rocker generasi pertama Indonesia yang muncul pada dekade 1970-an. Rocker wanita yang satu ini bercerita, bakat menyanyinya sudah terasah semenjak dirinya masih duduk di bangku SD. Tepatnya di  SD Sanansari, dia sering ditunjuk oleh  guru sekaligus kepala sekolah yang bernama Pak Akmo BA untuk bernyanyi. “Beliau yang pertama kali melihat talenta suara saya dan meramalkan bahwa suatu hari nanti bisa menjadi penyanyi terkenal” kata dia

Nah, di saat SD kelas 5 wanita yang akrab disapa Jipi ini mengikuti lomba menyanyi anak-anak di stasiun Radio Republik Indonesia ( RRI ) Malang, mewakili SD Sanansari dan mendapat Juara 1. Sejak itu pula Jipi sudah menjadi Penyanyi Cilik RRI Malang. “Saya  juga sering diundang untuk menyanyi di gereja, waktu itu di GPIB Immanuel Malang. Sering juga di undang menyanyi di pesta Ulang Tahun anak-anak, dan pesta sekolah antar SD di kota Malang”, tuturnya.

Ketika Jipi  memasuki bangku SMP Bhakti Jalan Cipto Malang dari tahun 1970 sampai 1973, dia bergabung dengan band yang cukup terkenal di kota Malang, yaitu Tornado dari  tahun 1972 sampai tahun 1975. Pada waktu awal karir menyanyi bersama band Tornado, Jipi juga sudah sering menyanyi sampai hampir di semua daerah di Jawa Timur. Saat itu, dia bernyanyi bersama artis penyanyi terkenal dari Jakarta yaitu waktu ke Banyuwangi bernyanyi bersama Ari Koesmiran, Mus Mulyadi dan lain lain. Masih dengan Tornado, Jipi pun  juga sering main sebagai band pembuka kalau ada band-band yang show di kota Malang, salah satunya dengan Gito bersama The Rollies.

Selanjutnya dia menjadi penyanyi Solo di kota Malang yang pernah menyanyi juga dengan band-band terkenal kota Malang lainnya seperti Band Avia, Band Elvira, Band Arfack, Band Bad Session, Band Bentoel, dan Band Oepet. Seterusnya karir Jipi berkembang bukan untuk kota Malang saja, tetapi sudah merambah sampai ke kota besar, seperti Surabaya, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Denpasar, Madura, Dili Timor Timur, bahkan sampai luar negeri, Brunai Darusalam, Singapura, Malaysia dan lain lain.

Selain itu di masa SMA, Jipi juga sempat mengikuti testing menyanyi untuk tampil di acara Kenalan Baru di TVRI Jakarta. Pernah juga mengikuti Festival Lagu Tingkat Jawa Timur dan keluar sebagai 10 Finalis Terbaik Jawa Timur pada tahun 1976. Juga mengikuti PORSENI ( Pekan Olahraga dan Seni ) Tingkat Jawa Timur dan keluar sebagai Juara Pertama Wanita pada tahun 1977. Penampilan Jipi di beberapa kota sempat mengisi halaman koran-koran dan majalah-majalah terbitan Ibukota. Pada kesempatan lain seorang Wartawan Ibukota yang bernama Bens Leo sempat pula bertandang ke kota Malang hanya untuk wawancara khusus untuk sebuah majalah terbitan Ibukota. Juga wartawan musik lainnya termasuk wartawan senior dari kota Bandung yang bernama Denny Sabri datang ke kota Malang. Dengan begitu nama Sylvia Saartje semakin dikenal di seantero Indonesia.

Jauh sebelum dikenal dengan istilah Lady Rocker di Indonesia, Jipi bisa dibilang sebagai pembuka jalan itu seperti yang di katakan beberapa wartawan Ibukota. Karena setelah di juluki dengan sebutan lady rocker pertama maka bermunculan puluhan penyanyi wanita yang menempuh jalan yang sama seperti Anggun C Sasmi, Nicky Astria, Mel Shandy, Atiek CB, Euis Darliah, Hilda Ridwan Mas .“ Waktu itu saya suka banget musik rock oleh sebab itu saya sering menyanyikan lagu lagu dari Led Zeppelin, Pink floyd, Deep Purple, Aerosmith dan yang lainnya hingga mendiang Janis Joplin” kata dia. Bahkan dalam sebuah kesempatan tampil di kampus Universitas Padjajaran-Bandung tahun 1974, Jipi mendapat sambutan meriah setelah melantunkan lagu “The Great Gig in The Sky” milik band progresif rock legendaris, Pink Floyd dari album masterpiece-nya “DarkSide of The Moon”.

