Sejak dia mendapat pekerjaan,
semuanya tampak berjalan lancar. Robert mengaku meski sibuk, dia
menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan keluarganya, baik via
telepon atau surat.

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1994 barulah muncul masalah dalam
rumah tangga Robert. Rupanya selama di Amerika, istri Robert
berselingkuh dengan pria lain hingga mengandung anak. Awalnya Robert
sama sekali tidak tahu mengenai hal ini, bahkan informasi ini didapat
dari pihak keluarganya, sementara dari pihak keluarga istrinya berusaha
menutup-nutupi.

“Ketika itu saya dikirimi surat tanda lahir seorang bayi dari rahim
istri saya dimana disebutkan Bapak dari jabang bayi itu adalah
saya.Surat itu dikirim oleh orang tua saya. Pertanyaannya, bagaimana
mungkin istri saya hamil lagi, sementara saya di Amerika tinggal
bertahun-tahun?’ tanya Robert.
Bagai disambar petir di siang bolong, Robert mengaku sangat terkejut,
sekaligus marah. Tapi dia mengaku tidak serta merta mempercayai
surat-surat itu. Dia lalu menghubungi keluarganya untuk memastikan.

“Rupanya istri saya melahirkan pada bidan yang kebetulan kenal
dengan marga Sirait, marga keluarga saya.Bidan itu kemudian
melaporkannya kepada orang tua saya untuk memastikan apakah perempuan
yang melahirkan itu adalah menantu mereka dengan menunjukan foto-foto,”
kata Robert. Orang tua Robert pun mengamini bahwa wanita itu adalah
menantunya sendiri.

Robert terkejut mendapat kabar ini dan ingin segera pulang ke
Indonesia. “Waktu itu saya benar-benar sudah tidak punya pikiran
apa-apa selain ingin pulang. Rasa marah, kecewa, sedih, campur aduk
menjadi satu,” kata Robert.

Dia bahkan sempat merasa sangat marah hingga ingin membunuh istrinya
dan pria selingkuhannya itu. “Pokoknya kalau saya pulang, biar saya
bunuh mereka berdua, saya tak peduli,” ujar Robert geram.

Untungnya di saat sedang kalap seperti itu, teman-temannya dari Gereja
selalu mengingatkan dirinya akan kebesaran Tuhan. Mereka menyarankan
supaya Robert tidak pulang ke Indonesia dalam keadaan marah atau emosi.

Robert lalu menelepon mertuanya pada tahun 1996. Ketika itu
mertuanya menjawab, bahwa semua itu adalah berita bohong dan menyatakan
anak lelaki itu tidak ada. Mertuanya juga menyuruh dia pulang untuk
membuktikannya sendiri. Mendengar jawaban mertuanya, Robert mengaku
mempercayainya.

Sejak itulah Robert memegang kata-kata dari mertuanya, bahwa
istrinya tidak selingkuh dan tidak melahirkan bayi. Robert lalu kembali
menjalani hidup seperti biasa. Dia masih terus berkomunikasi dengan
istri dan anaknya. Dia bahkan tetap mengirimkan uang setiap bulan untuk
anak dan istrinya.

Kemudian pada tahun 2007, terjadilah suatu prahara di pihak keluarga
istrinya soal pembagian warisan. Salah satu kakak dari istrinya, sebut
saja bernama Bertha, kecewa dan menghubungi Robert. Bertha menceritakan
peristiwa perselingkuhan istri Robert.

“Saya yang waktu itu sudah tidak mau mengutak-atik masalah, kaget. .
Bertha bilang, perselingkuhan itu benar terjadi Anak hasil
perselingkuhan itu diserahkan kepada salah satu famili dengan uang
penggantian Rp.8 juta yang diterima mertua saya,” kata Robert.

Robert mengaku terkejut sekali, karena kakak dari istrinya juga
menceritakan, bahwa pada bulan November 1999 istri Robert diam-diam
menceraikan dirinya. Alasannya, karena Robert tidak memberikan nafkah
selama bertahun-tahun. Robert memang sempat dipanggil pengadilan agama,
tapi dia tiga kali tidak datang, sehingga putusan cerai pun keluar.

Menurut Robert lewat pengakuan Bertha, istrinya menceraikan dirinya
hanya untuk kawin dengan lelaki selingkuhannya. Tapi setelah berusaha
kawin, barulah ketahuan bahwa selingkuhannya sudah punya anak dan
istri. Akhirnya istrinya malah tidak bisa kawin dengan selingkuhannya
dan mulai mencari jalan untuk rujuk kembali.

Setahun kemudian setelah berusaha meminta rujuk dan Robert
meluluskannya pada tahun 2000. Pertimbangan Robert, dia melakukan ini
demi anak perempuannya. Istrinya kemudian mengatakan dia telah mengurus
surat rujuk ke Gereja. “Istri saya bilang, surat rujuk sudah diperoleh,
sehingga kami resmi kembali sebagai pasangan suami istri,” kata Robert.

Orangtua Robert lalu meminta surat rujuk itu, tapi hingga beberapa
tahun surat rujuk tak pernah ada. Robert mengaku tidak tahu hukum
perkawinan dan ketika itu dia mengiyakan saja. Setelah kembali
berstatus suami istri kembali, dia pun rutin mengirim uang bulanan
kepada anak dan istrinya.

Kemudian pada tahun 2007, setelah hampir tujuh tahun barulah dia
tahu,bahwa hukum perkawinan Gereja tidak mengenal kata rujuk. Cara yang
ditempuh adalah orang yang sudah bercerai harus datang ke Gereja dan
menikah kembali.
“Jadi selama tujuh tahun itu saya dibohongi istri saya. Kalau saya tahu
status saya adalah cerai dari dia, ngapain saya kirim uang untuk dia
selama tujuh tahun ini?” kata Robert.

Robert juga mendapat cerita dari anaknya yang ketika itu sudah sudah
kelas enam (SD) bahwa lelaki selingkuhan istrinya itu masih kerap
datang ke rumah, sejak tahun 2000 sampai tahun 2003.

Sejak tahu dirinya kembali dibohongi, Robert sudah tidak percaya lagi
kepada istrinya. Dia lalu memutuskan hanya akan mengirimkan uang kepada
anak perempuannya yang bernama Marcella. Dengan statusnya yang jelas
kini sebagai duda, Robert mengaku merasa lebih lega.

Bertemu Langsung Dengan Marcella Lewat Skype

Sejak Robert pergi ke Amerika beberapa tahun lalu, dia meninggalkan
seorang istri dan anak perempuan yang ketika itu baru berumur 1 tahun
bernama Marcella. Selama dia di Amerika dia memang rajin menelepon
setidaknya satu kali seminggu.

“Meski saya jauh dari rumah, saya tidak ingin ketinggalan mengenai perkembangan anak perempuan saya,” kata Robert.

Selama ini Robert hanya bisa melihat Marcella lewat foto yang
dikirim via email, dia tak pernah bertemu dengan anaknya itu sejak 17
tahun lalu. Baru pada tahun 2009 dia bisa melihat langsung wajah
anaknya lewat Skype.
Robert mengaku menangis melihat wajah Marcella secara langsung di layar
komputer. Anak perempuan yang dulu ditinggalkannya itu kini sudah
menjadi seorang gadis yang cantik dan pintar.

Dia meminta maaf kepada Marcella karena selama ini tak bisa
mendampingi dirinya tumbuh dewasa. Marcella juga menangis ketika begitu
melihat langsung wajah ayahnya. Mereka seolah ingin berpelukan melepas
rindu, tapi sayang jarak memisahkan mereka.

Robert berencana akan menikah kembali dengan wanita kenalannya di
Amerika. Dia juga berencana kembali ke Indonesia suatu saat nanti.
Robert sekarang sedang mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk
seperangkat peralatan bengkel bernilai ribuan dollar yang dia beli dari
hasil keringatnya. Peralatan bengkel itu akan dibawanya sebagai modal
membuka bengkel mobil di Indonesia.

Kepada Kabari Robert mengatakan, ”Saya pasti akan kembali ke Indonesia, Indonesia adalah tanah air saya,” kata Robert.

Podcast Part 1, Klik disini
Podcast Part 2, Klik disini
Podcast Part 3, Klik disini
Podcast Part 4, Klik disini
Podcast Part 5, Klik disini
Podcast Part 6, Klik disini
Podcast Part 7, Klik disini
Podcast Part 8, Klik disini


Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34600

Untuk melihat Berita Indonesia / Kisah lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :