Jakarta, KabariNews.com – Buku “Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Bank Century” karya George Junus Aditjondro yang sempat kontroversial mendapat tanggapan.

Bertempat di Hotel Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (6/1), sebuah buku yang disebut-sebut sebagai buku tandingan dari buku “Membongkar Gurita Cikeas” baru saja diluncurkan.

Buku tersebut merupakan karya Setiyardi yang diberi judul “Hanya Fitnah & Cari Sensasi, George Revisi Buku”.

Buku karya Setiyardi ini mengulas seputar isi buku George yang mendapat kecaman banyak pihak.

Di buku setebal 35 halaman itu Setiyardi menuliskan beberapa kelemahan yang ia lihat dari buku karangan George, mulai dari sisi metologi penulisan hingga kontennya.

Menurut Setiyardi, George banyak menulis kesimpulan yang hanya berdasarkan data sekunder tanpa melakukan konfirmasi pada narasumbernya.

Dalam buku “Hanya Fitnah & Cari Sensasi: George Revisi Buku,” tersebut, mantan watawan Tempo ini hanya memberikan penilaian terhadap karya George dan mencoba mengkritisinya.

“Saya tidak bermaksud membuat tandingan, ini buku resensi. Saya sebagai pembaca terpanggil untuk menilai buku karya George”’ ungkap Setiyardi.

Dalam peluncuran bukunya, Setiyardi mengaku siap mempertanggungjawabkan hasil karyanya tersebut.

Menurutnya, yang membuat buku George mendapat banyak kritikan adalah mengenai metodologi penulisannya.

Goerge dinilai hanya mengutip dari media massa dan dituangkan pada bukunya.

“George hanya mengutip dari pemberitaan yang ada. Kliping-kliping itu tidak diverifikasikan kepada yang bersangkutan, padahal narasumbernya masih hidup dan bisa dikonfirmasi, itu yang pertama. yang kedua adalah masalah kontennya,” ujar Setiyardi.

Setiyardi mengakui bahwa permintaan bukunya tersebut meningkat, meski belum dipasarkan, ia mengklaim bahwa pesanannya sudah mencapai 2.400 buku.

Lebih lanjut ia juga menegaskan, bahwa pembuatan buku “Hanya Fitnah & Cari Sensasi: George Revisi Buku,” ini adalah sebagai bentuk tanggapan dirinya sebagai seorang pembaca buku George, serta dengan latar belakang bisnis usaha penerbitan yang dimilikinya.

“Buku ini bukan pesanan siapa-siapa, bukan pesanan Istana, Partai Demokrat atau PDIP. Tidak ada siapa-siapa yang mensponsori pembuatan buku ini, buku ini berisi respon saya terhadap buku George. Selain itu, pembuatan buku ini juga untuk kepentingan bisnis perusahaan penerbitan yang saya miliki,” ucapnya.

Hingga saat ini Setiyardi mengaku telah memperbanyak produksi bukunya tersebut hingga 10.000 eksemplar, dengan harga jual Rp 15.000.

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/ajuaJwKG_oA&hl=en_US&fs=1&”></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/ajuaJwKG_oA&hl=en_US&fs=1&” type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34317

Untuk melihat Berita Indonesia / Khusus lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :