KabariNews – Setelah belum lama membintangi Fast and Furious 6, Joe Taslim kembali dipercaya untuk berakting di Star Trek, salah satu franchise film raksasa di industri perfilman Hollywood. Ia mengaku tak pernah menduga akan mendapatkan tawaran tersebut. Proses perekrutan dirinya pun tergolong istimewa lantaran berawal dari sebuah email yang dikirimkan sendiri oleh sang sutradara, Justin Lin. Beberapa hari setelah menemui casting director di Paramount Studio, ia mendapat tawaran langsung dari Justin untuk bergabung dan mengisi peran Manas di Star Trek Beyond.

Saat menghadiri premiere Star Trek Beyond di San Diego (Dok. Joe Taslim)Aktor kelahiran Palembang ini mengaku ia bukan seorang Trekkie (sebutan untuk penggemar fanatik Star Trek) semasa kecil. Meski demikian, pengalamannya menonton serial Star Trek di televisi cukup memiliki pengaruh pada dirinya. “Karena saya selalu ingin potong rambut seperti Spock,” ungkapnya. Alhasil, setelah mendapatkan peran Manas, Joe melakukan banyak riset mengenai sejarah Star Trek beserta segala keunikan dan visinya.

Dalam film ini, tokoh Manas digambarkan sebagai seorang tentara berwujud alien yang seideologi dengan Krall (karakter yang dimainkan oleh Idris Elba). Selain itu, ia juga memiliki loyalitas yang tinggi dan keahlian tertentu. “Hubungan antara dia dengan Krall itu bukan hubungan seorang kapten dengan bawahannya tapi lebih ke hubungan antara dua orang yang sama-sama susah dan berjuang,”  tambahnya saat menggambarkan karakter yang diperankannya.

Berbeda dengan karakter di film-filmnya yang terdahulu, karakter Joe kali ini membutuhkan banyak makeup dan prostetik. Proses makeup yang dipimpin langsung oleh ahli tata rias papan atas Joel Harlow ini memakan waktu kurang lebih 4 sampai 5 jam untuk setiap sesinya. Enam potongan prostetik yang disiapkan oleh peraih Piala Oscar untuk kategori tata rias pada tahun 2009 ini benar-benar disesuaikan dengan bentuk dan lekuk tulang muka sang aktor. Meski demikian, pada tahapan awal, Joe sempat merasakan gejala klaustrofobia yang disebabkan oleh himpitan prostetik yang menutupi seluruh wajahnya. Selain itu, ia juga harus bergumul dengan udara musim panas Vancouver, di mana syuting film tersebut berlangsung.

Menurut analisa mantan atlet Judo nasional ini, yang paling membedakan Star Trek Beyond dan film-film Star Trek sebelumnya adalah adanya pergantian struktur formula pemain melalui pemecahan karakter Kapten Kirk dan Spock. Berbeda dengan film laga dan scifi pada umumnya, konflik dalam film ini tidak semata-mata bertumpu pada konsep tokoh baik yang melawan kekuatan jahat. “Di film ini, Krall dengan ideologinya dan Kirk dengan ideologinya
yang actually memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” kata Joe dalam wawancara dengan Kabari News di Los Angeles.

Rapor Hijau Sang Sutradara Untuk Joe Taslim

BW3bSelain merupakan projek keduanya di Hollywood, Star Trek Beyond juga menandai kedua kalinya Joe bekerja sama dengan sutradara top Hollywood, Justin Lin. Dalam wawancara dengan kontributor Kabari News di Los Angeles baru-baru ini, Justin menuturkan bahwa baginya Joe adalah seorang aktor yang sangat kolaboratif, bertalenta, dan pekerja keras. Kesan positif juga dilontarkan oleh Joe mengenai sang sutradara. “Dia sangat respect (menghormati), nggak cuman terhadap A-list, B-list, C-list actor, bahkan dengan aktor ekstra sekalipun ia sangat respect,”ujarnya. Selain itu, Joe merasa ada chemistry khusus yang menguatkan hubungan profesional dirinya dengan sang sutradara. Menurut Joe, Justin pulalah yang pertama kali membukakan pintu untuk karir aktingnya di Hollywood melalui film Fast and Furious 6.

Berdasarkan pengamatan Justin, hanya langitlah yang mampu membatasi karir akting seorang Joe Taslim. “He has all the elements you want in a star (dia memiliki semua elemen yang Anda inginkan untuk seorang bintang film),” ujar sang sutradara di penghujung wawancara dengan Kabari News.

Menembus dunia hiburan Hollywood merupakan dambaan para pekerja seni peran. Berpijak pada keberhasilannya menembus Hollywood, aktor yang namanya tersohor sejak membintangi film The Raid ini tak lupa untuk berbagi kiat khusus untuk sesama aktor Indonesia. “Bekerja di film-film Indonesia bagus yang hopefully bisa diterima di festival global dan itu akan membukakan jalan secara otomatis” Ia pun tak sependapat dengan pandangan bahwa seorang aktor harus tinggal di Hollywood untuk bisa masuk ke dunia perfilman terbesar dunia tersebut. (1014)