Masyarakat mengenalnya sebagai wanita dibalik rumah robot pertama di Indonesia beberapa tahun lalu yang berdiri di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Pun tercatat dengan hasil kreasinya berupa  robot pertama yang menggunakan hasil kerajinan dan budaya tanah air Indonesia, pernah membuat acara perakitan robot dengan peserta berkebutuhan khusus terbanyak, dan terlibat aktif di lomba menggerakan robot menggunakan android juga dengan peserta terbanyak.

Jully Tjindrawan (Direktur Robot Explorer), kini masih menyimpan semangatnya untuk terus memajukan sekaligus mengenalkan robot kepada khayalak luas. Bagaimana kiprah lulusan S-1 Fresno State dan S-2 di National University, San Diego, AS ini dan harapannya dibidang robotik di Indonesia kedepannya.  Berikut petikan wawancara Harry Prasetyo dari kabarinews.com di sela-sela acara Robot Soccer di Mall Ciputra beberapa waktu yang lalu.

KABARI:  Seperti yang diketahui Anda adalah pengusaha tekstil yang tidak ada hubungannya dengan di bidang robotik, lantas  bisa diceritakan awalnya Anda tertarik di bidang robotik?

Ceritanya saya dulu salah pesan barang, saya pikir barang-barang itu adalah barang science. Saat itu saya juga membuka kursus bahasa inggris (Ultimate Explorer).  Di kursus itu konsep pelajarannya adalah  eksperimen praktis untuk memudahkan belajar bahasa Inggris. Saya order sejumlah model konstruksi biasa untuk dirakit ke Jerman. Eh malah salah pesan yang datang satu kontainer barang-barang robotika.  Terus saya berpikir kok anak laki-laki tidak seperti anak perempuan mainnya dan tidak punya permainan dan hanya bimbel-bimbel saja. Ditambah lagi  pada saat itu anak saya sendiri membutuhkan suatu permainan tertentu tidak hanya bimbel dan memang  anak saya kursuskan musik, tapi saya mau lebih daripada sekedar musik. Singkat cerita ketika saya shop-kan robot, saya tidak hanya shop saja melainkan juga memberkati banyak orang. Terutama bagi pegawai-pegawai saya yang mendapatkan penghasilan dengan bidang yang baru ini. Dan Kenapa saya tahu ini bakalan besar karena saya juga melihat bidang robot itu di negara-negara lain sudah sangat maju.

KABARI: Beberapa tahun yang lalu Anda juga pernah mendirikan rumah robot dan apa kegiatannya? Bisa diceritakan?

Saya dirikan sebenarnya itu permintaan dari Agung Podomoro. Podomoro saat itu mau membesarkan tidak hanya selling sifatnya tetapi juga edukasi dan saya dijadikan sebagai anchor-nya dan itu berhasil. Saya pikir nothing to lose saja karena sudah terlanjur di bidang pendidikan jadi di rumah robot saya ketika itu membuat wokshop, pelatihan dan itu sempat memberkati banyak orang juga. Jadi Indonesia naik namanya di dunia, wah Indonesia memperhatikan robot, wah Indonesia peduli dengan robot ya. Responnya pun positif karena yang datang  di rumah robot tidak hanya dari orang lokal saja, melainkan juga dari luar negeri seperti dari Jepang, MIT dan negara-negara lainnya. Di rumah robot, seperti Kidszania jadi ada beberapa ruangannya dengan fungsinya masing-masing. Hanya saja rumah robot sekarang sudah tidak ada lagi karena sponsorshipnya hanya untuk dua tahun setengah. Dan memang ada banyak permintaan untuk dibangun lagi, permintaan setelah rumah robot tidak ada dan saya masuk ke sekolah dengan kurikulum. Namun saya pikir dengan masuk ke kurikulum sekolah pekerjaan saya jadi tidak ada habisnya. Kalau nanti ada waktu pasti akan dibangun lagi

KABARI: Setelah tidak ada rumah robot, lantas apa kegiatannya dan penerapannya seperti apa?

Ya keliling-keliling sekolah, kegiatan itu saya terapkan dari dulu jadi ekstra kulilkuler. Karena banyak yang berminat, sehingga dari Agung Podomoro muncullah wahana permainan rumah robot Indonesia. Walaupun rumah robot sudah tidak ada lagi tetapi banyak permintaan, khususnya dari pemerintah. Mereka meminta, karena kurikulum yang saya miliki itu bisa dibilang komplit dari tingkat TK sampai SMA. Dan menurut saya bidang robotik itu banyak sama seperti halnya pabrik HP, hanya saja kalau dibilang  masing-masing HP itu banyak kelebihan dan kekurangannya tapi kita maunya komplit semuanya. Sama seperti robot,  nah yang saya berikan sekarang lebih kepada kurikulumnya yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Dulu saya mengikuti perkembangan dunia robot di luar negeri dan pertama saya tidak ada yang membantu lantas saya kerja samanya dengan luar negeri, seperti bukunya seperti apa, alatnya seperti apa dan yang lainnya. Tetapi saya tidak terpaku pada alatnya saja. Karena semua alat punya kekurangan dan kelebihan. Dan saya mau anak itu berkreasi sendiri dan kita harus bisa berimajinasi sekaligus menciptakan sesuatu

KABARI: Dalam membuat atau mengembangkan robot, apakah mengalami suatu kendala tertentu dan kendalanya terletak dimana?

Sama halnya seperti waktu kita sarapan dan nunggu makanannnya siap. Aduh! soal alat robot  lebih lama menunggunya daripada waktu membuatnya. Seperti kayak robot rotan, itu menunggu membeli alatnya saja sudah lama. Kendalanya lebih ke bahan bakunya saja karena semuanya itu import. Untuk membuatnya memang China sudah membuat tetapi sayang cepat rusak, karena kita lebih ke arah edukasi bukan hanya sekedar untuk permainan saja. Dan China pun sadar diri robotnya banyak yang diciptakan untuk mainan saja bukan edukasi

Robot IndonesiaKABARI: Bahan bakunya diimport dari negara mana saja?

Banyak diimport alat-alatnya dari Amerika, German, Korea dan banyak negara lainnya,

KABARI: Bagaimana pendapat Anda dengan robot-robot Indonesia karena seperti yang diketahui pula banyak robot di Indonesia yang sekarang ini unjuk gigi di kancah kontes robot Internasional seperti robotnya Unikom, PENS dan harapan kedepannya?

Saya melihat perjuangan Unikom masuk ke pesawat membawa alat-alatnya saja sudah mati-matian. Karena kalau tidak ada Unikom yang juara di dunia robotik tidak ada yang menjadi penorobos di bidang ini.  Dan memang menjadi penerobos tidak pernah gampang. Saya melihat anak bangsa Indonesia itu science-nya kuat, kenapa saya berkekeh (beriskeras,red) ini harus bisa maju karena saya melihat jika kualitas bangsa berikut dengan pengetahuannya itu rendah, bangsa ini tidak bisa maju. 

KABARI: Tentu dengan dukungan pemerintah dan harapannya seperti apa kedepannya di bidang robotik?

Betul dua tahun ini saya merasakan dukungan yang lumayan, karena mereka melihat saya membuka rumah robot dan saya melihat mereka sudah mau membantu. Dan harapan saya di bidang robotik ini adalah 100 tahun indonesia merdeka itu teknologi Indonesia sudah dasyat berikut juga dengan kesediaan alat yang juga tak kalah penting. Karena saya melihat yang  punya yang bakat teknologi tidak mau belajar robot. Karena mereka jengkel di rumah tidak ada robot di sekolah juga tidak ada robot.  Semakin mereka jago  dalam teknologi makin mereka tak mau belajar robot, ngapain mereka belajar jika fasilitasnya dan alatnya tidak ada itu yang saya rasa berbahaya.

KABARI: Anda  berkecimpung dalam bidang robotik sudah terbilang lama, apa sebenarnya arti robot bagi Anda pribadi?

Robot itu adalah imajinasi dan sesuatu yang bersifat mobile, robot adalah penuh dengan imajinasi dan robot itu bergerak dan zamannya sekarang kalau kita lihat sudah sangat mobile. Kita memang sudah harus berimajinasi dan robot itu merupakan hasil dari imajinasi kita. (1009)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?66994

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis