Jauh dari keluarga jadi pilihan berat bagi semua orang, hal
ini pun pernah dikisahkan oleh H saat berbincang dengan Kabari di
telepon pertengahan Februari lalu. Hampir delapan tahun pria yang
menetap di kota New Hampshire ini berpisah dengan istri dan kedua
putranya.

Amerika merupakan negara impiannya, sejak muda H sudah berangan bisa
menginjakkan kaki dan meniti karir di Amerika. Kegemarannya dengan motor
Harley Davidson dan Jeep pun jadi faktor kenapa ia begitu mendambakan
Amerika. Namun kesempatan itu baru bisa terwujud pada 2004. Sejak
memutuskan untuk pensiun dari salah satu perusahaan penerbangan di
Jakarta, ia mulai merencanakan kembali keinginannya untuk bisa pergi ke
Amerika.

Bayangan tentang Amerika yang tersimpan diangannya ternyata berbeda
dengan kenyataan yang dihadapinya selama di Amerika. “Amerika itu keras,
harus siap mental jika benar-benar ingin ke sini” tuturnya.

“Aku masih sangat cinta Indonesia, banyak hal yang tidak bisa
ditemukan seperti di Indonesia, di Amerika semua orang sibuk mengurus
keperluannya masing-masing” tambahnya.

Ungkapan ‘I love Indonesia’ itu pun jadi satu isyarat betapa ia
merindukan Indonesia, terutama keluarganya dan beberapa macam makanan
kesukaannya seperti gado-gado dan rujak.

Kegemarannya mengkoleksi pernak-pernik Indian dan pergi ke pameran
motor Harley Davidson jadi satu hiburan untuknya jika kesepian. Berbagai
jenis pekerjaan pun pernah ia jalani, tinggalnya pun berpindah-pindah
untuk menghindari pemeriksaan dokumen pribadi. California, Sacramento,
Chicago, Boston dan terakhir New Hampshire merupakan kota yang pernah ia
singgahi.

“Aku pernah bekerja di perusahaan roti, medical suplay, perusahaan cokelat, dan terakhir di perusahaan suku cadang mobil,” ungkapnya.

Ia ingin sekali pulang ke Tanah Air, bahkan ia berharap bisa kembali
berkumpul dengan keluarga dan jadi pengusaha kecil setibanya di Jakarta.
Besar harapannya dapat kembali ke Indonesia dengan membawa serta
koleksi pernak-pernik Indian, mesin Harley dan beberapa alat-alat
Jeep-nya. “Aku ingin sekali membuka bengkel khusus Harley dan Jeep kalau
nanti sampai di Jakarta, tapi sepertinya sulit karena untuk mengurusnya
tidak sedikit biaya yang dibutuhkan, apalagi membawanya pulang ke
Indonesia,” bebernya.

Namun kini harapan itu tinggal kenangan, pria yang mengaku dirinya
pencinta Harley sejati ini, pada Minggu (20/2) waktu setempat
menghembuskan nafas terakhirnya akibat serangan jantung.

H memiliki pribadi yang riang dan bersahaja, ia tidak pernah mengeluh
ketika sakit menderanya, bahkan menurut teman-temannya selama tinggal
dan menghabiskan waktu bersama-sama, H tidak sekalipun mengeluh sakit.
Sebaliknya , ia begitu memberi perhatian dan mencoba menasehatinya jika
ada teman yang terlihat kurang sehat.

“Dia orang baik, meski baru beberapa bulan ini saya dekat dengannya. .
Kini dia sudah dipanggil Tuhan dan semoga akan mendapat tempat yang
layak di sisi-Nya”, ungkap Roy, salah satu sahabatnya yang mengaku
mengantar dan menunggui H saat dibawa ke rumah sakit. ( Pipit )

Untuk mendengarkan Podcast Part 2, Klik di sini

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36426

Untuk

melihat artikel imigrasi Amerika lainnya, Klik

di sini

Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :