Suatu hari di tahun 1999, Budi
Soehardi sedang makan malam bersama keluarga di rumahnya di Singapura. Budi menyaksikan
acara televisi tentang situasi Timor-Timur pasca tahun 1999,  ketika itu dia dan keluarga melihat para
keluarga pengungsi tinggal di kardus-kardus dan makan seadanya.

Budi tercenung lalu menatap
istrinya dalam-dalam. Tanpa kata, di dalam hati mereka seolah sepakat bahwa
mereka harus berbuat sesuatu untuk para pengungsi Timor-Timur.

“Sebetulnya  kami sekeluarga sudah ada rencana untuk
berlibur. Tapi malam itu juga kami sepakat, untuk mengalihkan tempat liburan kami
jadi ke Kupang. Kami ingin mencoba liburan dengan suasana yang baru  sekaligus melakukan aksi sosial,” ujar Budi
ketika berbincang dengan Kabari  di Los Angeles awal November
lalu.

Kabari memang dapat kesempatan langka
bertemu dan mewawancarai langsung Budi Soehardi ditengah kesibukanya yang padat
sebagai pilot Singapore Airlines.  

Roslin Orphanage

Tahun 2000 setelah mendapat jatah
cuti tahunan 40 hari penuh, Budi benar-benar melaksanakan niatnya. Bersama keluarga
tercinta mereka berangkat ke Kupang. Dari sanalah baru dia melihat secara langsung,
betapa menyedihkan tinggal di pengungsian. “Saya benar-benar terenyuh. Bayangkan,
dalam kondisi normal saja air memang susah di dapat, apalagi dalam kamp
pengungsian?” ujar Budi lirih.     

Di tahun itu pula akhirnya Budi
dan istrinya Peggy Lakusa, memutuskan mendirikan Panti Asuhan Roslin di Kupang.
 Panti Asuhan dibangun dan dibiayai
sendiri oleh Budi. “Roslin kami jalankan dari gaji bulanan saya dan kadang ada
juga dari teman-teman  yang memberi .
Tidak pasti ada, tapi Puji Tuhan kami selalu dicukupkan,” kata Budi.

Saat ini Panti Asuhan Roslin memiliki
ratusan anak asuh dari mulai bayi hingga remaja. Selain mendirikan panti
asuhan, Budi dan istrinya juga masih melakukan berbagai kegiatan sosial lain,
seperti   keliling kampung membagikan pakaian dan makanan.
“Kami juga kami juga membawa buku ke desa-desa dengan 2 mobil perpustakan kami,
ini kami lakukan supaya anak-anak di desa itu tetap bisa mendapatkan
pengetahuan,” ujar Budi. Saat ini anak asuh lansung di bawah Panti Asuhan Roslin
ada sekitar 400 anak dari total 1.300 anak di berbagai desa di Nusa Tenggara
Timur.

Untuk mencukupi kebutuhan panti,
Budi benar-benar tak mau mengandalkan orang lain. Sepanjang dirinya masih
mampu, semuanya dia usahakan dari kocek pribadinya. “Tapi kalau ada yang mau
membantu, kami persilahkan,” kata Bapak yang telah dikarunia tiga orang anak
ini.

Panti asuhan Roslin bukan cuma sebagai
tempat penampungan orang tak mampu semata, tapi juga tempat pembekalan para
penghuni panti untuk bisa hidup di masyarakat kelak. Maka tak heran selain
kegiatan belajar, anak-anak panti juga diajarkan berbagai cara untuk mencukupi
kebutuhan hidup, misalnya dengan bercocok tanam atau memelihara hewan ternak.

Indahnya Masa Kecil  

Apa yang didapat dan bisa
dilakukan Budi saat ini, sedikit banyak diakui Budi karena pengalamannya semasa
kecil. Budi mensyukuri punya masa kecil yang indah. “Meski keluarga kami bukan keluarga
berkecukupan, masa kecil saya cukup indah, “ tutur Budi.

Budi adalah anak  bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya dosen IKIP Yogyakarta
dan  ibunya seorang guru. Rumahnya di Klitren,
Yogyakarta,  dekat sekali dengan Gereja, sehingga dia
merasa amat senang. “Saya senang tanaman dan olah raga, Saya tidak merokok dan
minum kopi sampai sekarang. Kami sekeluarga memang senang bercocok tanam, sehingga
kami tidak kekurangan jika tidak ada beras, karena kami punya pisang, sawo dan
papaya selalu ada sepanjang tahun, singkong ( cassava), talas, nangka, melinjo
dan kelapa ada semua dihalaman kami walaupun kami tinggal ditengah kota,” urai
Budi.

Karena punya masa lalu yang cukup
indah di kota
yang juga terkenal indah, Budi merasa sedih begitu melihat anak-anak pengungsi harus menerima beban sebegitu berat di usia yang masih sangat belia. “Saya haru
sekali, masih kecil mereka sudah kehilangan orangtua, kehilangan kasih sayang. “
kata Budi.

Budi juga ingat, dia kebagian
tugas  menyapu halaman  rumah setiap pagi sebelum sekolah.
“Setelah selesai menyapu saya lari dari rumah sampai ke monumen Tugu. Setiap
pagi saya catat waktu berlari saya semakin baik dan ini terbukti olahraga itu
banyak berguna buat kesehatan,”

Mendapat Perhatian CNN

Kiprah Budi besama istrinya, Peggy Lakusa,  dalam membangun panti asuhan Roslin, sungguh
merupakan penebar harap bagi anak-anak pengungsi.  Mereka bukan saja menjadi teladan bagi
anak-anak asuhnya, tapi seolah sudah menjadi orangtua mereka sendiri.

Apa yang dilakukan Budi yang kadang
terlihat sepele oleh orang lain, nyata-nyata telah membantu ratusan anak-anak
pengungsi mendapatkan kembali hak mereka yang tercerabut karena perang. Yakni belajar,
bermain, dan merajut masa depan.

Hal inilah yang kemudian mendorong
stasiun televisi terkemuka CNN memasukan sosok Budi Soehardi sebagai satu dari
10  finalis “CNN The Real Heroes,”  sebuah acara bergengsi tahunan dari CNN.

Sampai saat ini Budi yang masih
bekerja sebagai pilot Singapore Arlines ini,  kerap bolak-balik Indonesia-Amerika untuk
berbagai keperluan acara tersebut. Namanya pun sontak dikenal luas di seluruh
dunia. Apalagi Budi merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia.

Namun Dia mengatakan, apa yang
dilakukan saat ini semata-mata sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai manusia
yang melayani Tuhan. “Tuhanlah yang membuat saya  sampai sejauh ini, semuanya karena karunia Tuhan,
“ kata Budi pelan.

Acara  pemilihan “CNN The Real Heroes” sendiri akan
dilakukan sampai 26 November dengan cara voting terbanyak.
Ayo vote Budi Soehardi menjadi “CNN The Real Heroes” di

www.cnn.com/heroes

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/MDAv8cgdqFQ&hl=en_US&fs=1&”></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/MDAv8cgdqFQ&hl=en_US&fs=1&” type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Klik di sini untuk lihat video Part-2

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?34008

Untuk melihat Berita Indonesia / Kisah lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :