KabariNews – Judi Mitoma memang keturunan Jepang Amerika yang lahir di California, tetapi kecintaannya terhadap seni tari Indonesia terbilang luar biasa. Pendiri sekaligus direktur Center for Intercultural Performance UCLA dan Profesor Tari di Department of World Arts & Cultures mengatakan kepada Kabari, ketertarikannya terhadap seni tari Indonesia berawal saat kuliah di UCLA. Di UCLA, dia belajar tarian Jawa dan Bali. Tarian Indonesia dimatanya merupakan kombinasi dari disiplin keindahan estetik yang tidak menampilkan ego.

Judi melihat ada unsur kemanusian dan penyerahan diri di dalam Tarian Jawa. Tarian Jawa seperti proses mendapatkan kemanusian, spiritual dan inilah mengapa anggota keraton, ingin anak-anaknya belajar menari karena dengan menari mereka belajar untuk menjadi lebih manusiawi, lebih murah hati, dan lebih bijaksana. Begitu juga dengan Wayang kulit yang sifatnya sangat spiritual.

“Sebagai contoh, apa yang bisa dipelajari dari mahabarata adalah kita bisa belajar hidup yang lebih kaya, untuk jujur, tulus, tidak arogan, tidak agresif. Dibandingkan dengan tarian Jepang yang lebih kaku, tarian Jawa lebih mengalir baik saat belajar, mengajar maupun tampil. Itu adalah proses belajar yang sangat menyenangkan. Dan tentu saja tarian Jawa sangat indah.” tuturnyaJudi telah terjun dalam berbagai proyek baik itu di kampus, kota, nasional hingga proyek-proyek internasional. Ia mengingat proyek pertamanya yang bersinggungan dengan seni budaya Indonesia. Ketika itu di tahun 1990 diadakan Los Angeles Festival bersamaan dengan KIAS (pertukaran misi kebudayaan). “Indonesia mengirim 12 perusahaan. Saya menjadi kurator di LA Festival dan meminta dibawakan gamelan ke keraton Jogjakarta untuk tampil di LA Festival. Gamelan pun dibawa berikut dengan tim sebanyak 50 orang” kata Judi.

Semalam penuh pertunjukan ditampilkan di salah satu taman di LA yang sebelumnya belum pernah dipakai tapi di buat khusus pagelaran. Taman disulap menjadi panggung besar yang sangat indah dengan hiasan hingga burung merak yang berkeliaran. Mulai dari wayang kulit, wayang orang, abdoyo evening, lawang evening dipentaskan disana. Dan bisa dikatakan LA Festival itu adalah proyek Judi terbesar dan pertama dengan gamelan Indonesia. Setelah itu, Judi membuat proyek lain dengan gamelan bali Indonesia, dengan mengundang Cudamani hingga 5 kali. Judi sangat menghargai kemampuan Cudamani yang luar biasa dengan tarian bali yang semangat dan full energi.

Selain itu salah satu proyek kesenian Judi adalah saat dia dengan pemerintah AS datang ke Bantul. Ia mengunjungi kampus ISI dan melihat begitu banyak kesederhanaan. Gedung tidak memadai, guru mengajar di lorong, direktur fakultas berkantor di garasi namun mereka tidak berhenti bekerja dengan semangat. Judi tersentuh dengan hal itu. Kemudian dia membawa pengajar tari dari Amerika ke Bantul untuk mengajar di SMA. “Itu sangat menarik. Anak-anak tidak pernah mendapatkan hal tersebut sebelumnya diajar oleh artis Amerika” kata dia

Menurut Judi, saat itu artis Amerika yang ikut sangat beragam mulai dari penari hawai, indian dancer, taco player, japanesse American. Misi Judi adalah menampilkan seni Amerika itu tidaklah seperti yang selalu muncul di televisi. Amerika itu sangat beragam, seperti juga dirinya. Kemudian Judi membawa pengajar ISI, penari, dan artis AS selama 10 minggu.

Cup Of Java

Proyek kesenian terbaru Judi saat ini adalah Cup Of Java. Cup of Java lahir berawal dari seringnya dia berinteraksi selama bertahun-tahun dengan orang Indonesia berteman sekaligus mempelajari dan merasakan tarian Jawa. Terlebih lagi saat dirinya mengetahui keberadaan ISI Yogyakarta saat masih kuliah di UCLA.