Ke Jakarta dan  Album Pertamanya

1381776_801664289861601_1397629530_nSuatu hari kira-kira tahun 1976-1977, Jipi kedatangan tamu seorang wartawan majalah Selecta dari Ibukota Jakarta namanya Masheri Mansyur. Kedatangannya ke kota Malang disambut baik oleh kedua orangtua Sylvia Saartje. Maksud dan tujuan beliau adalah meminta izin kedua orang tua, dan mengutarakan niat-nya membentuk satu group Band cewek, dan Jipi sebagai lead vocal, karena personil lainnya sudah berada di Jakarta. Band cewek tersebut akhirnya diberi nama The Orchid oleh Masheri Mansyur. Akhirnya ditentukan waktu untuk keberangkatan Jipi ke Jakarta setelah lulus dari SMA Negeri 1 Malang.

Sesampai di Jakarta langsung diadakan pertemuan dan perkenalan dengan personil band The Orchid yang lain. Untuk sementara waktu Jipi diminta oleh Masheri Mansyur untuk menginap dan tinggal di rumah Rini Asmara yang menjadi tempat berkumpulnya anak-anak band. Dalam waktu singkat Jipi sudah latihan untuk persiapan show dan pemotretan. Salah satu tempat show yang Jipi ingat, yaitu di Hotel Gajah Mada Jakarta. Kebetulan malam itu diantara penonton yang ada, hadir Ian Antono, Ahmad Albar, dan Akuang yang waktu itu menjadi Manager dari God Bless. “Saya sempat melihat ada pembicaraan antara Masheri Mansyur dan Akuang pada malam itu. Dan seusai manggung oleh Masheri Mansyur kita semua sempat dikenalkan dengan Akuang” kata dia.

Alhasil, The Orchid pun berada dalam satu Management dengan God Bless waktu itu. Maka Jipi dan personil The Orchid lainnya yang datang dari luar kota di boyong oleh Akuang dan dipersilahkan tinggal di sebuah rumah besar di daerah Bilangan Tebet Timur. “Di dalam rumah tersebut ada penjagaan ketat dari pengawal-pengawal yang menjaga keamanan rumah tersebut. Sudah tersedia pula peralatan musik, sound system dan lighting yang sangat lengkap dan canggih” tutur Jipi.  Dia pun mengatakan, teman-teman sudah disediakan jadwal latihan untuk persiapan jadwal show. Promosi berita melalui koran dan majalah juga pemotretan sudah dilakukan. Tetapi Jipi sendiri tidak tahu pasti kenapa tiba-tiba dengan sendirinya band itu menjadi vacum dengan absennya satu persatu personil secara bergantian pada waktu latihan yang pada akhirnya The Orchid bubar dengan sendirinya.

Sedangkan Jipi yang datang dari luar kota masih tinggal di Tebet untuk beberapa waktu lamanya. Untuk selanjutnya dengan perantaraan Mickey Jaguar vocalis Band Bentoel kala itu, dia dipertemukan dengan Ian Antono yang kebetulan tinggal di Tebet juga di daerah belakang rumah yang di tempati personil The Orchid. Dengan Label perusahaan rekaman PT. Iramatara, Jipi dan Ian Antono terlibat dalam satu proyek musik. Untuk selanjutnya dia memulai memasuki dunia rekaman, dan mengeluarkan album pertama yang berjudul Biarawati yang sempat popular di masa itu.

Sylvia Saartje  telah  mengeluarkan beberapa Album Rekaman, seperti Biarawati Produksi  PT. Iramatara Jakarta 1978, Album Kuil Tua produksi PT. Iramatara Jakarta 1979,  Album Mentari Kelabu Produksi PT. Iramatara Jakarta 1980,  Album Puas Produksi PT. Iramatara Jakarta 1981, Album Ooh Produksi PT. Iramatara Jakarta 1983, Album Jkt Blue Jeansku Produksi PT. Iramatara Jakarta 1984, Album Gerhana Produksi PT. Insan Record Jakarta 1987. Dalam tahun 1988, Jipi mengikuti konser ke 100 Kota Besar di Indonesia bersama Achmad Albar dan Godbless serta Grup Band lainnya yang di sponsori pabrik rokok Djarum. Kemudian di akhir tahun 1988, Jipi pergi ke New York Amerika dan sempat vacum berkarir kemudian Sylvia Saartje kembali lagi ke Indonesia tahun 1994 dan membuat album Take Me With You dan kembali berkarir di Indonesia.

Setengah abad Sylvia Saartje menapakkan langkahnya dalam blantika musik rock tanah air.  Kini jejak musikalitasnya masih “seksi” digemari dan dikaji oleh khalayak, tak terkecuali dari kalangan akademisi.  “Wah saya  ada tamu saat ini dan sudah  janji buat wawancara ketemu muka dengan mahasiswa Airlangga yang datang dari luar kota. Mereka datang untuk bahan membuat skripsi tentang saya dan musik yang saya digeluti.  Ini sudah yang ketiga kalinya lho ada yang  mau buat skripsi dengan saya sebagai narasumbernya” pungkas Jipi yang rencananya akan menulis biografinya sendiri (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?66443

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Hosana