Menghitung satu tambah satu sih gampang, bagaimana kalau
menghitung bilangan yang mencapai ratusan bahkan ribuan hanya dengan
hanya mengandalkan jari tangan? Metode Jarimatika bisa mengatasinya.
Jarimatika merupakan metode menghitung cepat menggunakan seluruh jari
tangan kita.

Ibu Ari, salah seorang pengurus Jarimatika
cabang Rawamangun mengatakan, ide ini berawal dari Ibu Septi, seorang
ibu rumah tangga di Salatiga. Ia mencoba mengajarkan anaknya menghitung
dengan menggunakan jari. Tidak sekedar menggunakan jari, namun
memodifikasi penggunaan jari dalam menghitung. Dari sanalah metode ini
tercipta.

Dalam menghitung, setiap jari memiliki bilangan
atau ‘kode’ tersendiri. Misalnya jari telunjuk tangan kanan menunjukkan
angka satu. Dua jari tangan menunjukkan angka 2 dan seterusnya.
Sedangkan jari kiri menunjukkan angka puluhan. Selain menyatakan satuan
dan puluhan, Jarimatika juga memodifikasi penggunaan jari sehingga
mencapai ratusan dan ribuan. Tujuannya, untuk memudahkan berhitung. Dan
dibandingkan metode-metode hitungan lainnya, Jarimatika terbilang mudah
karena tidak menggunakan alat hitung.

Jarimatika memiliki
banyak cabang, salah satunya cabang Rawamangun yang sudah berdiri sejak
pertengahan 2005. Jumlah cabang Jarimatika tersebar lebih dari 300
cabang di seluruh Indonesia. Uniknya, tempat mengajar ini bukanlah di
dalam gedung, melainkan perumahan, sehingga membuat anak feels like home.

Setiap
minggu, mereka memiliki 2 kali pertemuan dan setiap pertemuan berdurasi
70 menit. Di Jarimatika terdapat empat level. Level pertama mereka
diajarkan tambah-tambahan. Kemudian semakin tinggi level, semakin
bertambah tingkat kesulitan, seperti belajar mengkalikan dan membagi.
Firdaus, salah satu staf pengajar di Jarimatika menerangkan, bahwa
setiap level biasanya berdurasi sekisar 3 bulan. Namun semua itu
tergantung seberapa cepat murid menangkap semua pelajaran. Semakin
cepat menangkap pelajaran, maka semakin cepat naik level. Muridnya
sendiri mulai dari Taman kanak-kanak hingga dewasa, bahkan ada seorang
murid yang berusia 21 tahun dan baru saja menguasai metode
hitung-hitungan ala Jarimatika ini.

Para pengajar di sini
juga tidak menggunakan alat hitung. Pokoknya semua menghitung
menggunakan jari, begitupula ketika mereka memeriksa pekerjaan murid.
Tidak ada kunci jawaban. Para guru harus menghitung sendiri dengan jari
dan mencocokan jawaban dari soal-soal yang dikerjakan murid.

Ketika
memasuki ruang kelas, terlihat anak-anak begitu riang mempelajari
Jarimatika. Ruang kelas yang mungil dan tidak terlalu ramai, namun
berisikan anak-anak yang kompak. Ketika diberikan satu pertanyaan,
“Coba hitung berapa, 4 X 5 – 12 X 7 +
8 + 5 + 102 dan terakhir di kali 3?” tanya seorang guru. Bersamaan guru
tersebut mendiktekan soal, serempak anak-anak memainkan jari-jari
mereka dengan cekatan sembari mulutnya komat-kamit menghitung. Tak
sampai tiga detik usai pertanyaan dibacakan, anak-anak itu menjawab
kompak “Lima ratus tiga belas Bu…”
Kabari diam-diam juga
menghitung dengan kalkulator yang tersedia di ponsel, dan jawabannya
anak-anak itu tepat! Luar biasa. Penasaran, kali ini Kabari yang memberi pertanyaan, “Berapa 7 X 7 x 19 X 2 + 27 X 4 + 1 – 200 dan dikurang 550?” dan anak-anak itu menjawab dengan cepat “Enam ribu delapan ratus tujuh!”. Tepat. Kabari pun geleng-geleng kepala.

Selain
untuk pendidikan, Jarimatika ternyata mampu membantu orang yang terkena
stroke. Penderita stroke biasanya kesulitan menggerakan jari. Namun
dibantu dengan Jarimatika, perlahan-lahan mulai bisa menggerakan jari
sekaligus belajar menghitung.

Belajar Jarimatika per bulan
dikenakan biaya 150 ribu rupiah. Total murid di Jarimatika Rawamangun
ini bekisar 150 murid. Dalam satu kelas, dibatasi paling banyak 15
murid saja agar setiap murid bisa fokus dan konsentrasi belajar. Dengan
Jarimatika anak-anak memang akan lebih cepat dalam menghitung, jadi
seperti boleh dicoba nih.. (chika)

Lihat videonya di sini

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/W3yXNrR3skE&hl=en&fs=1″></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/W3yXNrR3skE&hl=en&fs=1″ type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32476

Untuk melihat Berita Indonesia / Pendidikan lainnya, Klik disini

Untuk Tanya Jawab tentang Artikel ini, Klik www.KabariForum.com,

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket