KabariNews – JFlow, demikianlah musisi bernama lengkap Joshua Matulessy akrab disapa oleh para penggemarnya. Tidak seperti musisi Tanah Air pada umumnya yang cenderung menekuni aliran musik pop atau jazz, pria kelahiran 8 April 1980 ini memutuskan untuk fokus pada musik beraliran hip hop. Selama berkarir, ia sering berkolaborasi dengan musisi Indonesia papan atas, di antaranya Glenn Fredly, Tompi, dan Saykoji. Selain bermusik, penyanyi berdarah Maluku ini juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial politik di masyarakat. Dalam musim Pemilihan Presiden 2014 lalu, ia tergabung dalam aliansi artis Salam Dua Jari pendukung Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Joko Widodo – Jusuf Kalla. Ia pun turut menyemarakkan Konser Salam Dua Jari di Gelora Bung Karno seminggu menjelang pilpres 2014.

Jflow dikonser salam 2 jariDalam rangka merayakan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, JFlow dan Elfa’s Singers tampil di ajang Pesta Rakyat yang merupakan acara swadaya masyarakat Indonesia di Los Angeles dan didukung oleh pihak KJRI Los Angeles. Dalam acara tersebut, JFlow membawakan beberapa lagu andalannya, antara lain Connected, Tonite, Kekinian, dan We Are One. Sembilan hari berselang, lagu We Are One gubahannya mendapatkan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2015 untuk kategori karya produksi rap/ hip hop terbaik. Di sela rangkaian tournya ke Eropa dan Amerika Serikat tersebut, Stanley Chandra dari Kabari News berkesempatan untuk berbincang dengan JFlow mengenai karirnya di dunia musik dan kegiatannya sebagai aktivis. Berikut adalah hasil wawancara tim Kabari News dengan JFlow:

Bagaimana kisah di balik nama JFlow?

Nama ini diberikan oleh sahabat saya Igor, yang mendirikan grup musik Saykoji. Pada tahun 2003 saya bergabung dengan Saykoji, saya belum punya nama panggung. Karena nama asli saya Joshua dan saya dari Jakarta, maka itu mewakili huruf J. Background musik saya membuat saya punya ciri khas dalam nge-rap, yaitu rap saya itu tidak terpatah-patah, tetapi mengalir atau flowing mengikuti nada. Jadi, saya memiliki kepekaan nada yang musisi hip hop atau rapper lain kurang banyak mengeksplor di sana. Jadi, akhirnya JFlow.

Boleh Anda bercerita sedikit mengenai kunjungan kali ini?

Ini adalah tur ke-2 saya di Amerika. Tahun lalu juga sudah berada di Amerika. Kali ini saya datang ke Amerika dengan misi yang lebih spesifik lagi, yaitu Indonesian hype untuk menunjukkan kepada publik Amerika dan orang Indonesia yang tinggal di Amerika bahwa Indonesia itu sudah progresif, moderen, bergerak ke arah yang lebih maju. Jadi, kita masih punya kekayaan tradisional yang kita banggakan, seperti dangdut, gandrung, gamelan, angklung. Tetapi kita juga moving forward bagaimana caranya kekayaan budaya ini kita kemas menjadi lebih relevan, kekinian, dan bisa tap in ke market. Jadi itu bedanya kunjungan tahun lalu dengan tahun ini. Sebelum ke Amerika, saya tampil di Eropa dulu di acara Museumsuferfest di Frankfurt, yang merupakan salah satu festival musim panas terbesar di Eropa. Sekarang di Amerika dan setelah ini ke Kanada.

Mengapa Anda memilih untuk menekuni aliran musik hip hop?

Kalau saya bisa bilang, saya sebenarnya tidak pernah milik untuk mau ada di hip hop tetapi hip hop yang milih saya untuk ada di situ. Saya tidak pernah punya pertimbangan untuk menjadi musisi yang seperti apa. Bahkan, saya tidak pernah punya impian untuk menjadi musisi. Saya dari kecil ingin adi atlet. Sampai SMA, saya masih berusaha keras untuk menjadi atlet sepakbola. Pada saat saya kuliah, akhirnya saya menyadari bahwa saya tidak cukup bagus untuk menjadi seorang atlet profesional dan ketemu sahabat saya, Igor. Dialah yang memasukkan saya akhirnya menjadi musisi hip hop.

Siapa musisi hiphop idola Anda?

Kalau di dalam negeri, jelas Saykoji. Semua yang dilakukan menjadi patokan saya dalam memulai karir. Kalau di luar Indonesia, Jay Z dan juga Kanye West. Jay Z, untuk kemampuan dia menjadi seorang entrepreneur, membangun brand image dia. Kanye West, untuk kegilaan ide-ide kreatifnya.

Lagu – lagu Anda tergolong unik dan mengandung banyak pesan tentang Indonesia. Apa yang menginspirasi pembuatannya?

Kebetulan hip hop merupakan jenis musik yang memiliki paling banyak ruangan untuk bercerita. Kalau ibaratnya lukisan, yang kanvasnya paling luas itu hip hop. Jadi, saya berpikir saya harus mengisi kanvas ini dengan bijak, apa yang mau saya sampaikan di kanvas yang cukup luas ini. Apakah saya mau bicara tentang hal-hal yang meaningless atau hal-hal yang bakal punya impact. Sebagai orang Indonesia, saya tahu persis bahwa bangsa saya saat ini reputasinya di dunia internasional belum seperti yang kita harapkan. Saya membuat keputusan bahwa saya akan menggunakan musik dan talenta saya yang Tuhan beri untuk bisa membawa nama Indonesia, put us back on the map, dan membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan seni yang saya kerjakan.

Tidak sedikit lagu yang Anda ciptakan berbahasa Inggris. Mengapa demikian?

Simple sekali. Indonesia harus bisa membuktikan bahwa kita adalah pemain dunia. We are a team player of a global team. Untuk bisa berada dalam pergaulan dunia, supaya kita bisa bicara eye-to-eye dengan orang dari luar Indonesia, kita harus bicara dengan bahasa yang dapat mereka mengerti. Kalau saya bicara dalam bahasa Indonesia dari awal sampai akhir, dan ada orang dari luar Indonesia yang melihat penampilan saya, mereka tidak akan mengerti saya bicara apa. Message saya tentang Indonesia yang berbudaya, luar biasa, ramah tamah, dan sebagai bangsa yang mau bersahabat dengan semua orang kalau tidak menggunakan bahasa Inggris akan sulit untuk diterima. Mejurut saya, pilihan saya untuk menggunakan bahasa Inggris itu bukan untuk keren-kerenan tetapi sangat sederhana, supaya kita bisa masuk ke pergaulan internasional dan bisa berkomunikasi dengan orang di luar Indonesia.

Beberapa saat yang lalu, lagu baru Anda, Kekinian, diunduh gratis oleh 7000 orang. Komentar Anda tentang fenomena pembajakan di Tanah Air?

Sebenarnya tidak hanya di Indonesia, di manapun di seluruh dunia, isu pembajakan selalu ada. Itu musuhnya semua seniman. Tetapi memang bedanya, kalau di Indonesia, masih sangat massive terjadinya dan belum ada tindakan yang benar-benar luar biasa yang dilakukan oleh aparat. Yang terakhir saya tahu, pembajakan itu masuknya delik aduan. Berarti, orang yang merasa karyanya dibajak, harus melaporkan ke polisi dulu, baru polisi akan bertindak. Saya tidak tahu apakah seharusnya seperti itu cara yang tepat. Saya mencoba melihatnya dari sisi positif bahwa berarti lagu Kekinian yang saya buat itu relate ke orang, orang merasa cerita hidupnya disampaikan lewat lagu itu, mereka suka dan mereka mendownload dengan illegal karena mungkin itu cara yang mereka tahu karena di Indonesia belum banyak orang punya credit card dan iTunes. Jadi, mungkin itu merupakan pekerjaan rumah Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) untuk memikirkan bagaimana caranya supaya musisi kreatif seperti saya dan teman-teman yang lain tidak kapok. Karena kalau setiap kali kita berkarya dengan modal yang tidak sedikit lalu karyanya diambil orang dengan gratis, saya takutnya suatu hari seniman-seniman di Indonesia akan berhenti berkarya karena simply kehabisan modal.

Apa definisi “go international” menurut seorang JFlow?

Ada beberapa indikatornya. Yang pertama, karyanya bisa dibeli di seluruh dunia. Yang kedua, pada saat dia pergi ke luar negeri dan perform, it has to be in a concert yang berbayar dengan potongan pajak yang jelas, schedule tour dia sudah worldwide, dan bukan cuman diundang oleh komunitas negaranya. Yang ketiga, masuk di chart Billboard.

Anda dikenal sebagai pendukung setia Pak Jokowi di pilpres tahun lalu. Hamper genap setahun kepemimpinan beliau sebagai Presiden. Bagaimana penilaian Anda terhadap kinerja beliau?

To be fair, tidak semua yang kita harapkan sudah terjadi. Ada beberapa yang perlu dihighlight yang sudah beliau lakukan dengan baik tetapi memang ada beberapa yang belum terjadi. Menurut saya, kita memilih orang untuk memimpin kita selama 5 tahun, bukan untuk 6 bulan, bukan untuk setahun. Jadi, sepertinya lebih baik kita konsisten. Kita kasih orang ini untuk membuktikan dirinya selama 5 tahun. Kalau menurut kita dia tidak oke, ya jangan dipilih lagi saja. Tetapi karena kita sudah sepakat untuk kasih jari kita untuk 5 tahun, yuk 5 tahun kita support. Belajar jadi bangsa yang bisa terima konsekuensi. Saya tidak pernah setuju dengan ide menurunkan pemimpin di tengah jalan. Biarlah dia membuktikan diri dalam 5 tahun seperti apa. Kalau kita mau menghakimi dia, nanti di tahun ke-5. Segala masalah yang ada saat ini ada shake down, berarti dia sedang bekerja.

Seperti yang dijanjikan di saat kampanye, Presiden Jokowi membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf). Penilaian Anda terhadap institusi tersebut?

Saya cukup tahu apa yang terjadi di BEKraf. Saya kenal dengan ketuanya (Triawan Munaf). BEKraf sempat beberapa bulan tidak bisa berfungsi karena ada masalah dengan persetujuan DPR untuk budgetnya karena mereka badan baru yang bukan Kementerian. Jadi, agak susah untuk menilai kinerja BEKraf karena memang tahun ini, setahu saya, memutuskan untuk tidak menggunakan budgetnya sama sekali. Dari budget yang hampir 1.5 triliun itu, BEKraf tidak memakainya sama sekali di tahun 2015 karena sudah terlambat dan serapannya akan kecil kalau mereka pakai. Saya hanya berharap semoga dengan Ketua BEKRaf yang berasal dari professional, dia juga dulunya musisi, dan anaknya juga seorang musisi, bisa punya approach yang berbeda ke kami, pelaku-pelaku kreatif. Semoga approachnya tidak lagi seperti top-down antara pejabat dengan kami, rakyat jelata. Saya tidak tahu visi saya nyambung tidak dengan BEKraf. Kalau saya ingin ke luar untuk promosi Indonesia ke orang yang belum tahu Indonesia atau yang tahu Indonesia tetapi dengan perspektif yang salah. Kalau sama ya bagus, kita bisa kerja bareng dan kampanye Indonesia yang kekinian. Tetapi kalau memang tidak bareng, ya tidak apa. Kita berjuang sendiri-sendiri, ujung-ujungnya buat Indonesia juga.

Selain bermusik, Anda juga merupakan seorang aktivis. Apakah Anda pernah mempertimbangkan opsi untuk terjun ke dunia politik?

Itu adalah opsi yang dari awal tidak pernah mau saya pertimbangkan karena jawabannya sudah pasti tidak. Saya percaya saya masih lebih bisa berfungsi, lebih bisa kontribusi buat Indonesia kalau saya ada di luar sistem. Jadi, kalau saya masuk ke dalam politik, saya menjadi satu frekuensi dengan para politisi itu. Saya tidak akan bisa melihat Indonesia secara obyektif. Biarlah saya jadi musisi, tetapi yang punya visi.

Apa projek dan sasaran karir Anda berikutnya?

Saya pingin tahun depan bisa jalan lagi ke Amerika, jalan lagi ke Eropa. Mungkin ke Australia dan keliling Asia. Tetapi I need support. Kalau cuman sendirian jalaninnya, tanpa didukung inisiatif dari either government atau komunitas atau pihak swasta untuk bikin ini menjadi sebuah tur yang didesain dengan baik, efeknya akan kecil sekali. We should be doing it big.
Pulang dari Amerika, saya akan mengupayakan bicara dengan sebanyak mungkin orang dan instansi untuk bagaimana caranya tahun depan 2016 tur Indonesia Kekinian (Indonesian Hype) itu bisa menjadi sebuah inisiatif yang benar-benar dipersiapkan secara matang dan besar.

Pesan Anda untuk Diaspora Indonesia

Saya hanya mau bilang bahwa teman-teman diaspora adalah ujung tombak pertama Indoensia dalam mengkampanyekan tentang Indoensia yang benar ke orang-orang di manapun teman-teman tinggal. Yang pertama kali bisa memberitahukan bahwa Indonesia itu bukan negara dunia ke-3, tidak tinggal di atas pohon, tidak hidup di abad ke-19. Jadi, saya hanya mau pesan, waktu membuat acara2, mungkin selain bikin event yang fokusnya ke dalam, mungkin teman-teman juga perlu berpikir untuk bikin sebuah acara yang fokusnya ke luar. Bagaimana teman-teman diaspora kalau bikin event, yang datang bukan orang Indonesia saja. Sebagian mungkin orang-orang yang non-Indonesia. Dan, acaranya dikemas untuk mereka dan biarkan mereka menyaksikan Indonesia yang berbeda, yang kuat di tradisi. Akar budayanya kuat, tetapi juga punya visi untuk ke depan. Bring people dari Indoensia yang bisa represent Indonesia yang benar. Bring people yang memang punya visi, punya semangat, yang bisa fluently ngomongin ini ke audience dan bisa akhirnya promote Indonesia. Let’s work together. Teman-teman yang ada di sini, you guys know better apa yang bisa dilakukan di Amerika. Kami yang di Indonesia siap support in any way we can. (1014)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/80277

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan

 

 

 

 

 

kabari store pic 1