Judi pikir bisa kerjasama dengan ISI. Lantas Ia meminta penari ISI datang menari di AS dan tampil dengan iringan gamelan dari Amerika dari University of Hawaii dan Universitas Seni LA. Untuk mengerjakan persiapan proyek ini, Judi memerlukan waktu 2 tahun lebih untuk mengerjakan detil hingga waktu, biaya dan lain-lain.

“ISI harus mencari dana sendiri untuk proyek ini dengan mencari dan mengajukan pendanaan sendiri kepada donatur. ISI juga bertanggung jawab dengan persiapan tarian baru. Saya meminta tarian drama baru untuk proyek ini. “ kata dia. Maka dibuatlah tarian baru Kunti dan Karno sekaligus persiapan selama beberapa bulan. Jadi ada tarian baru, musik baru, puisi baru dan cerita baru. Kunti dan karno adalah cuplikan dari mahabarata, saat karno meminta izin kepada ibunya yakni Kunti untuk pergi berperang dengan saudaranya di perang pandawa dan kurawa. Hasilnya sangat sangat menyentuh hati Judi. Dia sangat memahami filosofi mendalam dibalik tarian baru tersebut.

“Tujuan utama proyek ini adalah membuat banyak orang tahu akan eksistensi penari dengan gamelan Jawa. Bahwa ada tarian yang sangat indah di muka bumi ini seperti tarian ini. Ada penari dan pemusik yang sangat menghargai seni. Saya tidak ingin memaksa orang untuk menyukai tarian tersebut namun ingin orang mengetahui eksistensinya” tuturnya.

Penerimaan orang pasti berbeda, namun Judi yakin akan ada sedikit orang yang akan sangat berubah hidupnya setelah melihat tarian ini seperti dirinya. Judi ingin orang melihat tarian hebat dan yakin kalau orang Amerika akan menghargai tarian ini dari hatinya yang paling dalam.

Cintailah Budaya Indonesia

Judi ingin komunitas Indonesia memikirkan secara mendalam mengenai budaya Indonesia. Ia paham kalau sekarang kita hidup dalam dunia pop dan dikelilingi media. “Saya sudah mengajar ratusan orang selama karirnya dan ingin agar orang Indonesia tidak silau dengan budaya konsumtif yang disokong industri yang melatar belakanginya. jika hanya bersentuhan dengan budaya yang didukung uang dan investor, kita akan kehilangan yang menjadi milik kita sendiri. Namun bukan berarti budaya jawa untuk orang Jawa, Bali untuk Bali, Batak untuk Batak, bukan mengenai etnik tapi untuk nasional. Harus mempelajari mengenai keberagaman. Sama seperti saya yang mengajar keberagaman dan itu bukan hal mudah.”tutur Judi.

Tapi untuk orang indonesia hendaknya mengetahui budaya indonesia yang panjang, dalam dan kaya. Bukan di waktu modern, namun untuk mengetahui nilai, nenek moyang dan apa yang membuat Indonesia begitu spesial. Ini adalah adalah konser gamelan dan tarian. Judi tahu mungkin sebagian orang Indonesia tidak tertarik untuk datang.

Namun Judi mengajak komunitas Indonesia untuk datang dan duduk bersama menikmati pertunjukan indah ini bersama dengan orang asing yang mungkin tidak tahu apa itu indonesia atau belum pernah datang ke Indonesia. Orang asing tersebut mau datang dan membayar untuk menikmati sebuah seni yang indah. “ Mereka tertarik dengan kebudayaan tersebut. Saya mengajak untuk tertarik dan bukannya hanya mengatakan saya tidak tertarik. “ katanya.

Dan sebagai seseorang yang terpelajar, Judi mengatakan untuk yakin dan mencoba karena akan ada sesuatu untuk kita yang tidak hanya sekedar tontonan. Akan tetapi ada sesuatu dalam konser ini yang akan dibawa pulang untuk direnungkan dalam-dalam mengenai negara Indonesia.

Klik disini untuk melihat Majalah Digital Kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72520

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Hosana